"Ayo foto bareng!"
"Nggak usah, aku aja yang ambil fotonya."
Jujur saya sering mengatakannya. Saya sering diajak foto teman tapi malah saya yang menawarkan diri untuk yang pegang hp dan memfoto mereka. Saya sebenarnya memiliki banyak alasan mengapa tidak mau berfoto.Â
Dan saya pikir banyak yang memiliki alasan yang sama dengan saya. Saya juga melakukan riset kecil, seperti mencari jawaban netizen melalui beberapa media sosial mengenai ini. dan sebagian jawabannya sama antara satu dengan yang lainnya.Â
Saya juga merasa seperti itu, misal yang paling banyak adalah alasan tidak percaya diri atau bisa saja hanya malas.Â
Namun malas ini pun perlu ditelusuri, mengapa seseorang berfoto? Dan bisa saja alasannya kembali ke poin satu, karena tidak percaya diri, seseorang bisa jadi malas mengambil foto apalagi jika di depan orang banyak.
Ada beberapa habit atau kebiasaan khas orang yang tidak suka berfoto, namun jangan dipukul rata. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda.Â
Bisa saja kamu salah satunya namun habit di bawah ini tidak kamu punyai, atau hanya satu dua diantaranya saja. Berikut kebiasaan-kebiasaan yang mungkin dimiliki orang yang tidak suka berfoto:
- Menghindari foto bareng
- Lebih suka foto sendirian/selfi
- Foto profil jarang foto diri sendiri
- Lebih suka foto pemandangan
- Kabur kalau difoto
- Lebih memilih yang memfotokan saja
- Foto menutupi wajah
- Sering kecewa dengan foto diri padahal gak jelek-jelek amat
Ada banyak faktor mengapa seseorang tidak suka berfoto, dan mungkin kamu juga memiliki alasan tertentu.Â
Berikut yang mungkin menjadi faktor seseorang menghindari foto:
- Tidak percaya diri, lost confidence
- Malu berpose di depan orang lain, social anxiety
- Merasa tidak photogenic
- Merasa fotonya nanti jadinya tidak bagus
- Merasa tertekan dan tidak nyaman di depan kamera (pressure)
- Merasa tidak good-looking
- Tidak nyaman/benci melihat potret diri sendiri di foto
- Jika foto dengan orang lain merasa diri sendiri yang paling jelek/aneh
Faktor di atas adalah masalah inferior dalam diri seseorang. Ya, itu bisa saja terjadi. Terutama jika memiliki mental trauma tertentu, seperti sering dikatain jelek dari kecil, sering ditertawakan salah satu bagian tubuh, dan faktor-faktor pikologis lainnya.Â
Saya sendiri merasa tidak good-looking saat berfoto, saya merasa kalau teman-teman saya itu cantik-cantik dan cuma saya yang jelek, pokoknya langsung minder deh kalau foto bareng.Â
Dulu pas masih sekolah, SD, SMP bahkan SMA, banyak tetangga yang membandingkan saya dengan saudara-saudara saya yang cantik dan ganteng.Â
Padahal orang tua saya tidak pernah membandingkan anak-anaknya. Itu membuat saya tertekan dan tidak merawat tubuh saya sendiri. Bahkan saat menulis ini pun saya masih memiliki beban mental tersebut, seperti tidak merasa cantik, apalagi saya perempuan.
Namun meski alasan-alasan tekanan mental di atas, mungkin saja seseorang tidak suka difoto  karena faktor di bawah ini:
1. Merasa tidak ada manfaatnya (unfaedah)
2. Buang-buang waktu, tidak penting
3. Foto hanya disimpan untuk diri sendiri, tidak untuk di post di sosmed
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan, memang ada kondisi yang disebut dengan "Efek Foto Cermin".Â
Fenomena bercermin terulang setiap hari, kita melihat potret diri sendiri di depan cermin dan terbiasa dengan itu. Tetapi saat difoto, gambar diri kita berbalik dari bercermin. Itu bisa jadi tidak nyaman dilihat karena merasa itu bukan kita yang biasanya.Â
Sedangkan orang lain sudah terbiasa dengan potret kita dari kiri ke kanan. Ini yang menimbulkan lebih nyaman foto selfi, karena ada fitur kamera depan yang mana, sama dengan cermin.Â
Di laman viva.com, fenomena ini dijelaskan ada dalam buku Wierdest Question, Persistent Rumors, Enexplained Phenomena karya Mithchelll Moffit dan Greg Brown, edisi Bahasa Indonesia hal 111. Dari diskusi ini saya makin yakin kalau fobia kamera itu memang nyata adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H