Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jika Sherlock Holmes dan Detektif Conan Ada di Dunia Nyata

27 Desember 2021   00:20 Diperbarui: 31 Desember 2021   00:50 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bukan orang-orang terkenal, mungkin orang berdeduksi tinggi seperti mereka akan menghabiskan waktu membaca buku sembari mendengarkan podcast yang bermanfaat, atau mendengarkan rencana bisnis, atau mendengarkan musik klasik. 

Seperti halnya Sir Holmes yang tidak sengaja menonjol di masyarakat karena dia memang seorang detektif dalam serial cerita, begitu pula Conan yang dengan kecerdasannya selalu dapat menemukan celah pembunuh atau kriminal dalam melakukan kejahatannya. 

Mereka berdua adalah contoh dari para jenius yang tidak sengaja menonjol, namun dengan sendirinya menjadi famous karena bakat mereka diketahui khalayak luas.

Misal saja Bapak Presiden Habibie yang memiliki IQ 200, saya tidak bisa membayangkan betapa senangnya saya jika mengobrol dengan tokoh jenius semacam beliau, saya akan sangat amat senang tak terkira.

Namun bagaimana dengan para jenius yang belum diketahui publik? Tentu saja saya yakin seratus persen bahwa ada orang-orang jenius yang belum/tidak ingin muncul secara sengaja di publik. Mereka menyimpannya da menyembunyikannya dari orang sekitar, serta hidup normal layaknya orang biasa. 

Alasan terbesar mereka mungkin, mungkin ya, mungkin adalah tidak ingin menjadi pusat perhatian, bersifat introvert, serta merasa tidak nyaman diketahui banyak orang, apalagi banyak dipuji.

Apalagi di era canggih zaman sekarang, tentu anda pernah melihat ada anak kecil jago coding, programmer, ahli matematika, fisika dll, ahli robotic, atau ahli dalam bidang lain padahal mereka masih sangat muda. 

Teknologi membantu anak-anak zaman sekarang belajar lebih banyak, lebih cepat dan lebih efektif. Jadi kalau disebut Conan dan Sherlock Holmes mungkin kurang tepat, karena toh meskipun ilmu deduksi dan pemikiran mereka yang luar biasa dalam memecahkan masalah, fakta bahwa zaman kita dengan mereka berbeda, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak. 

Di zaman Conan ada ponsel namun tidak secanggih saat ini, sedang di zaman/latar waktu cerita dari Holmes masih terbilang era kuno.

Jika mereka berdua benar-benar ada, tentu para jenius tersebut akan muncul di banyak bidang profesi, bukan hanya detekktif. 

Di luar negeri sendiri memang banyak profesi detektif mandiri dimana klien bisa meminta bantuan detektif swasta bukan dari polisi atau FBI (lembaga resmi), entah di Indonesia ada atau tidak, mungkin yang tahu bisa tolong beri komentar di kolom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun