Setelah dia menyinggung zodiak, tentu saja kami berdebat untuk beberapa saat. Dan setelah itu, bisa Anda bayangkan ya, itu sesuai dengan imajinasi Anda. Dia keukeuh bahwa saya memang berwatak sesuai dengan zodiak saya.
Saya sendiri penasaran apakah zodiak saya seperti itu. Sebenarnya saya baru-baru ini agak tertarik dengan topik ini setelah mengingat perbincangan saya dengan teman saya (terjadi beberapa tahun lalu).
Jika Anda bertanya apakah saya percaya zodiak, maka jawabannya, saya berusaha semaksimal mungkin tidak percaya, meskipun kendatinya saya tetap penasaran dan mencari informasi tentang hal itu, dengan alasan yang tentu familiar dengan Anda, yaitu saya merasa bahwa apa yang dipaparkan zodiak mengenai watak dan kepribadiannya agak mirip dengan saya.
Mengapa ya bisa begitu?
Mengapa ini benar?
Eh, ini kok mirip saya ya?
Wah ini sih memang kepribadian saya!
Benar nih, ini sama kayak aku!
Kira-kira begitulah batin saya ketika melihat informasi tentang zodiak dan itu memang cocok dengan kita.
Perhatikan baik-baik, anda boleh percaya atau tidak, tapi saya akan tetap mengatakan ini.
Zodiak itu benar.
Zodiak adalah sesuatu yang benar namun dari sudut pandang psikologi, bukan ramalan.
Kalau disebut ramalan ya mungkin ada benarnya, namun itu lebih mirip prediksi yang memiliki dua pilihan: bisa salah atau bisa saja benar.Â
Sayangnya ramalan di sini bagi orang-orang berarti sesuatu yang absolut, entah untuk saat ini, masa lalu ataupun masa depan atau setidaknya mereka memiliki tinggi persentase terhadap kebenarannya.
Saya akan menjelaskan menurut pandangan saya mengapa saya bilang zodiak benar dari sudut pandang psikologi.
Alasan pertama adalah lemahnya manusia terhadap diri mereka sendiri. Orang-orang di sekitar kita adalah tempat berkeluh kesah, namun tidak selamanya, jadi di mana kita mendapat mendapat kepercayaan diri.Â
Entitas kita sebagai individu, seperti memiliki satu tubuh, satu pikiran dan satu perasaan adalah hal yang mutlak. Dan yang kita butuhkan adalah kesadaran mengenai diri sendiri.
Jadi bagaimana jika diri kita sendiri (orang dewasa) sulit membangun jati diri? Bagaimana jika kita hilang dalam kesadaran?Â