Selanjutnya prosedur terapi bekam diberikan yang difokuskan pada titik utama hipertensi di bagian punggung selama 15 menit. Setelah prosedur terapi bekam diberikan maka dilakukan pengecekan tensi post (setelah) guna melihat tekanan darah setelah diberikan terapi bekam apakah ada perubahan atau tidak.
"Enak mbak, setelah dibekam jadi enteng, ngantuk," tutur mbah Muginah sambil terkekeh.
Dari kegiatan ini didapatkan hasil bahwa terapi bekam efektif dalam menurukan tekanan darah tinggi. Namun, sebaiknya terapi ini tidak hanya sekali saja diberikan melainkan rutin dilakukan minimal 1 bulan sekali agar hasil lebih maksimal. Perlu diingat bahwa terapi bekam merupakan tindakan dengan prosedur yang berkaitan dengan darah sehingga prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional guna mengurangi risiko penularan penyakit dan terjadi hal yang tidak diinginkan. Melalui kegiatan ini kami mengajak lansia yang memiliki hipertensi untuk berikhtiar melalui pengobatan terapi bekam untuk meningkatkan kualitas hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H