Hari ini, adalah hari terakhir. Saat berat untuk berpamitan dengan rekan kerja yang sudah seperti keluarga sendiri. Saat-saat indah menjalankan proyek, dan saat-saat berat ketika proyek harus segera kelar sesuai jadwal yang di nanti. Dan saat ini, saat terberat meninggalkan senyuman itu, senyuman manis yang sudah datang walau di saat Aku akan segera pulang. Kadang dunia ini memang tak pernah memberikan arti keindahan disaat harus berpisah. Mau tidak mau Aku harus menemuinya untuk melihat senyumanya.
Aku mendahului pembicaraan untuk segera pamit, "Hi.. I ask for leave, Thanks for cooperation in our job." , ungkapku.
"Really.. You will not go back again??" , jawabnya. Sungguh tak percaya.
Dengan suara pelan dan lirih, Aku menjawab: "Right.. Just, I want to go home."
"But your job and your position is great in your career." , dengan mata berkaca-kaca ingin segera menjatuhkan air matanya.
"I will stay in my country." , kata terakhir di saat aku melihat senyuman yang tak seperti biasanya, senyuman yang menyembunyikan manis dan tangis.
Dan aku bergegas untuk segera meninggalkan ruangan ini, karena siang ini pesawat akan berangkat dan akan membawaku pulang. Berat rasanya untuk meninggalkan negeri ini. Apalagi di saat ini Aku telah menemukan cahaya yang memberiku senyuman manis. Senyuman yang sulit untuk ditinggalkan dan juga dilupakan. Disaat kita bersama, disaat kita sudah saling membutuhkan, disaat itu pula Kau harus kutinggalkan. Yang ada hanyalah kata Maaf, Aku hanya ingin pulang.
Hanya bayangmu dan lagu Souljah ini yang menemaniku dalam perjalanan pulang.
seindah-indahnya mimpiku
dan lautan di depan mataku
mengapa ku rasa sendiri
rindu yang terus menghantuihatiku tertinggal disana
terpisah pulau yang berbeda
dan rindu hati ini ku ingin kembalitak seperti anganku
tak seperti inginku
semua yang terjadi sakiti hatikureff:
lebih dari yang ku mau dan dari yang ku rasa
ku hanya ingin pulang
lebih dari yang ku mau dan dari yang ku rasa
ku hanya ingin pulang