Mohon tunggu...
Fatiya NazlaPutri
Fatiya NazlaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Objek Wisata Siring Pasar Terapung Sungai Martapura Sebagai Salah Satu Pemanfaatan Lahan Basah

5 September 2023   07:15 Diperbarui: 11 September 2023   21:06 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siring Pasar Terapung Sungai Martapura (GPS Map Camera)

Siring Pasar Terapung Sungai Martapura yang terletak di pinggir Jl. Kapten Piere Tandean Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, beroperasi sejak 2013. Pemerintah kota Banjarmasin telah mendirikan wisata pasar terapung Siring Tendean untuk melestarikan budaya pasar terapung di Kalimantan Selatan. Pasar terapung ini unik karena para pedagang berkumpul di pinggiran siring dan konsumen membeli barang di atas titian yang mengapung dengan alas bambu. Pasar Terapung Siring Sungai Martapura yang terletak di Jl. P. Tandean dilaksanakan setiap hari Minggu pagi dari jam 07.00 hingga 10.00 WITA

Banjarmasin adalah lokasi utama bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Kalimantan Indonesia dan Provinsi Kalimantan Selatan. Lahan basah pesisir dan rawa-rawa di sekitarnya sering mengapung di air laut asin, bahkan selama musim kemarau ketika permukaan air sungai menurun, sumur dan kolam di daerah tersebut menjadi asin. Lahan basah memiliki banyak keuntungan bagi kehidupan mayarakat. Kota ini memiliki banyak hal yang membuatnya unik. Kondisi abiotik,biotik, dan culture di daerah Siring Pasar Terapung Sungai Martapura yaitu : 

1. Kondisi Abiotik.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan disebut faktor abiotik. Unsur-unsur abiotik di Siring Pasar Terapung Sungai Martapura meliputi intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan aliran sungai. Salah satu faktor utama yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui proses fotosintesis adalah intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya juga secara tidak langsung mempengaruhi komponen iklim lainnya, seperti suhu dan kelembaban. Aliran air sungai, yang membedakan ekologi sungai dari ekosistem air, adalah salah satu komponen abiotik yang sangat penting untuk menjaga keberlanjutan kehidupan di sekitaran Sungai Martapura. Bentuk dasar sungai dapat diubah oleh aliran air melalui erosi, sedimentasi, dan pembentukan berbagai perubahan habitat lainnya.

2. Kondisi Biotik.

Kondisi biotik merupakan bagian dari ekosistem yang merupakan makhluk hidup. Ekosistem tidak akan terbentuk tanpa adanya makhluk hidup. Karena makhluk hiduplah dapat terbentuk suatu rantai makanan dalam suatu eksosistem. Kehadiran seperti ikan, siput atau keong,tumbuhan seperti lumut, eceng gondok  disekitaran Siring  pada ekosistem khususnya ekosistem sungai merupakan ekosistem terbuka yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup yang ada di permukaan bumi. Semua jenis makhluk hidup nantinya akan membentuk jaring-jaring makanan untuk saling menunjang keberlanjutan kehidupannya.

Saat melakukan penelitian disekitaran Siring Pasar Terapung Sungai Martapura saya teman-teman menemukan unsur-unsur dibiotik seperti ikan(ikan sapu-sapu) yang tergeletak diatas tanah kemudian kami kembalikan lagi kehabitat asalnya ke sungai, tanaman eceng gondok yang menjalar atau menempel pada bambu, tanaman lumut yang menempel pada bebatuan,dasar sungai maupun pada dinding siring,ada berbagai jenis tumbuhab maupun pohon seperti pohon bunga tanjung,pohon palam,pohon mahoni,pohon jamblang,dan pohon pinang yang berada dikawasan Siring Pasar Terapung. Dan terlihat beberapa kucing liar berkeliaran.

Ikan sapu-sapu yang ditemukan.
Ikan sapu-sapu yang ditemukan.

3. Kondisi culture dan aktivitas masyarakatnya.

Kondisi budaya di sekitar Siring Pasar Terapung Sungai Martapura mencakup kehidupan masyarakat sekitar, gaya hidup atau budaya, serta aktivitas sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan. Dalam kebanyakan kasus, karakteristik sosial-budaya di daerah tersebut tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Masyarakat di sekitar Sungai Martapura memiliki perspektif dan cara mereka mengelola sumber daya air sungai mereka. Kondisi geografisnya memiliki hubungan langsung dengan kebudayaan suatu masyarakat. Sungai bagi masyarakat adalah orientasi hidup dan identitas diri serta sumber air karena banyak kegiatan sehari-hari yang dilakukan disungai, mulai dari mandi, mencuci, menangkap ikan, berdagang yang merupakan salah satu bentuk adaptasi masyarakat sekitaran Sungai Martapura (masyarakat Banjar) terhadap lingkungan lahan basah karena barang-barang yang ditawarkan merupakan hasil dari tanaman di lahan basah, jalur transportasi, sebagai tempat bermain anak-anak hingga dijadikan tujuan wisata dan rekreasi seperti Siring Pasar Terapung Sungai Martapura.

Siring Pasar Terapung Sungai Martapura
Siring Pasar Terapung Sungai Martapura

Ada beberapa aspek yang menjadi penghambat ketika saya dan teman-teman melakukan penelitian di Siring Pasar Terapung Sungai Martapura :

1. Kondisi air sungai yang kotor dan mengalami pendangkalan sehingga sulit untuk mengidentifikasi unsur-unsur biotik maupun abiotik dengan jelas.

2. Masyarakat yang masih belum bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti membuang sampah sembarangan .

3. Kurangnya dukungan maupun partisipasi masyarakat untuk mendukung Siring Pasar Terapung sebagai objek wisata.

4. Banyak perahu/ kelotok terbengkalai  dalam kondisi yang kurang layak,bahkan rusak.

Dengan adanya hambatan yang saya rasakan ketika melakukan penelitian diwilayah ini saya berharap ada pengembangan ekosistem sungai, diharapkan akan terbentuk ekosistem wisata sungai yang ramah untuk penelitian  ataupun riset yang bersinergi satu sama lain serta dapat memberikan pengalaman unik bagi wisatawan. Sektor pariwisata di Kota Banjarmasin apabila dikelola dengan baik, dapat meningkatkan perekonomian daerah secara optimal, khususnya dari sektor jasa, perdagangan, perhotelan dan restoran.


Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si., dosen pengampun mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah, karena telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk artikel ini. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dengan melakukan survei ke lokasi yang dimaksud.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun