Mohon tunggu...
Fatin Salsabila
Fatin Salsabila Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswi

Suka berdiskusi tentang pemikiran dan sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Sang Induk dari Segala Ilmu

26 Januari 2024   12:17 Diperbarui: 26 Januari 2024   12:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: lithub.com

Filsafat kontemporer atau filsafat abad ke-20, memiliki ciri khas pemikiran yaitu desentralisasi manusia, di mana perhatian filsafat pada periode ini lebih difokuskan pada bidang bahasa dan etika sosial. Dalam ranah bahasa, terdapat permasalahan mendasar terkait makna kata-kata dan pernyataan. Masalah ini muncul karena realitas saat ini banyak bermunculan berbagai istilah, di mana cara pemakainnnya sering tidak dipikirkan secara mendalam sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda-beda (bermakna ganda). Oleh karena itu, timbulah filsafat analitika yang di dalamnya membahas tentang cara berpikir untuk mengatur pemakaian kata-kata/istilah- istilah yang menimbulkan kerancauan, sekaligus dapat menunjukkan bahaya- bahaya yang terdapat di dalamnya. Dalam filsafat, bahasa dianggap sebagai objek yang paling penting dalam pemikiran filsafat, para ahli sering menyebutnya sebagai pendekatan logosentris.

Inilah beberapa penjelasan mengenai sejarah kelahiran dan perkembangan filsafat secara umum. Dengan adanya variasi model pemikiran filsafat tersebut, tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan berpikir yang lebih kritis bagi generasi mendatang. Mereka diharapkan akan terpacu dan terinspirasi untuk menerapkan pemikiran filsafat yang kontekstual sesuai dengan perubahan zaman yang akan datang. Hakikatnya, berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global, menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudur pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan (Qosim 1997).

Jenis berpikir tersebut merupakan upaya untuk memastikan bahwa pemikiran yang dihasilkan benar, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan memahami konsep yang mendasari sejarah kelahiran setiap pemikiran filsafat, diharapkan hal tersebut dijadikan sebagai pandangan hidup sebagai penjelmaan manusia secara utuh dan sentral, sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (yang terdiri atas jiwa dan raga).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun