Mohon tunggu...
Fatin Salsabila
Fatin Salsabila Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswi

Suka berdiskusi tentang pemikiran dan sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Sang Induk dari Segala Ilmu

26 Januari 2024   12:17 Diperbarui: 26 Januari 2024   12:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: lithub.com

Sumber gambar: lithub.com
Sumber gambar: lithub.com

2. Masa Abad Pertengahan

Masa ini dimulai dengan munculnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan juga dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Dengan kata lain, pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan setiap masalah selalu bergantung pada agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.

Baru pada abad ke-6 Masehi, setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung, sekolah-sekolah didirikan untuk memberikan pelajaran dalam bidang gramatika, dialektika, geometri, aritmatika, astronomi, dan musik. Keadaan ini kemudian mendorong perkembangan pemikiran filsafat pada abad ke-13, yang ditandai dengan berdirinya universitas-universitas dan ordo-ordo. Pada periode tersebut, keemasan Islam terjadi, dan ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat. Namun, setelah jatuhnya Kerajaan Islam di Granada, Spanyol pada tahun 1492, kekuasaan politik Barat mulai menyebar ke Timur merupakan suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang filsafat. Di sini, mereka berperan sebagai perantara yang mentransfer pemikiran filsafat Yunani, mirip dengan peran yang dijalankan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur yang mengirimkan gagasan-gagasan Islam mereka ke Eropa.

Sebagian filsuf Islam memandang bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Qur'an semuanya benar, dan mereka menciptakan perpaduan antara agama dan filsafat. Ide-ide ini kemudian berpindah ke Eropa dan menyumbangkan pengaruh Islam yang paling besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, khususnya pada bidang teologi dan ilmu pengetahuan alam.

Pergeseran dari abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa transisi, yang ditandai oleh munculnya Renaissance dan Humanisme pada abad ke-15 hingga ke-16. Kemunculan Renaissance dan Humanisme ini mengawali masa modern. Dalam era modern ini, peran ilmu pengetahuan alam semakin menonjol, sehingga filsafat semakin dianggap sebagai alat untuk 'melayani' teologi, sarana untuk memperoleh kebenaran tentang Tuhan yang dapat dicapai melalui akal manusia.

3. Masa Abad Modern

Dalam era abad modern, pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia sebagai pusat dalam pandangan kehidupan, sehingga corak pemikirannya bersifat antroposentris, yakni berbasis pada akal pikir dan pengalaman. Sebelumnya, Renaissance dan Humanisme dianggap sebagai awalan dari masa abad modern, di mana para ahli atau filsuf menjadi pelopor dalam perkembangan filsafat (sementara pada abad pertengahan, pemimpin agama yang menjadi pelopor). Pemikiran filsafat pada masa abad modern ini berusaha membentuk dasar bagi metode logis ilmiah. Pemikiran filsafat menjadi lebih praktis, berfokus pada usaha manusia untuk menguasai lingkungan alam dengan menggunakan penemuan ilmiah.

Rene Descartes (1596--1650), sebagai bapak filsafat modern, berhasil menyatukan konsep dari metode ilmu alam dan ilmu pasti ke dalam pemikiran filsafat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebenaran dan realitas dalam filsafat juga menjadi jelas dan terang. Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat bergerak ke arah filsafat ilmu pengetahuan, di mana filsafat diisi dengan upaya manusia untuk mencari kebenaran dan realitas dengan cara dan sarana tertentu. Tokoh-tokohnya melibatkan George Berkeley (1685--1753), David Hume (1711--1776), dan Rousseau (1722--1778). Di Jerman, muncul Christian Wolff (1679--1754) dan Immanuel Kant (1724--1804), yang berusaha menjadikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang pasti dan bermanfaat dengan membentuk pengertian yang jelas dan bukti yang kuat.

Pada abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat menjadi terpecah belah, membentuk kepribadian unik bagi setiap bangsa dengan pemahaman dan pendekatan sendiri. Ada filsafat Amerika, Perancis, Inggris, dan Jerman. Tokoh-tokohnya termasuk Hegel (1770--1831), Karl Marx (1818--1883), August Comte (1798--1857), JS. Mill (1806--1873), dan John Dewey (1858--1952). Seiring dengan kemunculan berbagai macam pemikiran filsafat, tidak ada lagi dominasi satu aliran pemikiran tertentu. Akhirnya, lahir filsafat kontemporer atau filsafat dewasa ini.

4. Masa Abad Dewasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun