Mohon tunggu...
fatin humma
fatin humma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa yang suka membahas tentang budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Mengenal Afirmasi sebagai Salah Satu Cara Menghindari Penggunaan Narkoba dan Pergaulan Bebas!

11 Februari 2022   19:27 Diperbarui: 11 Februari 2022   19:41 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, dokumentasi saat seminar berlangsung/dokpri

Jatiranggon, Bekasi (11/02/2022) Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang (BNN, 2019). Efek samping narkoba ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. 

Dalam pandangan positif obat-obatan narkoba ini dapat dipergunakan untuk kepentingan medis, tentunya dalam pengawasan dokter ahli. Sedangkan sisi negatifnya dilihat dari penyalahgunaan narkoba dengan intensi untuk mendapatkan efek yang dianggap menyenangkan bagi seseorang. 

Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya. Apa ujung dari narkoba? Pergaulan bebas yang juga berujung pada penyakit menular seksual.

Pada Sabtu, 05 Februari 2022 telah dilaksanakan seminar kesehatan melalui virtual meeting Google Meets yang diadakan mahasiswa KKN UNDIP di bawah bimbingan Ibu Dr. Ana Silviana, S.H, M.Hum. yang dengan sabar membantu mahasiswa KKN bimbingannya hingga program kerja ini berjalan dengan lancar. Kegiatan seminar kesehatan pada hari Sabtu itu mengundang pembicara Ibu Regina VT Novita, M.Kep., Sp.Mat., DNSc. (dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus). 

Seminar kesehatan kali ini mengangkat tema "Resiko Penyalahgunaan Narkoba dan Pergaulan Bebas Terhadap Penyakit Menular Seksual" dan dihadiri oleh 22 peserta dengan usia sesuai dengan sasaran yaitu 15-25 tahun, seminar dibuka untuk umum namun ditargetkan untuk kepentingan warga RW 07, Kelurahan Jatiranggon, Kecamatan Jatisampurna.

Pada seminar ini Bu Vita membahas tentang bagaimana seseorang bisa terjerumus menggunakan narkoba, siapa saja yang berpotensi, apa hubungan narkoba dengan pergaulan bebas dan penyakit menular seksual, mengapa seseorang bisa terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dan bagaimana peran afirmasi tersebut? Yuk, kita lihat hasil pembahasan dari seminar tersebut!

Siapa lagi yang beresiko untuk menggunakan narkoba?

1) Seseorang yang memiliki harga diri rendah atau yang selalu menilai dirinya lebih rendah dari orang lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh orang-orang lingkungan sekitarnya yang membuat self esteem mereka rendah, berakibat mereka tidak bisa terbuka bahkan ke orang tua sendiri. 

2) Kontrol dari orang tua yang kurang, terlalu diberikan kebebasan. Setiap kegiatan yang dilakukan tidak di kontrol orang tua sehingga kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 

3) Tidak dipercaya. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh remaja tersebut selalu diragukan oleh orang tua mereka. 

4) Seseorang yang memiliki kecemasan yang tinggi. Selalu takut menghadapi hari esok. 

5) Broken home.

Kelima tipe ini memiliki satu kesamaan yaitu mendapatkan banyak tekanan dari orang-orang terdekatnya yang membuat mereka memiliki perasaan terpendam yang susah untuk dikeluarkan. Perasaan terpendam ini yang membuat mereka mencari pelarian di mana akan membantu mereka merasa lebih baik perasaannya.

Kenapa remaja bisa terjerumus ke dalam penggunaan narkoba? Masa-masa remaja merupakan masa di mana manusia mengeksplor jati diri mereka. Oleh karena itu remaja memiliki tendensi untuk menjelajahi rasa penasaran dalam diri mereka, dengan tujuan mencari tahu apa yang hal yang paling tepat atau cocok dengan kepribadian mereka. 

Masa remaja merupakan salah satu masa di mana pengakuan dari kelompok atau orang sekitarnya merupakan hal yang penting. Maka di saat sang remaja tersebut merasa tidak dianggap dan tidak diakui di masyarakat narkoba dijadikan sebagai salah satu coping mechanism mereka. 

Selain pengakuan perasaan tidak kuat menjalani suatu kegiatan berujung stress maka akan lari ke narkoba. Bagaimana kaitannya dengan pergaulan bebas? Seseorang pada umumnya perlu memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia. Kebutuhan dasar tersebut termasuk juga berbentuk kebutuhan fisik seperti makanan, minuman, tidur, buang air, dan seks. 

Di sini kita dapat melihat bahwa seks merupakan kebutuhan dasar manusia, jika seseorang sudah memenuhi kebutuhan seksnya maka orang tersebut membutuhkan seks sebagai kebutuhan dasar mereka. Perasaan keamanan, seperti memiliki pekerjaan yang baik, keluarga yang harmonis, pertemanan, perasaan dicintai dan mencintai. Ketika seseorang merasa kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi maka narkoba dijadikan salah satu coping mechanism mereka.

Ketika seseorang sudah terjerumus ke dalam narkoba dan pergaulan bebas mereka akan menjauh dari kehidupan sosialnya seperti membolos sekolah dan dijauhi teman karena tidak memiliki visi yang sama. Maka mencari social circle yang baru di mana orang-orangnya melakukan narkoba juga pergaulan bebas.

Bagaimana ketika kita sudah berada di ujung tanduk, ketika semua perasaan terpendam dan tidak ada bantuan? Mari coba gunakan afirmasi. Mengapa afirmasi? Afirmasi itu merupakan satu pernyataan positif dan spesifik ditujukan kepada diri kita sendiri. Sehingga kita memiliki coping mechanism baru yang lebih positif. 

Coping mechanism merupakan sebuah pertahanan kita untuk melawan badai yang ada dalam kehidupan kita. Afirmasi juga digunakan sebagai komunikasi kepada diri sendiri, untuk menyabotase pemikiran negatif dengan pemikiran positif. Kata-kata positif ini akan selalu membuat anda berpikiran positif.

Mengapa afirmasi dibutuhkan? Jika seandainya kita tidak pernah berafrimasi kita tidak pernah mengejar impian. Salah satu penyebab seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimal adalah karena harga diri yang rendah dan pasrah akan keadaan. Maka afirmasi dibutuhkan untuk menyetel pikiran kita untuk terus maju dan bisa mengejar impian.

Bagaimana cara membuat afirmasi? Afirmasi bisa saja dibuat hanya dengan menggaungkan kata-kata positif dalam pikiran kita. Namun ada cara lain untuk melakukan afirmasi yaitu menuliskan dan menempel kata-kata di mana kita sering melihat kata-kata tersebut. 

Tuliskanlah dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, berisi kata-kata dan emosi yang positif. Penting juga untuk menuliskan afirmasi tersebut seakan-akan sudah terjadi. Maka diharapkan dengan datangnya kata-kata positif ini dapat melawan semua pikiran dan tendensi negatif yang ada dalam diri kita.

Penulis : Flavia Fredella Florentina, 13040218120002 / Fakultas Ilmu Budaya - KKN Tim I Tahun 2022

Editor : Dr. Ana Silviana, S.H, M.Hum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun