Grup kami menjadi grup pertama yang menyelesaikan tendanya. Tentu saja karena pekerjaan dilakukan oleh Pelatih langsung. Aku yakin grup lain pasti sangat iri melihat kami. Semoga grup yang lain dapat memaklumi karena kami bertiga dikenal sebagai “para bungsu” pada kalangan perempuan. Aku berusia 18 tahun sedangkan Rindu dan Wuri berusia 17 tahun namun mereka lahir dibulan yang berbeda. Teman-teman perempuan yang lain rata-rata berusia 20 tahun keatas.
Setelah semua selesai mendirikan tenda, kami berkumpul untuk makan malam kemudian dilanjutkan dengan api unggun. Lebih tepatnya kami menghadap api unggun karena udara hutan pada malam hari sangat dingin. Ditambah lagi tidak ada yang ganti baju setelah “mendapat hadiah” tadi alhasil baju, kaus kaki serta sepatu PDL yang kami kenakan membuat badan kami semakin kedinginan.
Ada yang bernyayi, ada yang bercerita hal yang menyeramkan, ada yang tertawa, ada yang sudah beberapa kali menguap. Aku salah satunya yang menguap sangat lebar pada malam itu. Tapi aku sangat bahagia.
Aku bahagia mendapatkan kesempatan berlatih kesamaptaan bersama teman-teman disini.
Aku bahagia karena aku lolos seleksi dan setelah ini aku menjadi pegawai tetap yang “kata orang” banyak tunjangan dan benefit yang akan didapat. Sedikit berbau uang memang. Namun itulah kenyataannya.
Aku bahagia karena aku mendapat bunga dari orang yang ku sukai.
Aku memutuskan untuk menyukai Pelatih Didi selama mengikuti kesamaptaan. Aku akan menikmati keberadaanku disini yang tinggal beberapa hari saja.
Aku sudah berulang kali mengatakan pada diriku sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Aku hanya perlu menikmati hari-hari yang berlalu selama di Yonif, setelah itu aku akan menjalani kehidupanku seperti biasanya, mencintai orang yang sama—pacarku Handy. Aku yakin rasa suka kepada Pelatih Didi hanya sesaat saja, sekedar cinta lokasisaja.
Arghhh, aku tidak tahan lagi. Aku sudah tidak bisa mengendalikan lebar mulutku saat menguap. Aku segera memasuki tenda untuk berisitirahat walaupun suasana disekitar masih riuh.
“Ndu, kamu jaga jam 2 sampai jam 3 kan? Nanti bangunkan aku ya 15 menit sebelum giliran jagamu berakhir.” Kataku pada Rindu yang sedang bersiap-siap keluar tenda. Sepertinya dia tidak bisa tidur karena riuhnya suara teman-teman disekitar api unggun. Aku mendapat giliran jaga jam 3 sampai jam 4.
Rindu menjawab dengan dengan kata ‘Ke.