"Pelatih, ada minyak kayu putih?" Kataku tanpa memberi jeda waktu untuk orang ini bertanya lagi. Kami berdua akhirnya berjalan sejajar.
Dia merogoh saku sebelah kanannya. "Nih..." Sambil memberikan sebotol minyak kayu putih. Akupun segera mengusap pelipis dan belakang leherku dengan minyak tersebut.
"Sini tas nya." Katanya.
"Gak usah, nanti aku kena marah sama Pelatih Chandra." Kataku.
"Kalau gitu kamu naik motor aja sama Pelatih Memet ya, bentar aku telfon dulu." Katanya lagi.
"Eh.. gak usah. Gak apa-apa aku jalan aja." Aku tuh pengen jalan berdua aja sama Pelatih Didi.
"Ya udah sini tasnya." Katanya lagi.
Aku pun menyerahkan tasku dengan sukarela. Ahh, akhirnya bisa berjalan dengan tegak.
Dia menggendong ransel berisi 10 liter pasir dan berjalan tegak seperti biasa. Terlihat gagah.
Ya, dia kelihatan gagah. Memiliki badan yang tinggi, tebakanku sekitar 180 cm. Usia sekitar 20an, tidak jauh berbeda denganku. Senyum yang menawan, tatapan mata yang tajam, serta humoris, sukses membuat aku dan beberapa teman-teman wanita seangkatanku tertarik pada laki-laki satu ini.
Namanya Didi Prasetya. Seorang TNI Angkatan Darat yang ditugaskan menjadi salah satu pelatih yang di sediakan Yonif Raider Tuah Sakti 134 untuk kami. Aku dan teman-temanku adalah siswa On the Job Training (OJT). Kami bukan anak sekolahan yaaa! Kami menjadi siswa OJT setelah lulus seleksi salah satu perusahaan BUMN di Kota Batam. Setelah lulus seleksi administrasi, akademik, psikologi, kesehatan dan wawancara, tahap terakhir adalah kesamaptaan. Jika lulus sampai tahap terakhir maka kami dapat di angkat menjadi pegawai. Horraaayyy!!!!