Selain itu, sistem administrasi Majapahit juga menjamin kebebasan berkeyakinan. Sistem desentralisasi yang diterapkan memungkinkan provinsi-provinsi untuk mengelola urusan lokalnya sendiri, asalkan tetap loyal kepada monarki sentral. Ini menciptakan atmosfer demokratis yang relatif tinggi untuk periode waktu itu.
5. Warisan Modern
Warisan toleransi Majapahit tidak hanya berharga dari sudut historis saja. Saat ini, konsep "Bhinneka Tunggal Ika" masih relevan dalam menghadapi globalisasi yang makin intensif. Negara-negara modern dapat belajar dari contoh Majapahit tentang pentingnya mengintegrasi berbagai unsur kebudayaan dan agama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.
Di Indonesia, contoh ini tercermin dalam filosofi Pancasila yang menekankan sila kebersamaan dan perdamaian internasional. Filosofi ini merupakan warisan langsung dari semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang telah diamalkan selama berabad-abad.
6. Kesimpulan
Era Majapahit menunjukkan bahwa toleransi beragama bukanlah hal yang mustahil. Dengan integritas moral dan visi politik yang kuat, Majapahit berhasil menciptakan masyarakat yang pluralistik yet harmonis. Warisan ini patut direnungkan oleh kita semua guna menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera bagi semua insan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H