Di bawah langit Majapahit yang megah, Â
Hiduplah beragam jiwa, saling berbagi rasa. Â
Hindu dan Buddha, dalam harmoni berdansa, Â
Di antara candi-candi, terukir kisah mulia.
Hayam Wuruk dan ibunya, dua jalan berseberangan, Â
Namun cinta dan pengertian, jadi jembatan. Â
"Bhinneka Tunggal Ika," seruan yang abadi, Â
Berbeda dalam iman, satu dalam kasih.
Dari Tralaya ke Trowulan, suara damai bergema, Â
Saudagar Muslim datang, menambah warna. Â
Dalam perbedaan, kita temukan kekuatan, Â
Majapahit bersatu, dalam toleransi yang takkan pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H