Tanah air, bangsa Indonesia dengan beribu pesona alamnya, beribu keindahannya, namun juga beribu masalah, beribu kendala  yang seakan tiada habisnya, membuat negara ini seakan berjalan di tempat.
Di tempat kami ini berpijak, tempat kami dilahirkan, tempat kami dibesarkan, tentunya di tempat ini kami menaruh harapan, menaruh impian yang besar, akan hari esok yang menyongsong masa depan kami semua.
Menjadi negara maju dan berkembang tentunya harapan semua orang dan kamipun juga, dengan segala kemajuan dan kecanggihan teknologi, dengan kemudahan dan keringanan  pekerjaan, dengan kebutuhan  yang menjadi cepat terpenuhi.
Namun untuk menjadi negara maju dan berkembangan seperti yang dicita-citakan semua orang, tidaklah mudah, perlu adanya sumber daya manusia yang memadai, keekonomian yang baik, sumber daya alam dan syarat-syarat yang lain tentunya.
Memang negara ini sudah mulai berkembang hanya saja sepertinya negara ini tidak maju, walaupun mulai maju seperti yang di katakan hanya akan berdampak pada kota-kota besar dan sekitarnya, tidak dengan daerah-daerah pelosok yang bahkan tidak dipedulikan dan kian terbelakang dan jauh dari peradaban.
Menjadi bangsa  yang sejahtera dan makmur sudah di impi-impikan sejak dulu, di harapkan dari zaman penjajahan dulu, akan tetapi pelaksanaannya, dan perwujudannya hanyalah tinggal harapan semata.
Kemudian ada yang mengatakan "bukankah kita sudah sejahtera?". Ya memang benar , ini menurut perspektif pandangan kalian para penguasa, memang sudah sejahtera bagaimana nasib kami yang berada di daerah terpencil? Apakah akan sama pandangan sejahtera kami dengan kalian?
Demi mewujudkan negara yang maju, demi mewujudkan bangsa yang sejahtera bukankah perlu sebuah pemerintahan, pemerintahan yang  mampu mengendalikan negara ini dengan adil, bijakasana, pemerintahan yang mendukung rakyatnya sehingga membuat negara ini maju.
Namun nyatanya yang sering kami lihat dari pemerintahan di negara ini spertinya jauh, dari kata yang mampu membawa negara ini kearah maju. Para wakil rakyat yang medudukkan dirinya di pemerintahan kerap mengecewakan kami, hanya sebuah janji dan bualan semata kemudian meninggalkan kami saat  mereka sudah terpilih dan mulai sejahtera.
Kasus korupsi  yang seakan tiada habisnya, membuat kami menaruh  harapan kecil pada kalian. Lalu bagaimana harapan kami akan terwujud?
Demi tercapainya negara yang maju, juga perlunya sumber daya manusia yang memadai dan perekonomian  yang stabil dan merata tentunya. Namun sepertinya banyak kalangan pemerintah yang menutup mata akan hal ini.
Kalian membangun pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan, yang katanya disini untuk mensejahterkan rakyat, akan tetapi mensejahterkan "rakyat" disini itu siapa? bukankah kalian juga rakyat?
Dengan kalian membangun pusat perbelanjaan dan pabrik-pabrik yang tanpa sadar malah membuat kami sengsara bukankah tanah kami yang kalian ambil memang ada yang mengambil dengan "baik-baik" dan ada yang juga memaksa bahkan sampai mengancam. Pabrik-pabrik yang kalian bangun itu bukankah juga mencemarkan lingkungan tempat kami tinggali.
Dulunya kalian menjanjikan akan memberi pekerjaan lewat pabrik itu, namun tak urung kalian tepati, sehingga kalian juga tanpa sadar mengambil mata pencaharian kami dari tanah itu. Lalu bagaimana caranya agar kami sejahtera?
Sumber daya manusia yang memadai, tentunya dengan pendidikan. Oh pendidikan..., mengapa engkau jauh sekali bagi kami yang terpencil? Pendidikan..., mengapa engkau sulit sekali bagi kami yang pelosok? Pendidikan...., mengapa engkau begitu mahal bagi kami yang miskin? Lantas bagaimana cara agar kami menjadi manusia yang mampu menjadikan bangsa kami maju?
Bisakah pendidikan itu juga kami rasakan, bagi kami yang pelosok? Agar kami tidak sulit untuk memajukan tempat kami berpijak, dengan ilmu yang kami peroleh.
Pendidikan. Pendidikan yang sulit itu sudah kami lalui, pendidikan yang mahal sudah kami lalui, lalu mengapa kami masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan? Bukankah dengan pendidikan yang sudah tinggi bisa menjamin kami mendapatkan pekerjaan? Bukankah hal ini memunculkan pemikiran bagi kami "guna apa pendidikan tinggi-tinggi jika pada akhirnya kami tidak mempunyai pekerjaan".
Bukankah salah satu peran pemerintahan adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Pemerintah tidak menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai, dan malah memberi peluang kepada orang asing untuk menanam saham dan bekerja bebas di negara sendiri, sedangkan warga sendiri menjadi pengangguran. Lalu bagimana dengan harapan kami, untuk sejahtera? pekerjaan saja kami tidak punya?
Ranah hukumpun sejahtera bagi kalian pemegang kekuasaan, seakan hukum itu mudah, gampang dan tidak ada nilainya bagi kalian. Penegakan hukum juga sepertinya hanyalah permainan, penindakkan hukuman seakan tidak ada adilnya lagi.
Bagaimana bisa kami yang memperoleh hukuman yang sangat berat di bandingkan dengan apa yang kami perbuat, sedangkan kalian perbuatan kalian sangat besar bukan hanya berdampak pada perorangan akan tetapi juga berdampak pada kami akan tetapi hukuman yang kalian peroleh sangat ringan bahkan mudah, sehingga tidak ada efek untuk kalian berhenti dan terus seperti itu, dan hal ini sudah menjadi rahasia umum.
Seakan keadilan itu jauh, dan mahal untuk di peroleh, lalu bagiamana cara agar kami bisa mewujudkan harapan kami untuk menjadi bangsa yang sejahtera, seakan kami di jajah di negara kami sendiri, dan oleh pemerintah kita sendiri.
Kami hanya ingin negara ini sejahtera tapi seolah harapan semu yang kian jauh dan sulit di gapai. Oh para petinggi negara, para wakil rakyat..., mengertilah kami bukankah kalian pernah di posisi kami dan tentunya kalian tahu bagaimana di posisi kami, dan kami mempercayakan dan kami menaruh harapan besar kepada kalian agar negara ini menjadi seperti harapan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H