Jiwa santri yang telah dilakoninya membuatnya begitu tawadhu' beriringan dengan pesan Mbah Putrinya untuk lelaku mikul duwur mendem jero sebagai seorang istri membuatnya tidak pernah menceritakan prahara rumah tangganya kepada orang lain. Hanya kepada tempatnya bersujud, al-qur'an yang telah dihafalnya, dan makam para wali.
Masalah semakin memuncak tatkala dia mendapati begitu menawannya Ratna Rengganis dan datangnya Dharmawangsa gurunya waktu mondok yang sempat memikat hatinya.
Apakah Alina adalah pengabsah wangsa Gus Birru? Dan benarkah Gus Birru adalah Mustika Ampalnya? Yang ditakdirkan untuk bersama dan saling melengkapi satu sama lain.
Bahasa Indah dengan Keseimbangan Filosofi Jawa dan Budaya Pesantren.
Penikmat diksi akan disuguhkan dengan bahasa yang telah diramu begitu apik dari ning Khilma Anis. Dari yang kita tahu filosofi jawa seringkali mengalami bentrok dengan agama Islam. Bahkan sejak zaman wali songo. Yang mana membuat islam terbagi menjadi dua kubu yaitu islam abangan yang biasa dilakoni Sunan Kalijaga dengan islan putihan yang cara penyebarannya salah satunya adalah Sunan Gunung Jati.Â
Dari situlah generasi islam masa kini menganggap bahwa islam berbeda jauh dengan filosofi-filosofi yang dihadirkan dalam budaya jawa. Namun, lewat novel karya ning Khilma Anis kita dapat memadupadankan kedua menjadi kolaborasi yang apik. Karena sejatinya islam juga bukanlah agama yang menentang budaya. Karena latar belakang ning Khilma sendiri memperkuat apa yang ingin beliau sampaikan. Bahwa islam dan budaya jawa bukanlah bagian yang berdiri sendiri.Â
Namun, sebagian pembaca beranggapan bahwa penggambaran Alina Suhita yang memegang teguh ajaran jawa layaknya barang. Karena begitu tawadhu' nya dia.Â
Terlepas dari itu semua secara pribadi saya akan lebih menyarankan pembaca untuk membaca novel Khilma Anis yang lain seperti Wigati dan Jadilah Purnamaku,Ning yang sama-sama menyelaraskan paham jawa dan pesantren dengan porsi yang lebih seimbang.
Penggambaran Tokoh yang Mampu Membuat Pembaca Terbawa.
Novel ini adalah novel yang membuat saya membaca hingga selesai selesai dudukan. Penggambaran tokoh dalam novel ini ada 3 orang. Yaitu Alina Suhita, Gus Birru, dan Ratna Rengganis. Sehingga penggambaran setiap tokoh menjadi utuh. Seakan-akan kamu tidak bisa menemukan tokoh antagonis.Â
Namun, perlu diketahui bahwa novel pertama karangan ning Khilma ini memiliki rating 4.35 dalam web goodreads yang sebagian pembaca mengeluhkan sifat red flag Gus Birru yang masih menghubungi mantannya meski sudah menikah. Kecondongan second lade juga menjadi perbincangan yang hangat.Â