"Harapan orang-orang disekitarku sangatlah besar, tapi aku juga punya cita-cita yang sangat ingin kucapai."
"Aku sangat tertekan bijak." Keluh anak muda itu dengan sendu.
"Kemarilah!" Kata laki-laki bijak itu. Mengajak anak muda untuk mendekat. Ditangan kanannya terdapat segenggam butiran putih. Sedangkan tangan kirinya memegang segelas air putih.
"Kamu tahu apa ini?" Si Bijak bertanya pada anak muda itu. Lalu, dengan pelan anak muda itu mengambil sejumput butiran putih ditangan Si Bijak.
"Garam." Jawabnya singkat. Si Bijak manggut-manggut bangga.
"Anggap ini masalahmu, sebuah beban yang sedang kamu hadapi. Lalu, segelas air ini adalah dirimu." Kata Si Bijak.
Lalu, dengan cepat Si Bijak memasukkan segenggam garam itu ke dalam gelas. Mengaduknya dengan sendok.
"Rasakan!" Perintah Si Bijak kepada anak muda itu. Anak muda itu kebingungan. Namun, tetap saja perintah Si Bijak dia turuti.
"Pahit!" Teriak anak muda itu sambil melepehkan air yang dia teguk. Si Bijak tersenyum, hal itu membuat Si Muda marah.
"Aku kesini untuk mendapatkan solusi untuk masalahku. Bukannya untuk main-main!" Ucapnya semakin keras.Â
"Kita sudah setengah jalan untuk mendapatkan jawaban itu."