Mohon tunggu...
Fatimah Nurul Jannah
Fatimah Nurul Jannah Mohon Tunggu... Penulis - pelajar KULLIYATUL MU'ALIMAT

Hidup memperjuangkan kebangkitan umat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Persatuan Kaum Muslim, Solusi Ampuh Persoalan Palestina

4 Januari 2025   12:37 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:37 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi Gaza kian hari makin mencekik. Genosida yang tak kunjung selesai, dan tak tau sampai kapan ia terus dilancarkan oleh zionis laknatullah. Seluruh regulasi perang pun ditabras tanpa rasa kemanusiaan. Memang, zionis tak pernah memandang selainnya manusia. Manusia selain golongannya  diperlakukan bak binatang. Hal ini dikritisi oleh komisioner Jenderal PBB Phillippe Lazzarini. Beliau mengatakan   " seluruh peperangan memiliki aturan main, sedangkan zionis telah melanggar seluruh aturan main. Kita tak boleh kebal dengan kondisi ini, gencatan senjata harus segera direalisasikan". ( tirto.id 23/12/24)

Meskipun telah banyak dikecam zionis tak menghiraukan, kecaman tersebut seperti angin lalu lalang yang memang esensinya tak ada artinya. Karena dengan hanya kecaman tak sedikit pun berpengaruh dalam pembebasan palestina. Palestina tetap saja berjuang sendirian. Sedangkan zionis selalu didukung oleh negara- negara adi daya, khususnya Amerika Serikat dan Inggris selaku orang tua zionis sekaligus penyokong utama kebutuhan perangnya.

Ironinya, tak sedikit  Negara muslim yang turut berkiprah membela zionis laknatullah. Turki misalnya yang membiarkan minyak-minyak didistribusikan melalui pipa wilayahnya menuju daerah illegal zionis. Tentunya, sikap seperti ini menujukkan dukungan secara tidak langsung dalam pembunuhan saudarannya.  Sikap semisal juga ditunjukkan oleh mayoritas pemimpin negeri muslim. Mereka terang-terangan tak mempedulikan nyawa saudarannya, bahkan seremeh memboikot produk milik zionis dan sekutunya mereka tetap enggan. Apalagi, mengirim pasukan yang jelas-jelas mereka mampu mengerahkannya. Andai kata, persatuan tentara muslimin diberangkatkan luluh lantah lah zionis dan sekutunya tanpa tersisa.

Ini disebabkan para pemimpin negeri muslim mengkedepankan sifat egoisme dan kepentingan nasional nya, yang sangat bergantung pada negara adi daya AS. Mereka takut jika menolong palestina negara mereka akan menjadi korban dari serangan perang dunia ke3, akhirnya palestina dikorbankan demi keamanan masing masing negara mereka.

Aksi Zionis Kian Brutal, Terutama Kepada Anak-Anak

Hingga tulisan ini dibuat para pemimpin muslim tetap menutup mata dan telinga untuk memberikan support terbaik kepada palestina. Zionis menyerang dengan sesuka hatinyaa, Hingga memakan korban sebanyak 45.300 ( beritasatu.com) 18.000 diantarannya anak-anak dan sisannya orang dewasa yang mayoritas adalah perempuan. Bahkan, setiap satu jam satu anak palestina dikabarkan tewas.

Anak- anak palestina sungguh tak mendapatkan hak hidup yang layak, makanan yang sulit sekali didapati sampai kamp pengungsian yak tak layak huni. Akibatnya mereka tak hanya terkena malnutrisi, bahan  makanan saja tak sempat mereka kunyah dan tak sedikit dari mereka meninggal akibat kelaparan dan kedinginan. Padahal, berbagai pangan dan obat-obat an telah banyak dikirimkan namun pihak zionis yang sangat kejam tak mengizinkan barang tersebut masuk ke wilayah pengungsian.

Kekejaman zionis tak hanya disitu, mereka bahkan menghancurkan rumah sakit pertahanan terakhir warga gaza. Dan menjatuhkan bom di daerah-daerah pemukiman, bangunan bangunan pun hacur tersisa puing-puing nya. Anak-anak gaza berjalan melalui nya dengan perasaan kacau, dan sangat sedih bak tak ada harapan masa depan gemilang bagi mereka.

Sayang nya , aksi zionis dilegitimasi oleh sistem sekulerisme yang sedang diterapkan saat ini. Sekulerisme yang diprakasai oleh AS selalu melegalkan serangan zionis tetap berlangsung, untuk mengokohkan hegemoni penjajahannya. Meskipun seakan menjadi pemimpin mewujudkan kedamaian dunia. Nyatanya, setiap ada permintaan untuk menghentikan aksi genosida palestina ke lembaga PBB, hak veto AS selalu keluar mencegahnya.

Solusi dua negara diajukan, seakan menjadi titik terang . namun, solusi ini ditolak oleh kedua belah pihak. Pihak zionis ataupun pihak palestina.  Pihak zionis memang berambisi untuk menguasai seluruh wilayah palestina. Tak cukup wilayah palestina, negara sekitarnya termasuk arab, mesir, suriah Lebanon, yordania pun hendak dikuasai. Andai kata, penduduk palestina tak gigih mempertahankan wilayahnya. Sudah sejak lama penduduk arab menjadi korban jua. 

Butuh persatuan Dan Tentara

Palestina adalah tanah kharijiyyah, yang dibebaskan oleh khalifah umar ra.  Sehingga wilayahnya memang hak kaum muslimin. Menjadi kewajiban untuk seluruh kaum muslimin berjuang mempertahankannya, tak hanya muslimin dipalestina. Sebab, muslim bagaikan satu tubuh jika ada anggota tubuh yang sakit, yang lainnya reflek kesakitan dan ingin segera mengobatinnya. Sayangnya, realitas hari ini berkebalikan dengan kaidah semestinya.

Muslim masa kini bak buih-buih dilaut. Kuantitasnya banyak tak terhingga, namun kualitas nya tak berdaya meskipun melawan penjajah yang minoritas. Ini akibat pengaruh penjajah yang begitu erat menjangkiti kaum muslim, terutama penyakit pemikiran. Berbagai pemahaman asing mereka yakini bahkan diimplementasikan dalam kancah kehidupan. Seperti pemahaman nasionalisme, patriotisme yang begitu mereka agungkan dan gaungkan untuk diterapakan. Walhasil, Al-Qur'an dan syariat yang menjadi sumber kekuatan diabaikan dan ditinggalkan. Padahal, sebuah keniscayaan apabila kehidupan manusia diatur dengan merujuk kepada syariat-NYA.

Hilang nya peran negara sebagai wadah menerapkan syariat, menjadi sumber utama merosot nya kualitas kaum muslimin. Umat muslim dicerai-beraikan menjadi golongan yang kecil-kecil sehingga sangat mudah dipatahkan. Masing-masing dari mereka memperjuangkan kedamaiaan masing-masing meskipun harus mengorbankan saudarannya. Sikap individual dan patriotisme menguasai mereka.

Padahal, antar kaum muslim memiliki ikatan yang sangat kuat yakni ikatan akidah. Ikatan ini bisa diindra eksistensinnya apabila negeri Islam diwujudkan. Penegakan negeri Islam hanya bisa diperjuangkan melalui partai politik Ideologis. Partai ini memperjuangkan kebangkitan umat dari cengkraman penjajah. Sehingga ketika umat sadar, umat akan alamiah menuntut pemakzulan sistem sekulerisme yang menyengsarakan kemudian diganti dengan sistem Islam yang dapat menyelesaikan seluruh persoalan.

Termasuk persoalan palestina. Dengan jihad dan mengirimkan tentara, palestina akan kembali menjadi negeri kaum muslim. Seluruh manusia akan merasakan kesejahteraan apabila negeri Islam diwujudkan. Oleh sebab itu, marilah kita pemuda muslim bersungguh sungguh dalam mewujudkan kembali negeri Islam. Karena khilafah lah kebutuhan yang paling urgent untuk dihadirkan kembali masa kini. Waallhu a'lam bisshawab.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun