Barat dengan barat (fenomena kristen protestan membongkar dominasi kerajaan yang diputuskan oleh gereja).
Islam dengan islam (nu, muhammadyah, hti, fpi, syiah, sunni, dll).
Akhirnya komunikasi profetik ini menawarkan kepada dunia menjadi jembatan pemikiran baru dengan nilai kenabian untuk menyikapi segala fenomena.
Tehnik berkomunikasi yang baik dan mendapatkan kesan positif bagi orang lain. Dalam komunikasi verbal maka sangat penting untuk bisa menyusun kata-kata yang keluar dari mulut kita menjadi sebuah informasi yang dapat dimengerti, berguna dan menarik bagi orang lain. Komunikasi yang jelas akan membuat orang lain memperhatikan dan menghargai apa yang kita bicarakan.
1. Memperhatikan lawan bicara.
Tidak menatap ke lain hal atau acuh, misalnya berbarengan dengan melakukan kegiatan lain atau sambal bermain HP. Baiknya kita menjaga perasaan lawan bicara dengan minimal menatap ke arah wajahnya. Apalagi saat kita sedang berbicara serius, seperti tentang kerjaan atau bisnis. Alangkah lebih baik kita menghargai mereka dan fokus dengan pembicaraan tersebut.
2. Tidak bertele-tele dan menarik.
Kita sebagai pembicara juga harus berbicara dengan baik. Dengan tidak bertele-tele atau terlalu banyak basa-basi yang akhirnya dapat membuat lawan bicara bosan. Kemudian akan lebih baik bahwa sebelum menyiapkan materi informasi, kita mencari tau target lawan bicara kita seperti apa orangnya. Agar saat berbicara kita dapat menggunakan gaya yang menarik dan mendapat kesan baik oleh lawan bicara.
3. Tidak plin-plan dalam menyampaikan informasi.
Sebagai pembicara, sangat fatal jika kita menyampaikan informasi dengan plin plan, seperti di awal sudah mengatakan boleh lalu di akhir mengatakan tidak boleh. Akibatnya, materi yang kita sampaikan akan dinilai rapuh oleh lawan bicara karena dianggap tidak memiliki fondasi konsisten. Selanjutnya, jika dalam berbicara kita tidak disertai dengan alasan, maka lawan bicara juga akan susah memercayai pembicara karena mereka tidak memiliki picuan atau dorongan untuk terbawa informasi tersebut.