Selama pandemi COVID-19, teknologi telah menjadi alat yang sangat penting dalam mempertahankan konektivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penggunaan teknologi seperti komunikasi video, aplikasi pesan instan, dan layanan pengiriman makanan telah meningkat secara signifikan. Hal ini juga berdampak pada cara konsumen mencari informasi produk, membandingkan harga, dan berinteraksi dengan merek.Â
Perusahaan harus melacak tren teknologi terbaru dan memanfaatkannya untuk membangun koneksi yang lebih kuat dengan konsumen. Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi teknologi baru dalam pola konsumsi online. Misalnya, ada peningkatan penggunaan aplikasi pengiriman makanan, metode pembayaran digital, dan transaksi non-kontak. Konsumen juga mulai mengandalkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan chatbot untuk pengalaman belanja yang lebih personal dan efisien (Yunus, 2022).
Selama pandemi, banyak bisnis merespons dengan cepat dan mengubah strategi pemasaran mereka untuk menarik konsumen online. Mereka mengoptimalkan kehadiran online mereka melalui media sosial, kampanye pemasaran digital, dan strategi lainnya untuk mencapai audiens yang lebih luas. Selain itu, strategi pemasaran berfokus pada nilai-nilai seperti kebersihan, keamanan, dan kenyamanan menjadi sangat penting dalam menarik dan mempertahankan konsumen (Abdurohim, Susila, dan Novendra, 2023).
Perubahan dalam pola konsumsi online sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 mencerminkan perubahan besar dalam perilaku konsumen. Belanja online menjadi lebih umum, kebutuhan yang berbeda diutamakan, teknologi baru diadopsi, dan bisnis beradaptasi dengan strategi pemasaran yang baru. Perubahan ini berdampak besar pada perkembangan industri e-commerce dan platform belanja online. Selain itu, pandemik COVID-19 juga mempengaruhi preferensi kanal distribusi. Dalam upaya meminimalkan risiko penularan virus, konsumen mulai memilih layanan pengiriman dan penjemputan barang yang kontakless. Penggunaan aplikasi pengantaran makanan seperti GrabFood atau GoFood menjadi lebih populer dan konsumen juga memilih untuk berbelanja di supermarket online yang menawarkan pengiriman langsung ke rumah (Herawati dan Fasa, 2022).
Pandemi COVID-19 telah mempercepat perubahan perilaku konsumen dalam era digital. Preferensi pembelian telah bergeser menuju belanja online, penggunaan teknologi telah meningkat, dan konsumsi online telah menjadi lebih dominan. Konsumen beralih ke belanja online, lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan produk, memilih kanal distribusi yang aman, berhemat dalam pengeluaran, dan lebih sadar akan masalah sosial dan lingkungan. Perubahan-perubahan ini menunjukkan adaptasi konsumen terhadap kondisi yang tidak pasti dan mempengaruhi bagaimana bisnis harus menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi baru konsumen. Para pemangku kepentingan harus terus memantau perubahan ini dan beradaptasi dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H