Mohon tunggu...
Fatimah Fitriani
Fatimah Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Sebelas Maret

Human Resources Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 Mengubah Consumer Behavior dalam Era Digital, Memang Bisa?

9 Juli 2023   09:57 Diperbarui: 9 Juli 2023   10:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 telah mengubah cara hidup dan perilaku manusia di seluruh dunia. Salah satu aspek yang terkena dampak signifikan adalah perilaku konsumen. Era digital telah memainkan peran kunci dalam memfasilitasi perubahan tersebut. Pandemik COVID-19 telah memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen di seluruh dunia. 

Kebijakan pembatasan sosial, perubahan gaya hidup, serta krisis ekonomi yang terkait dengan pandemik telah mempengaruhi bagaimana konsumen berbelanja, mengkonsumsi, dan berinteraksi dengan merek dan produk (Yusup, et.al., 2020). Perilaku konsumen merupakan studi mengenai bagaimana individu dan kelompok membuat keputusan terkait dengan pembelian, penggunaan, dan pembuangan produk, serta jasa yang memuaskan kebutuhan mereka (Wigati, 2011). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial, budaya, psikologis, dan ekonomi (Ghoni dan Bodroastuti, 2012). Namun, saat pandemik COVID-19 melanda dunia, perilaku konsumen mengalami perubahan yang signifikan.

Pada masa sebelum pandemi, konsumen mungkin lebih condong untuk berbelanja di toko fisik, dengan pengalaman langsung saat melihat, menyentuh, dan mencoba produk sebelum membelinya. Namun, pandemi COVID-19 telah mengubah preferensi ini. Pembatasan sosial dan kekhawatiran kesehatan telah mendorong peningkatan belanja online (Rohmah, 2020). Konsumen kini lebih cenderung memilih untuk berbelanja melalui platform e-commerce, aplikasi perbelanjaan, dan situs web resmi merek-merek tertentu. 

Ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan kehadiran online mereka dan memberikan pengalaman belanja yang lebih personal (Sholeha, 2023). Sebelum pandemi, pembelian online telah menjadi tren yang terus meningkat. Namun, pandemi COVID-19 mempercepat pertumbuhan jumlah pengguna konsumsi online secara signifikan. Pembatasan pergerakan dan kebijakan pembatasan sosial membuat orang-orang beralih ke belanja online untuk membeli berbagai barang dan layanan (Saputri dan Huda, 2020). 

Sebelum pandemi, pembelian online umumnya terkait dengan produk-produk seperti pakaian, elektronik, dan produk kecantikan. Namun, selama pandemi, kebutuhan pokok seperti bahan makanan, produk kesehatan, dan perlengkapan rumah tangga menjadi prioritas. Ini mengarah pada peningkatan permintaan untuk toko-toko online yang menyediakan barang-barang tersebut (Romadhona dan Perdhana, 2022). 

Selain itu, konsumen juga mengalami perubahan dalam preferensi produk. Kesehatan dan kebersihan menjadi fokus utama dalam memilih produk. Permintaan akan produk-produk seperti masker wajah, sanitizer tangan, dan produk perawatan kesehatan meningkat secara signifikan. Konsumen juga cenderung mencari produk makanan dan minuman yang meningkatkan kekebalan tubuh dan menawarkan manfaat kesehatan (Sari dan Hayati, 2021).

Selama pandemik COVID-19, konsumen juga menunjukkan perubahan dalam perilaku pengeluaran. Ketidakpastian ekonomi dan ancaman terhadap pekerjaan menyebabkan konsumen lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka. Banyak konsumen yang lebih memilih untuk menabung daripada menghabiskan uangnya, karena kekhawatiran tentang masa depan dan keamanan finansial (Desiana, 2021).

Pandemik COVID-19 juga telah mempengaruhi perilaku konsumen dalam hal kesadaran sosial dan lingkungan. Banyak konsumen yang mulai mendukung produk dan merek yang mempraktikkan keberlanjutan dan bertanggung jawab secara sosial. Mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan, dengan kemasan yang ramah lingkungan dan metode produksi yang berkelanjutan (Fitri, dan Basri, 2021).

Selain itu, pandemik ini juga telah memicu kebangkitan kesadaran lokal. Konsumen cenderung lebih mendukung bisnis lokal dan produk-produk lokal untuk membantu pemulihan ekonomi setempat. Ini dapat dilihat dalam meningkatnya minat konsumen dalam membeli produk makanan lokal, kerajinan tangan lokal, dan mendukung usaha kecil di komunitas mereka.

Sebelum pandemi, beberapa konsumen masih ragu menggunakan metode pembayaran online karena kekhawatiran tentang keamanan data pribadi dan transaksi. Namun, dengan peningkatan kebutuhan akan belanja online selama pandemi, konsumen menjadi lebih terbiasa dan percaya dengan metode pembayaran online. Selama pandemi, kekhawatiran akan kontak fisik dan penyebaran virus telah mendorong masyarakat untuk lebih mengutamakan pembayaran non-tunai. Hal ini menghasilkan peningkatan perhatian terhadap keamanan transaksi online. Mereka mulai mengadopsi berbagai sistem pembayaran digital yang lebih aman dan nyaman (Sriekaningsih, 2020).

Selama pandemi, e-commerce dan platform belanja online menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Banyak perusahaan dan toko konvensional yang mulai memperluas keberadaan mereka secara online, dan bahkan bisnis baru yang muncul yang fokus pada penjualan online. Ini menghasilkan pertumbuhan pesat dalam industri e-commerce dan platform belanja online. Pandemi COVID-19 telah mendorong perkembangan teknologi dan inovasi dalam pembayaran online. Banyak perusahaan dan institusi keuangan mulai mengembangkan solusi baru untuk meningkatkan pengalaman pembayaran online, seperti dompet digital, metode pembayaran berbasis QR code, dan integrasi dengan aplikasi perpesanan (Ayu dan Lahmi, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun