Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Trikotomi Kendali", Dalam Hidup Tidak Semuanya Dapat Kita Kendalikan

10 September 2021   02:51 Diperbarui: 17 Maret 2022   00:37 4310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trikotomi Kendali | Gambar JUAN MENDEZ/PEXELS

“Life is 10 % what happens to us and 90 % how we react to it” – Dennis P. Kimbro

Dalam hidup, siapa sih yang tidak ingin selalu bahagia? Tentunya, kebahagiaan adalah dambaan hidup semua insan.

Setiap orang berusaha untuk membahagiakan hidupnya. Namun sayang, terkadang apa yang diusahakan justru malah membuat dirinya semakin stres. Mengapa bisa begitu?

Ya. Apakah kita pernah menyadari bahwa potensi stres berawal dari hal-hal di luar kendali yang kita paksa untuk mengendalikannya. 

Jika faktanya hal tersebut tak bisa mengikuti kendali kita, akibatnya akan muncul rasa kecewa, marah, sedih, tidak bahagia, dan sebagainya.

Sebagai contoh, mengendarai kendaraan bermotor di Jakarta memang sering terkena macet. Macet adalah kejadian di luar kendali kita. 

Jika kita ingat ungkapan Dennis P. Kimbro di awal artikel ini bahwa hidup adalah 90 % bagaimana kita meresponnya, maka macet bukanlah hal yang harus dipermasalahkan. Saat macet, kita punya pilihan untuk mengelola perasaan kita agar tidak mudah terbawa emosi.

Istilah trikotomi kendali dikembangkan oleh William Irvine yang sebelumnya bernama dikotomi kendali. Dikotomi kendali terdiri dari hal-hal yang ada dalam kendali kita dan hal-hal yang ada di luar kendali kita.

Trikotomi Kendali | Gambar oleh wonderfulmind.co.kr
Trikotomi Kendali | Gambar oleh wonderfulmind.co.kr
Dalam trikotomi kendali, hal-hal di luar kendali dibagi lagi menjadi dua. Pertama, hal-hal di luar kendali kita sepenuhnya. Kedua, hal-hal di luar kendali kita yang dapat dipengaruhi sebagiannya.

1. Hal-Hal yang Dapat Kita Kendalikan

Sederhananya, hal-hal yang dapat dikendalikan adalah hal-hal yang berasal dari dalam diri kita. Kita memiliki pilihan untuk bebas mengendalikannya.

Apa saja hal-hal yang dapat kita kendalikan memang tidaklah banyak. Namun, ia berperan banyak dalam menciptakan kebahagian diri kita.

Dalam buku berjudul Mindful Life karya Darmawan Aji disebutkan bahwa ada empat hal yang bisa kita kendalikan:

Pertama, persepsi kita. Dalam KBBI, persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Artinya, bagaimana cara kita berpikir dan memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang muncul seluruhnya ada dalam kendali kita.

Kedua, emosi kita. Luapan perasaan memang terkadang sulit untuk dikontrol. Namun, kita punya kendali penuh atasnya. Emosi ada dalam kendali kita.

Ketiga, ucapan kita. Kata-kata yang kita keluarkan baik itu secara lisan ataupun tulisan ada dalam kendali kita. 

Kita memiliki pilihan untuk mengeluarkan kata-kata yang baik dan memotivasi atau mungkin justru yang berpotensi menyakiti orang lain.

Keempat, tindakan kita. Perbuatan, aksi ataupun perilaku kita semuanya ada dalam kendali kita. Keputusan terhadap apa yang harus kita lakukan seyogianya adalah pilihan kita.

Dari keempat hal yang dapat kita kendalikan di atas, itu adalah hak kita. Kita memiliki pilihan untuk menentukan bagaimana mengelola keempat hal tersebut untuk menciptkan kebahagian diri kita.

Trikotomi Kendali | Gambar JUAN MENDEZ/PEXELS
Trikotomi Kendali | Gambar JUAN MENDEZ/PEXELS

2. Hal-Hal yang Tidak Dapat Kita Kendalikan

Ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan, antara lain adalah:

Pertama, kejadian di sekitar kita. Pernahkah kamu memaki hujan karena kedatangannya kamu tidak jadi bertemu kekasihmu? 

Namun, kenyataannya semarah apapun kamu hujan itu akan tetap turun. Artinya, kejadian alam tidak dapat kita kendalikan. Begitu pula dengan teriknya matahari dan fenomena alam lainnya.

Selain itu, kejadian macet yang sempat disinggung di tulisan ini juga kejadian di sekitar kita yang tak dapat kita kendalikan. 

Mungkin kita dapat mengantisipasinya dengan berangkat lebih pagi atau ya nikmati saja. Perasaan jengkel hanya menjadikan diri kita stres. 

Kedua, sikap orang lain. Setiap orang memiliki hak untuk mengendalikan keempat hal dalam dirinya yang dapat ia kendalikan sendiri tanpa mendapat pengaruh dari orang lain. Ya, persepsi, emosi, ucapan, dan tindakan mereka ada di luar kendali kita.

Pendapat dan sikap orang lain terhadap kita bukanlah hak kita untuk mengaturnya. Mengharuskan mereka untuk bersikap sesuai dengan apa yang kita inginkan hanya akan membuat kita kecewa. Begitu pula, mengharapkan perasaan doi untuk balik suka sama kamu. 

Ketiga, masa lalu. Jika ada lagu yang berlirik “Masa lalu biarlah masa lalu …”, maka itu benar sekali. 

Masa lalu adalah masa lampau yang sudah terjadi. Apa yang telah terjadi sudah pasti tidak dapat lagi diubah. Mengungkit-ungkit masa lalu terus-menerus tidak akan membuat ia akan kembali. Ia sudah tidak lagi berada dalam kendali kita. Mantan biarlah mantan, yang penting sekarang ada yang baru, hehe. 

3. Hal-Hal yang Tidak Dapat Kita Kendalikan, Tapi Ada Sebagian yang Dapat Dipengaruhi

Sebagian dari hal-hal yang tak dapat kita kendalikan tapi dapat kiat pengaruhi adalah:

Pertama, masa depan atau hasil yang kita usahakan. Manusia bisa berencana dan berusaha, tetapi hasil berada di tangan Tuhan. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi sehari, sebulan, atau beberapa tahun ke dapan.

Mungkin kita bercita-cita menjadi pemenang dalam Olimpiade Tokyo. Keahlian dan latihan-latihan rutin ada dalam kendali kita. Namun, kita berhasil memenangkan olimpiade atau tidak bukan lagi wilayah kita.

Kedua, kesehatan. Kesehatan adalah anugrah terindah yang Tuhan beri kepada kita. Kita semua menginginkan untuk selalu sehat agar bisa beraktivitas dengan baik dan makan dengan nikmat.

Kita bisa saja mengusahakan untuk sehat dengan olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat dan bergizi, istirahat cukup, berhati-hati melakukan sesuatu dan semacamnya. 

Namun, siapa yang dapat menjamin bahwa kita tidak akan pernah sakit? Hal-hal di luar prediksi kita bisa saja terjadi. Mungkin saja tiba-tiba sakit atau kecelakaan. Ketika hal itu benar terjadi, maka kita harus bisa belajar untuk menerima.

Trikotomi kendali di atas setidaknya dapat membantu kita untuk mengetahui dan belajar terhadap respon apa yang sebaiknya kita keluarkan saat menghadapi segala sesuatu sehingga kebahagian dan ketenangan hidup dapat dengan mudah kita ciptakan sendiri.

Sebagai penutup tulisan ini, ada ungkapan yang begitu bijak dari Reinhold Niehbuhr yang berbunyi, 

“Tuhan, berikan aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa aku ubah, keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa aku ubah, dan kebijaksanaan untuk mengatahui perbedaannya.”

Taman Baca: Aji, Darmawan. 2019. Mindful Life. Solo: Anggota IKAPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun