Mohon tunggu...
Fatimah azzahroh
Fatimah azzahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, kasih yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yuk Cari Tahu Bagaimana sih Perkembangan Otak Anak pada Masa Usia Dini?

24 April 2022   22:54 Diperbarui: 24 April 2022   23:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam pertumbuhannya, otak menjadi salah satu point penting dalam kehidupan anak. Pada saat masa anak-anak otak berkembang jauh lebih pesat. Sebelumnya, otak sudah mulai berkembang jauh sebelum masa kelahiran anak, namun proses perkembangan otak tidak hanya berhenti sampai situ, ia akan terus berkembang bersamaan dengan simulasi-stimulasi yang didapatkan. Seperti yang sudah kita pelajari pada artikel sebelumnya,

Perkembangan Otak Bayi pada Saat Masih dalam Kandungan

Perkembangan Sistem Saraf Bayi pada Tahun-Tahun Pertama Setelah Kelahiran

Pada saat embrio masih berusia 5 minggu di dalam rahim, besarnya hanya seukuran biji apel. Berbeda dengan otak, pada saat delapan minggu otak tumbuh, struktur dasarnya dan sistem saraf pusat, dan jaringan saraf sudah menyebar. Bahkan sinyal saraf bisa berjalan lebih dari 150 mil per jam saat lahir. Pada saat itu hampir semua 100 miliar neuron otak manusia sudah ada di tempatnya, tetapi itu hanya mengisi sekitar dua puluh lima persen dan menyisakannya untuk apa yang akan terjadi nanti saat bayi sudah lahir di dunia. Setelah itu, otak akan memulai periode pertumbuhan tercepatnya dan kecepatannya bisa berukuran empat kali lipat, hingga sampai pada saat seorang anak sudah menyelesaikan prasekolah pada usia 6 tahun. Otak anak adalah 90% dari ukuran dewasanya selama ledakan pertumbuhan 700 itu, koneksi saraf anak terbentuk. Bahkan setiap detik, saat anak mendapatkan kapasitas untuk tersenyum, menangis, sampai pada saat sekitar dua bulan ia sudah mulai berbicara, bahkan sampai sekitar satu tahun ia bisa mengoceh dan seterusnya.

Gimana sih, perkembangan otak anak pada masa usia dini?

Pada saat anak berusia satu tahun, kira-kira ukuran otaknya sudah tumbuh dua kali dibandingkan ukurannya saat mereka lahir. Pada saat usia anak sudah dua tahun, berat otaknya sudah mencapai 75% dari berat otak dewasa. Banyak sekali perkembangan otak yang terjadi pada masa periode ini. Semua itu ditandai dari bagaimana anak mengenal emosi, mengontrolnya, dan menunjukkannya. Kita juga bisa melihat dari bagaimana perubahan sifat dan rasa penasarannya yang semakin tinggi.

Sudah tak asing bagi mereka akan hal-hal dan benda-benda yang ada disekitarnya. Itu tandanya ia sudah bisa mengenali berbagai bentuk benda. Pada usia dua tahun, si kecil sedikit demi sedikit mulai terasah kemampuan motoriknya, ia mulai belajar berjalan, melompat dan lain sebagainya.

Ketika usia anak sudah menduduki tiga tahun, sel-sel otak anak dan besaran volumenya sudah mencapai 80% nya otak orang dewasa. Tentu jumlah sinapsisnya juga mulai bertambah bahkan menjadi tiga kali lipat dibandingkan dengan otak orang dewasa. Sinapsis ini adalah sebuah penghubung, yang menghubungkan antara sel satu dengan yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu, otak pasti akan menangkis sinapsis-sinapsis itu. Dengan cara apa? Dengan cara dihancurkan. Karena otak akan lebih memperhatikan koneksi yang dianggapnya penting, dan membuang koneksi-koneksi yang tidak ia gunakan.

Otak akan berubah melalui pengalaman anak, seperti belajar berbicara, mengambil langkah pertama, memahami warna dan membentuk pemikiran baru. Nah, ketika neuron tertentu digunakan lebih sering, maka neuron lain yang tidak digunakan hilang dan inilah proses yang disebut pemangkasan.

Pada saat itu tiba, berarti anak sudah berada pada tahap berhitung. Dengan begitu, orang tua bisa memberikannya fasilitas yang mendukung untuk membantu mengasah kemampuannya, seperti memberikan mainan yang bersifat edukatif atau bisa memberinya cerita edukatif. Hal ini juga berguna untuk mencerdaskan stimulasi anak.

Seperti halnya sebuah rumah yang membutuhkan pondasi kokoh untuk menopang dinding dan atap. Otak juga membutuhkan dasar yang baik untuk mendukung semua masa depan. Kita harus memberi perkembangan yang positif. Interaksi antara si kecil dengan ibu (pengasuh) ini benar-benar membangun arsitektur otak yang sedang berkembang. Landasan stimulasi di tahun-tahun awal memberikan dasar yang baik bahkan bersifat seumur hidup bagi anak. Tanpa disadari, hal itu juga dapat menumbuhakan fungsi mental yang baik bagi anak, dan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.  Jadi yang harus kita pikirkan adalah, bagaimana pondasi otak yang kokoh bisa dibangun dan dipelihara pada anak yang sedang berkembang. Kalian tahu, dengan melayani dan membalas interaksi anak saja sudah menumbuhkan dampak yang positif bagi pertumbuhannya.

Mari kita lanjut..

Saat usia anak sudah mencapai lima tahun, perkembangan otak anak akan menyesuaikan dengan pengalaman yang di alaminya. Berarti saat tahap itu tiba, kita harus membiarkan anak mengeksplor kreativitasnya. Dengan sendirinya, sinapsis akan terbentuk bersamaan dengan pristiwa-peristiwa yang di alami anak. Bisa dibayangkan betapa berpengaruhnya lingkungan bagi perkembangan anak usia dini.

Pada masa usia dini, anak pasti akan melewati banyak hal. Ia akan belajar banyak hal. Mulai dari belajar memahami emosinya, memahami emosi orang lain sampai menumbuhkan kepercayaan dirinya. Peranan orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh akan hal itu.

Pada saat menjelang dewasa, mungkin otak mereka memang sudah hampir mendekati ukuran orang dewasa, tapi tetap saja perkembangan otaknya masih belum matang. Bahkan saat sudah remaja, lobus frontal yang bertugas sebagai pengambilan keputusan, kontrol, dan empati ini belum terbentuk sempurna. Kok bisa? Semua ini dikarenakan zat meilin yang membungkusnya belum sepenuhnya punah.

Sebenarnya, tahapan-tahapan yang dilewati anak harus terus terkontrol orang tua. Orang tua harus terus memantau perkembangan anak. Mulai dari mengajari dan menanamkan nilai-nilai moral pada dirinya. Dan terus membantu membentuk kepercayaan diri si kecil. Pasti ada saatnya dimana anak suka sekali mengadu kompetisi bersama teman-temannya, sebagai orang tua hal yang harus kita lakukan adalah dengan terus mendorong semangatnya agar ia bisa menjadi lebih berani dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun