Mohon tunggu...
Fatimah azzahroh
Fatimah azzahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, kasih yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yuk Cari Tahu Bagaimana sih Perkembangan Otak Anak pada Masa Usia Dini?

24 April 2022   22:54 Diperbarui: 24 April 2022   23:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti halnya sebuah rumah yang membutuhkan pondasi kokoh untuk menopang dinding dan atap. Otak juga membutuhkan dasar yang baik untuk mendukung semua masa depan. Kita harus memberi perkembangan yang positif. Interaksi antara si kecil dengan ibu (pengasuh) ini benar-benar membangun arsitektur otak yang sedang berkembang. Landasan stimulasi di tahun-tahun awal memberikan dasar yang baik bahkan bersifat seumur hidup bagi anak. Tanpa disadari, hal itu juga dapat menumbuhakan fungsi mental yang baik bagi anak, dan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.  Jadi yang harus kita pikirkan adalah, bagaimana pondasi otak yang kokoh bisa dibangun dan dipelihara pada anak yang sedang berkembang. Kalian tahu, dengan melayani dan membalas interaksi anak saja sudah menumbuhkan dampak yang positif bagi pertumbuhannya.

Mari kita lanjut..

Saat usia anak sudah mencapai lima tahun, perkembangan otak anak akan menyesuaikan dengan pengalaman yang di alaminya. Berarti saat tahap itu tiba, kita harus membiarkan anak mengeksplor kreativitasnya. Dengan sendirinya, sinapsis akan terbentuk bersamaan dengan pristiwa-peristiwa yang di alami anak. Bisa dibayangkan betapa berpengaruhnya lingkungan bagi perkembangan anak usia dini.

Pada masa usia dini, anak pasti akan melewati banyak hal. Ia akan belajar banyak hal. Mulai dari belajar memahami emosinya, memahami emosi orang lain sampai menumbuhkan kepercayaan dirinya. Peranan orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh akan hal itu.

Pada saat menjelang dewasa, mungkin otak mereka memang sudah hampir mendekati ukuran orang dewasa, tapi tetap saja perkembangan otaknya masih belum matang. Bahkan saat sudah remaja, lobus frontal yang bertugas sebagai pengambilan keputusan, kontrol, dan empati ini belum terbentuk sempurna. Kok bisa? Semua ini dikarenakan zat meilin yang membungkusnya belum sepenuhnya punah.

Sebenarnya, tahapan-tahapan yang dilewati anak harus terus terkontrol orang tua. Orang tua harus terus memantau perkembangan anak. Mulai dari mengajari dan menanamkan nilai-nilai moral pada dirinya. Dan terus membantu membentuk kepercayaan diri si kecil. Pasti ada saatnya dimana anak suka sekali mengadu kompetisi bersama teman-temannya, sebagai orang tua hal yang harus kita lakukan adalah dengan terus mendorong semangatnya agar ia bisa menjadi lebih berani dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun