Anak usia dini adalah masa dimana anak hidup dengan segala keunikannya. Masa usia dini sendiri merupakan masa dimana anak sedang dalam masa aktif-aktifnya mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Pada masa ini anak cenderung lebih aktif dalam bertindak karena hidupnya belum terlalu terstruktur. Mereka masih mengira dunia yang mereka jalani ini hanyalah permainan, maka jangan heran jika kehidupan anak hanya bermain dan bermain. Dengan bantuan sumber yang ada disekitarnyalah yang nantinya akan mendampingi dan membantunya dalam memaknai hidup.
Setiap anak yang lahir di dunia ini akan terus mengalami perkembangan. Perkembangan ini bersifat terus menerus dengan tempo yang hampir sama antara anak satu dengan yang lainnya baik itu sosial emosional nya, kecerdasan, fisik, komunikasi maupun bahasa. Tapi perlu digaris bawahi bahwasannya setiap anak berkembang sesuai dengan kecepatannya masing-masing.Â
Perkembangan itu sendiri tentu akan terus menerus berkembang bersamaan dengan kemampuan dia dalam mengekspresikan sesuatu. Entah itu dalam bentuk bahasa lisan, tubuh, maupun tulisan.Â
Dengan adanya bahasa atau kemampuan anak dalam berekspresi ini, anak akan dengan mudah mengekspresikan segala hal yang ia rasakan, yang ingin ia keluhkan atau yang ingin ia ungkapan. Maka dalam hal, ini kemampuan bahasa ekspresif setiap anak harus berkembang sesuai tempo yang telah ditentukan agar anak menjadi mudah menjalani kehidupan karena perkembangan bahasa ekspresifnya ini sesuai dengan masanya.
Sebenarnya apa sih bahasa ekspresif itu?
Bahasa ekspresif adalah bahasa yang dilontarkan melalui ekspresi jadi, bisa disimpulkan kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menanggapi sesuatu atau mengungkapkan sesuatu melalui ekspresi.
Lalu kapan sih anak mulai berekspresi?
Pada dasarnya anak dari sejak ia bayi sudah bisa mengekspresikan sesuatu, namun masih belum teratur. Ia hanya masih bisa menangis. Perkembangan yang anak alamai ini tentunya tidak serta merta berkembang dengan sendirinya pasti ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor lingkungan, faktor usia, faktor stimulasi serta faktor-faktor lainnya. Bagaimana sih urutan dan tahapan-tahapan perkembangan bahasa ekspresif yang seharusnya? Berikut tahapan-tahapan nya.
Perkembangan Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia 0-12 Bulan
Pada masa ini anak masih ada pada usia bayi. Bayi sejak pertama kali dilahirkan sudah bisa berbahasa. Tangisan lah salah satu bahasa bayi saat itu. Mungkin pada waktu pertama kali ia dilahirkan belum mengerti makna dari sebuah tangisan, hingga dengan terus berlanjutnya perkembangan bahasanya tangisan itu akan mulai memiliki makna. Bayi akan mulai memaknai sebuah tangisan itu, ketika ia lapar, mengantuk, capek ia akan mengekspresikannya lewat tangisan.Â
Lama kelamaan tangisan itu akan membentuk gumaman kecil yang berbeda sesuai dengan ia memaknai sesuatu. Dengan adanya gumaman tersebut itu tandanya bayi sudah bisa di ajak bergurau ringan, dia sudah bisa tersenyum saat melihat wajah seseorang yang tersenyum kepadanya.Â
Saat sudah memasuki 2-4 bulan anak sudah bisa mengeluarkan suara-suara kecil. Ia juga sudah bisa mengekspresikan rasa senang dan sedihnya lewat ocehan kecil. Pada saat bayi sudah berumur 7-12 bulan bayi sudah mulai bisa mengeluarkan kata pertamanya dan kata ringan untuk mengekspresikan sesuatu seperti, "aaaa.." "maaa..." gumamn yang tadinya tidak beraturan mulai membentuk suku kata sedikit demi sedikit.
Perkembangan Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia 1-3 Tahun
Masa ini adalah masa yang dinanti-nanti, karena pada masa ini anak mulai belajar mengekspresikan sesuatu lewat ungkapan kata. Pada usia 1-2 tahun anak mulai belajar menyusun kata. Dia sudah bisa mengekspresikan sesuatu lewat ucapan dari beberapa kata. Kosa kata anak juga mulai bertambah dengan begitu pesat. Saat anak sudah mulai menginjak 2-3 tahun Ia sudah bisa menyusun kata lebih dari 2 kata, sepert "mama haus.." "adek bobo.." kalimat-kalimat sederhana lainnya yang mungkin tidak begitu jelas pelafalannya. Anak juga menjadi lebih ekspresif dari usia sebelumnya.
Perkembangan Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia 3-5 Tahun
Pada masa ini anak sudah bisa menyusun kata menjadi kalimat yang lebih bermakna. Pada usia 3-4 tahun anak belajar mengekspresikan sesuatu lewat kalimat panjang. Anak juga sudah bisa mengekspresikan rasa senang maupun sedihnya lebih dari biasanya. Jika sebelumnya ia hanya bisa menangis dan mengeluh kesakitan, sekarang ia sudah bisa menceritakan apa penyebab dari kesakitan yang ia rasakan itu, meskipun penataan bahasanya masih kurang tepat.Â
Hal ini tidak menjadi masalah dan terbilang wajar bagi anak yang masih dalam tahap perkembangan. Pada saat umur anak sudah mencapai 4-5 tahun kemampuan dia dalam berbahasa jauh lebih lancar dari sebelumnya. Tak heran jika kadang ia tidak berhenti berbicara dan jauh lebih cerewet. Penataan struktur bahasanya terbilang sudah seperti orang dewasa. Anak juga jadi lebih senang mengekspresikan sesuatu lewat cerita.
Bagaimana sih cara mengembangkan bahasa ekspresif pada anak? Salah satu cara mengembangkan bahasa ekspresif pada anak adalah dengan sering mengajaknya bercerita. Karena dalam konsep bercerita ini bisa menambah kosa kata anak. Jangan bosan-bosan mengajaknya bercerita dan biasakan menjadi pendengar yang baik, agar anak tau dimana tempat yang seharusnya pantas ia jadikan pelabuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H