Mohon tunggu...
Fatimah Az zahra
Fatimah Az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Teamwork makes the dream work!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pemimpin Mempertahankan Budaya dengan Pendekatan 4 Kategori Budaya?

16 Agustus 2021   22:56 Diperbarui: 16 Agustus 2021   23:21 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa si pengertian budaya?

Menurut Daft (2018, 431) budaya merupakan seperangkat akan nilai seperti kunci, asumsi, pemahaman, dan norma yang dimiliki bersama-sama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru sebagai hal yang benar. Jadi, pada dasarnya budaya merupakan sebuah makna yang dimiliki oleh setiap individu yang membedakan budaya organisasi satu dengan organisasi yang lain.

Dengan adanya budaya di setiap organisasi memiliki fungsi untuk mengintegrasi anggota, beradaptasi dengan lingkungan eksternal, menyampaikan identitas bagi setiap organisasi, meningkatkan akan sistem sosial, dan komitmen.

Lalu bagaimana pemimpin mempertahankan budaya?

Mempertahankan budaya didalam organisasi pemimpin harus melakukan implementasi dengan memberikan kepada para pengikut akan pengalaman yang ada didalam budaya tersebut. 

Yang mana budaya yang kuat itu memliki dampak yang positif pada keberhasilan organisasi, dengan menciptakan budaya merupakan hal yang penting, karena budaya dapat mendorong kinerja yang tinggi, pendorong keberhasilan, serta dapat mempertahankan pengikut. Menurut Robbins (2019, 556) ada tiga kekuataan untuk mempertahankan budaya dalam organisasi ialah dengan selection, socialization, dan top management.

1. Selection (Seleksi)

Untuk dapat mempertahankan nilai-nilai budaya organisasi, para pemimpin harus memperketat seleksi yang mana untuk melihat calon pengikut yang memiliki keterampilan, kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan untuk mencapai organisasi yang berhasil.

Contohnya seperti perusahaan Google dan Nordstrom yang menerapkan perekrutan yang ketat untuk mempertahankan budaya yang kuat dan sehat. Karena dengan cara ini pemimpin bisa mengetahi mana individu yang dapat menghancurkan akan nilai budaya dalam organisasi, jadi sangat diperlukan akan proses seleksi kepada calon pengikut untuk mempertahankan budaya organisasi itu sendiri.

2. Socialization (Sosialisasi)

Sosialisasi merupakan proses seseorang untuk mempelajari akan nilai-nilai, budaya, norma, perilaku, komunikasi, dan bahasa untuk berpartisipasi dalam sebuah organisasi. atau proses untuk belajar menyesuaikan diri dengan budaya yang ada didalam organisasi, dimana dengan adanya sosialisasi dapat membantu para calon pengikut untuk meringankan masalah apabila terjadi sesuatu dikemudian hari.

Seperti contohnya saat kita masuk ke perguruan tinggi pasti ada namanya masa orientasi sekolah atau yang dikenal dengan MOS, yaitu tahap perkenalana lingkungan dan sosialisasi kampus kepada calon peserta didik dengan melakukan berbagai kegiataan-kegiataan untuk memahami kampus tersebut. Dimana pada tahap sosialisasi mempunyai tiga tahap yaitu pra-kedatangan, pertemuan, dan metamorfosis.

3. Top management (Manajemen Puncak)

Dengan adanya manajemen puncak dapat mempetahankan budaya organisasi yang positif. Tetapi tindakan manajemen mempunyai dampak yang besar pada budaya organisasi, seperti kata-kata, norma, dan perilaku. Contohnya seperti seberapa besar kebebasan yang diberikan seorang pemimpin kepada pengikut.

Jadi, pada dasarnya dengan mempertahankan budaya yang kuat dapat meningkatkan komitmen pengikut terhadap nilai-nilai, tujuan, dan strategi organisasi. 

Serta untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang penting bagi organisasi, pemimpin perlu mempertimbangkan lingkungan eksternal, visi, dan strategi untuk mempertahankan sebuah budaya. Didalam sebuah organisasi bisa saja mereka mempunyai nilai budaya yang lebih dari satu kategori tetapi organisasi yang berhasil dengan budaya yang kuat itu rata-rata mempunyai satu kategori budaya tertentu.

Sumber: Based on Paul McDonald and Jeffrey Gandz, ''Getting Value from Shared Values,'' Organizational Dynamics 21, no. 3 (Winter 1992), pp. 64--76.
Sumber: Based on Paul McDonald and Jeffrey Gandz, ''Getting Value from Shared Values,'' Organizational Dynamics 21, no. 3 (Winter 1992), pp. 64--76.
Seperti yang dalam gambar 14.4 terdapat empat kategori budaya yaitu: kemampuan beradaptasi, pencapaian, keterlibatan, dan konsistensi, dimana dari keempat kategori ini berkaitan dengan nilai budaya, struktur, serta lingkungan sekitar yang menekankan akan nilai tertentu.

1. Adaptability culture

Budaya adaptabilitas karakter atau sifat seorang pemimpin yang strategis yang mendorong akan nilai-nilai yang mendukung kemampuan serta keahlian organisasi untuk mengartikan lingkungan menjadi tindakan dari perilaku yang baru. Serta pemimpin menghargai kreativitas, inovasi, pengambilan risiko, perubahan dari pengikutnya.

2. Achievement culture 

Budaya pencapaian didasarkan pada visi yang jelas tentang tujuan organisasi dan mereka fokus pada tingkat pencapain target seperti pertumbuhan dan laba. Jika pengikut mereka mencapai tingkat laba yang tinggi maka akan diberikan sebuah imbalan seperti promosi atau bonus baik secara finansial atau non financial.

3. Involvement culture

Budaya keterlibatan mempunyai fokus pada keterlibatan dan partisipasi dari pengikut untuk memenuhi tujuan dari lingkungan eksternal, serta pemimpin mementingkan adanya kerja sama dan menghindari perbedaan status, disini pemimpin lebih mengutamakan keadilan untuk mencapai kesepakatan.

4. Consistency culture 

Budaya konsistensi mempunyai fokus terhadap aspek internal untuk lingkungan yang stabil serta organisasi dapat menjadi  sangat efisien, serta budaya mendukung cara yang rasional dan teratur.

Lalu anda termasuk pemimpin kedalam kategori budaya yang seperti apa?

Dimana jika kita ingin mengetahuai kita berada pada kategori budaya yang seperti apa, pemimpin bisa melakukan tes yang terdiri dari 14 set yang berhubungan dengan nilai dan situasi yang dihadapi pemimpin tersebut dalam organisasi. Dengan memberikan peringkat atau skala pada setiap set seperti: skala pertama, tidak suka sama sekali. Kedua, lebih suka pada kesempatan. Ketiga, lebih suka sering. Dan keempat, lebih suka yang paling utama.

Dengan menjumlahkan setiap kolom harus skor 210. Sesudahkan mentotalkan maka pemimpin bisa melihat dia termasuk kategori I budaya pencapaian, II budaya konsistensi, III budaya adaptasi, dan IV budaya keterlibatan. Karena dengan kita melakukan tes tersebut bisa menggambarkan akan nilai-nilai dalam diri sendiri, sehingga bisa menjadi referensi untuk bertindak dan bersikap untuk mencapai keberhasilan organisasi serta dapat mempertahankan budaya organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun