Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
"Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan. " (terjemah Qur'an Surah Al-Ankabut [29]: 69)
"...Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah..." (H.R. Muslim)
Sumber https://rumaysho.com/691-tetap-semangat-dalam-hal-yang-bermanfaat197.htmlÂ
"Semuanya kelihatan tidak mungkin sampai segala sesuatu selesai." Nelson Mandela
-----
Benar kata Nelson Mandela, semua kelihatan tidak mungkin sampai yang kita kerjakan selesai. Terlepas dari hasilnya, pekerjaan yang dikerjakan dengan ilmu dan kegigihan akan selesai juga. Saya banyak belajar dari menyelesaikan rubik bersama anak (7 tahun). Quote yang mungkin terbetik dari proses ini adalah:
"Kesuksesan itu dimulai dari rasa ingin tahu dan mulai belajar, dijaga dengan konsistensi, kegigihan, dan pantang menyerah. Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit,".
Bermula ketika momen pengambilan raport anak, sambil menunggu panggilan, kami ke toko terdekat untuk membeli hadiah pernikahan yang juga akan kami hadiri hari itu. Saya melihat rubik dan berpikir, mungkin bagus jika anak mencoba permainan ini. Maka saya pun membelikan anak rubik 3 x 3 itu.Â
Anak saya yang sudah membongkar susunan rubik, dengan mudah menemukan cara untuk menyusun kembali satu bagian warna, di hari itu juga. Dia dengan bangganya pun menunjukkan hasilnya, sedangkan saya yang mencobanya ternyata gagal dan tidak mengerti. Entahlah, rasanya rubik begitu kompleks dan membingungkan bagi saya. Â Saya memuji anak saya yang mungkin memiliki kemampuan spasial yang baik, tidak seperti saya. Dia terus mencoba-coba menyusun berbagai warna, namun hanya bisa selesai 1 bagian (layer) warna saja.
Akhirnya sekitar hari ketiga, saya penasaran, dan mungkin gemes karena yang selesai hanya satu warna terus, tapi anak saya sudah cukup bangga dengan itu dan berada di zona nyaman. Saya pun mencoba rubik yang terasa impossible bagi saya.Â
Saya coba sendiri, mengandalkan intuisi dan logika saya, GAGAL. Bahkan satu bagian pun tak bisa seperti anak saya.
Akhirnya, saya coba buka-buka youtube. Video pertama, masih GAGAL. Video kedua, sama, bahasanya masih saja membingungkan. Dan beberapa video yang saya coba, hingga AI saya tanyakan, masih tak mampu membuat saya melangkah lebih dari cross putih. Uniknya, setiap saya mencoba, anak saya gemes dan selalu mengintervensi untuk membuat satu bagian warna selesai sehingga saya tak tuntas mencoba. Saya pun apatis sendiri. Mungkin rubik memang bukan untuk ibu-ibu seperti saya, pikirku.
Setelah menonton berbagai video namun tak lebih hingga tahap cross putih, saya pun (hampir) menyerah. Namun, entah mengapa, suatu waktu ketika sendirian, anak saya sibuk sendiri, saya mendapatkan satu video yang mucul mungkin karena algoritma youtube. Akhirnya, saya coba tonton sambil mencoba. Step demi step saya coba dengan perlahan. Wah, bahasanya mudah dimengerti! Wah, bagian putih dan lantai pertama sudah jadi! Wah lantai 2 sudah jadi! Wah bagian kuning sudah jadi! Dan... voila! Saya berhasil menyelesaikan rubik 3 x 3 itu!!!
Saya selebrasi di depan anak yang menatap dengan tak percaya. Namun, saat itu saya jadikan momen pelajaran kepada anak dengan berkata:
"Jangan pernah berhenti belajar walaupun kita merasa sudah bisa! Karena perasaan kita sudah mampu itu membuat kita tidak berkembang. Ummi tidak sepintar ananda, tapi karena ummi belajar, ummi bisa menyelesaikan lebih dari yang ananda selesaikan. Mungkin susah, ananda lihat sendiri betapa gemesnya ananda melihat ummi belajar tapi tak bisa-bisa. Tapi, pada akhirnya, ananda bisa lihat sendiri hasil belajar itu,"
Mungkin terkesan sok ya. Tapi, saya pribadi belajar banyak tentang bagaimana untuk sukses dari belajar rubik ini. Saya yang sedang menjalani penelitian di S2 dan sedang buntu dengan kegagalan-kegagalan eksperimen. Tapi pada akhirnya, apa yang dikerjakan dengan ilmu dan kegigihan, pasti akan menemukan titik terang untuk "selesai".
Akhirnya, saya menggambarkan tutorial menyelesaikan rubik untuk anak seperti di bawah:
Kalau masih bingung, pasti ya, ini video yang saya tonton dan menuntun kepada keberhasilan.
Yah, masih banyak hikmah yang saya dapatkan, tapi, mungkin merasakan sendiri lebih bermakna.
Kalau kamu, pengalaman apa yang menginspirasi untuk meraih kesuksesan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H