Mohon tunggu...
Fatimah Amalia Syarifa
Fatimah Amalia Syarifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah Mahasiswa S1 Antropologi Universitas Airlangga, saya suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Kecerdasan Emosional Sebagai Upaya Pencegahan Agresivitas dan Kenakalan Remaja

31 Desember 2024   23:56 Diperbarui: 1 Januari 2025   08:14 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecerdasan Emosional. Sumber: merdeka.com

Kecerdasan emosional adalah kemampuan tak kasatmata yang dimiliki individu untuk dapat mengenali, memahami, mengelola dan memimpin perasaan diri sendiri. Jika diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh sehingga individu tersebut dapat menempatkan emosi dengan baik, memiliki sikap empati terhadap orang lain, serta dapat mengaplikasikannya dalam menghadapi dorongan emosinya dalam kehidupan sehari-hari (Setyoko, Andayani & Setiawan, 2019). Terdapat beberapa isu yang mengaitkan antara kecerdasan emosional dengan peristiwa kriminal yang dilakukan oleh beberapa remaja. Contohnya seperti kasus dua orang remaja yang berusia 17 dan 18 tahun melakukan pencurian sepeda motor di jalan Sastra, Sidakarya. Setelah berhasil melakukan pencurian, pelaku meminta rekannya yang lain untuk menjual hasil curian tersebut melalui situs toko online. Dari keterangan pihak kepolisian, tersangka pencurian sepeda motor sebelumnya juga pernah ditangkap oleh petugas Reskrim Polsek Denpasar Selatan karena melakukan pencurian sepeda motor di jalan Sidakarya Denpasar (Putra, 2016).  Kasus lainnya terjadi pada tanggal 9 Juli 2017, sebuah geng motor  remaja yang berusia 16-19 tahun melakukan pengeroyokan dan penusukan terhadap anggota TNI saat melintas di jalan bypass Ngurah Rai, Jimbaran Kuta Selatan, Badung. Terdapat salah satu tersangka, yaitu seorang anak anggota DPRD Bali melakukan penusukan terhadap korban yang mengakibatkan korban meninggal dunia (Purnomo, 2017). 


Pentingnya kecerdasan emosi di dalam kehidupan sehari-hari

Dengan melihat beberapa kasus seperti pencurian, pembunuhan, serta kenakalan yang terjadi pada remaja, hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada perilaku remaja. Seperti teori yang diungkapkan oleh Mayer dan Salovey (Makmun Mubayidh 2006:15) mendefinisikan bahwa "Kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya". Menurut Shapiro (2001:5) kecerdasan emosional sebagai himpunan suatu fungsi jiwa yang melibatkan kemampuan memantau intensitas perasaan atau emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Individu memiliki kecerdasan emosional tinggi memiliki keyakinan tentang dirinya sendiri, penuh antusias, pandai memilah semuanya dan menggunakan informasi sehingga dapat membimbing pikiran dan tindakan. 

Agresivitas dan dampaknya

Agresivitas adalah sebuah tindakan yang menyebabkan kerusakan maupun kerugian baik secara verbal maupun nonverbal (Myers, 2012). Agresif juga dapat diartikan sebagai tindakan penyiksaan kepada orang lain yang dilakukan secara sengaja (Baron & Byrne, 2005). Agresivitas dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya, 1). faktor eksternal, keluarga broken home, bullying, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, serta media media yang tidak mendidik, dan 2). faktor internal, seperti pandangan remaja terhadap lingkungan sekitar (Pratama, Syahniar & Karneli, 2016). Perilaku agresif dapat berdampak negatif bagi pelaku yang melakukan perilaku tersebut maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Bagi pelaku, agresivitas dapat menyebabkan stres, masalah kesehatan mental, dan bahkan masalah hukum jika perilaku agresif tersebut melanggar hukum. Bagi orang-orang di sekitar pelaku yang melakukan hal agresif, dampaknya bisa berupa rasa takut, stres, dan trauma. Perilaku agresif juga dapat merusak relasi antar individu, menciptakan lingkungan yang tidak nyaman,   


Relasi antara kecerdasan emosi dengan agresivitas 

Pada saat tertentu, setiap individu akan memiliki dorongan untuk melanggar aturan. Namun, ada yang dapat menahannya dan ada juga yang tidak. Sebagai remaja, ia harus memiliki tanggung jawab serta mampu memahami nilai-nilai yang telah ada di masyarakat. Temuan studi Chaq dkk (2018) mengatakan bahwa kontrol diri dapat menahan agresi verbal seorang remaja dalam rangka bersosialisasi dengan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol diri seseorang dapat mengurangi perilaku agresi seiring bertambahnya usia. Hal ini juga sejalan dengan riset yang dilakukan Denson dkk (2012) bahwa penelitian eksperimen psikologi dan mekanisme saraf tentang kontol diri dapat menurunkan agresivitas yang tidak terkontrol. Pencegahan perilaku agresi dapat dicegah dengan kecerdasan emosional, maka dari itu kecerdasan emosional merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Studi telah membuktikan bahwa individu yang dapat bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan baik, cenderung tidak melakukan perilaku agresi karena memiliki kecerdasan emosional yang tinggi (Brackett, Rivers, & Salovey, 2011).  


Cara meningkatkan kecerdasan emosi untuk mencegah agresivitas

1. Berdamai dengan diri sendiri

Diri merupakan kunci utama dalam meningkatkan kecerdasan emosional, cara paling mudah adalah dengan berdamai dengan diri sendiri. Dengan menerima suatu emosi yang dirasakan, mengidentifikasi sumber emosi, dan mencegahnya untuk muncul merupakan cara yang dapat dilakukan melalui internal diri.

 2. Berpikir sebelum mengambil kesimpulan

Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, coba renungkan terlebih dahulu alasan seseorang melakukan sesuatu, dengan memposisikan diri sebagai orang lain, diri dapat menjadi pribadi yang memiliki empati.

3. Mengalah demi kebaikan

Memenangkan perdebatan memang memuaskan bagi beberapa orang, namun tidak semuanya tentang menang dan kalah. Kadang, kita perlu mengalah dan menurunkan sifat kompetitif untuk suatu kebaikan. 

 4. Memahami perasaan sendiri 

Sebelum menghilangkan emosi negatif, lebih baik berikan ruang dan waktu untuk emosi tersebut bersinggah dalam diri. Dengan menerima dan mengetahui mengapa emosi tersebut muncul, kita dapat mengatasi masalah dengan cara yang lebih baik. 

5. Belajar menerima kritik 

Kadang orang lain dapat mengetahui kesalahan dalam diri kita. Mungkin pada awalnya kritik dapat menyinggung tetapi jika kita mengesampingkan perasaan dan menerimanya dengan baik, hal ini dapat menjadi acuan untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun