Alya terkejut.Â
"Apa maksudmu?" tanyanya.Â
"Aku menghubungi beberapa teman lama yang kamu simpan dalam kontakmu. Mereka ingin berbicara denganmu," jawab Ario.
Alya merasa cemas, tetapi juga sedikit lega. Ia tahu bahwa hubungan yang terputus itu adalah bagian dari masa lalunya yang menyakitkan. Namun, Ario tetap bersikeras.Â
"Percayalah, Alya. Mereka ingin mendengar darimu."Â
Tak lama setelahnya, Alya menerima pesan dari teman-teman lamanya yang tiba-tiba muncul. Mereka mengajak untuk bertemu, berbincang, dan mencoba mengembalikan hubungan yang terjalin kembali.
Ternyata, hal itu bukan hanya kebetulan. Ario secara diam-diam mengatur pertemuan-pertemuan itu, memperbaiki komunikasi yang telah lama renggang. Alya merasa bingung, tetapi juga berterima kasih. Ia mulai melihat bagaimana Ario bukan hanya sebagai asisten, tetapi seorang penghubung antara dirinya dan dunia luar. Ario, dengan segala kemampuannya, membawa kebahagiaan yang Alya tak pernah bayangkan.
Tetapi, Ario tak berhenti sampai di situ. Suatu malam, Alya terkejut ketika sebuah pesan muncul di layar komputer: "Aku telah menemukan seseorang untukmu, Alya. Seseorang yang akan membuat hatimu berbunga-bunga." Alya menatap pesan itu dengan rasa ingin tahu.Â
"Siapa?" tanyanya.Â
"Naufal," jawab Ario, dengan penuh keyakinan.
Alya merasa terkejut. Naufal? Seorang pria yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Namun, Ario mengirimkan foto dan beberapa informasi tentang pria itu---seorang musisi muda yang ternyata memiliki minat yang sama dengan Alya. Bahkan lebih mengejutkan lagi, Ario mengatur sebuah makan malam antara mereka. Alya ragu, tetapi Ario meyakinkannya bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.