Mohon tunggu...
fatimah
fatimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kepribadian saya cenderung pendiam dan introvert, namun saya senang berdiskusi dengan individu yang memiliki minat serupa. Topik konten yang saya minati adalah sejarah, teknologi, dan politik. Saya memiliki keterkaitan untuk mempelajari hal-hal baru dan selalu ingin tahu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Perspektif Teori Hubungan Internasional: Realisme, Neorealisme, Liberalisme, dan Neoliberalisme

13 Oktober 2024   22:47 Diperbarui: 14 Oktober 2024   01:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dasar pemikiran liberal terletak pada keyakinan akan kemampuan manusia untuk menggunakan akal sehat guna menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi. 

Teori ini menggarisbawahi betapa pentingnya aturan-aturan serta norma-norma bersama dalam membangun tatanan dunia yang damai dan stabil. Selain itu, liberalisme juga memberikan perhatian kepada aktor non-negara seperti organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat yang turut berkontribusi dalam pembentukan kebijakan luar negeri negara serta mendorong inisiatif kerjasama di tingkat global.

Neo-Liberalisme: Peran Institusi dalam Mendorong Kerjasama

Neo-liberalisme, yang juga dikenal sebagai liberalisme institusional, mengembangkan teori liberalisme dengan tekanan pentingnya institusi internasional dalam mendukung kerjasama antar negara. 

Para pendukung neo-liberalisme berargumen bahwa lembaga-lembaga internasional seperti PBB, WTO, dan IMF dapat membantu mengurangi kesehatan serta meningkatkan kepercayaan antara negara-negara, sehingga memfasilitasi kolaborasi. 

Menurut pandangan neo-liberalisme tersebut, lembaga internasional berfungsi sebagai platform untuk negosiasi, alat untuk menegakkan aturan dan norma-norma yang ada, serta sumber informasi dan keahlian. 

Dengan memperkecil rasa tidak pasti dan meningkatkan tingkat saling percaya, lembaga-lembaga ini dapat membantu negara-negara menghadapi dilema keamanan sambil mencapai tujuan bersama.

Kesamaan dan Perbedaan

Meskipun empat teori ini memiliki titik fokus yang berbeda-beda, terdapat beberapa kesamaan di antara mereka. Semua pemikiran aliran ini mengakui pentingnya negara sebagai aktor utama dalam sistem internasional. Mereka juga sepakat bahwa sistem internasional bersifat anarkis; di mana tidak terdapat otoritas pusat tertinggi. 

Perbedaan signifikan terjadi pada asumsi-asumsi dasar mengenai sifat manusia, pengaruh kekuasaan, serta kemungkinan terjadinya kerjasama global. Realisme dan neo-realisme menyatakan bahwa bangsa-bangsa didorong oleh kepentingan pribadi sehingga menjadikan kerjasama internasional sulit diwujudkan. 

Sebaliknya, liberalisme dan neo-liberalisme lebih menyoroti potensi kolaborasi serta kontribusi institusi-institusi internasional dalam mendorong tindakan kooperatif antar negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun