Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Puisi pada bait pertama mengungkapkan ketika sudah beranjak dewasa, perjalanan hidup akan mengalami seleksi alam. Berjuang sendiri dalam kedewasaan memberikan rasa sepi yang mendalam. Apalagi ketika malam hari, rasa kesepian yang selalu menyelimuti diri berpadu dengan rasa kosong dalam hati mulai mempengaruhi pikiran sehingga ia merasa tertekan di dalam kamarnya.
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bait kedua mengungkapkan bahwa “Ia” membenci dirinya sendiri tentang peristiwa yang telah dilalui. Dia masih terus berjuang walaupun belum bisa mewujudkan keinginan dari “perempuan” yang dimaksudkan sebagai kekasih untuk menjadi “kawannya” yang dimaksudkan sebagai teman hidup.
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan menanti ia menyebut satu nama
Bait ketiga pada kata “bahaya” mengungkapkan sebagai permasalahan atau peristiwa buruk akan datang terus menerus dari berbagai aspek tanpa antisipasi. Terselimuti rasa tidak percaya diri untuk menghadapi permasalahan mengakibatkan rasa takut untuk menghadapi kehidupan. Maka saat itulah hanya dapat menyebutkan satu nama.
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu ?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!