Mohon tunggu...
FATIMAH
FATIMAH Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 6

Hobi Membaca dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan 9

24 Agustus 2024   20:15 Diperbarui: 24 Agustus 2024   20:18 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokakarya 4 Observer dalam Coaching

Dan hari ini Tanggal 24 Agustus 2024, dari jam 07.30 - 15.30 masuklah kami pada kegiatan yang ditunggu-tunggu, yaitu pembelajaran secara syncronus dan luring bersama rekan-rekan CGP 1 kelas yang digabung bersama kelas lainnya, tentu bersama pengajar Praktik kami juga Bapak Dede Kurniawan. Materi Lokakarya ke 4 hari ini adalah penajaman kembali pengetahuan kami dalam praktik coaching, prinsip coaching  dan kompetensi coach diingatkan kembali agar kami bisa lebih matang dalam menggunakannya. Tentu tetap menggunakan Alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab). Selain coaching, hari ini kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat yaitu Supervisi Akademik. Ada 3 tahapan yang harus dilakukan dalam Supervisi akademik ini, yaitu Pra Observasi, Observasi dan Pasca Observasi.

Lokakarya 4 Refleksi Coaching
Lokakarya 4 Refleksi Coaching

Lokakarya 4 Observer dalam Coaching
Lokakarya 4 Observer dalam Coaching

Lokakarya 4. Coaching
Lokakarya 4. Coaching

Lokakarya 4 Umpan Balik Coaching
Lokakarya 4 Umpan Balik Coaching

Perasaan 

Selama menjalani Penjelajahan pada Modul 3.2 ini yang dimulai dari Mulai dari diri - Eksplorasi Konsep - Ruang Kolaborasi - Demonstrasi Kontekstual - Elaborasi Pemahaman hingga Lokakarya 4 ini, saya sangat antusias, senang dan puas. Karena sedikit banyaknya telah menambah wawasan tentang Aset dan bagaimana strategi pemanfaatannya untuk meningkatkan kemajuan belajar peserta didik. Ada banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan dari modul ini, terutama betapa banyaknya kesalahan-kesalahan sudut pandang saya di dalam melihat ekosistem sekolah, yang sebenarnya hal sekecil apapun bisa dijadikan aset, selama hal tersebut bisa kita gunakan dengan maksimal.

Pembelajaran

  • Sekolah adalah sebuah ekosistem pendidikan. Di dalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik (Sumber Daya Manusia/SDM) dan abiotik (sarana dan prasarana). Selayaknya ekosistem, tentunya sekolah perlu diatur dengan baik. Ada banyak pendekatan yang bisa digunakan dalam mengatur ekosistem sekolah ini, salah satunya pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development). 
  • Pendekatan berbasis aset adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada potensi dan kekuatan siswa daripada menekankan pada kekurangan atau masalah yang dimilikinya. 
  • Ada tujuh aset utama yang dimiliki oleh lingkungan sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya. Dengan mengetahui aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki strategi dalam pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki karakteristik komunitas yang berkualitas.

Penerapan

Setelah mempelajari Modul 3.2 ini, ke depannya saya berharap bisa menerapkan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis ASET (Asset-Based Community Development/ABCD) dengan mengubah mindset yang selama ini selalu melihat sesuatu dari kekurangan. Karena dengan Pendekatan ini dapat membuat sekolah berkembang menjadi sebuah ekosistem yang berdaya dengan kekuatan yang dimilikinya, serta dpat mewujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Demikian Jurnal refleksi Dwi Mingguan ke 9 ini, semoga dpat bermanfaat untuk kita semua.

Salam dan Bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun