Salam Guru Penggerak
Tergerak, bergerak, menggerakkan
Peristiwa
Kali ini saya akan menuliskan perjalanan selama 2 pekan di dalam mempelajari Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya sebagai bagian dari tugas Refleksi Dwi Mingguan yang ternyata sudah masuk ke dwi Mingguan ke 9. Tidak terasa ternyata minggu-minggu terakhir dalam pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 10 ini sudah mulai memasuki masa-masa akhir. Sebentar lagi Modul terakhirpun akan kita mulai jelajahi, dan harapannya semua modul dan tahapan akan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua.
Penjelajahan pada Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ini saya lalui dengan tahapan MERDEKA, Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan terakhir Aksi Nyata.
Mulai dari diri dan Eksplorasi Konsep kita lakukan dengan pembelajaran mandiri yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2024, yang seperti biasa selalu dimulai dengan mengisi Survey Untuk Mengingat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Selanjutnya kita dituntun untuk Mengeksplorasi Konsep, masih dengan pembelajaran secara mandiri, yang tujuan dari eksplorasi konsep ini adalah untuk lebih mematangkan serta menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan berbasis kekurangan dan Pendekatan berbasis aset (kelebihan), dan aset-aset dalam sebuah komunitas.
Setelah tahapan Mulai dari diri kemudian dilanjutkan tahapan Eksplorasi Konsep, selanjutnya adalah Ruang Kolaborasi. Ruang Kolaborasi ini adalah pembelajaran secara syncronus dalam kelas maya yang menggunakan G-Meet sebagai tempat berkumpul dan berdiskusinya kami kelas 44 CGP Angkatan Kelas 44 bersama Fasilitator kami Bapak Suratna. Pada Ruang Kolaborasi kali ini yang diadakan selama 2 hari berturut-turut, yaitu 14 dan 15 Agustus 2024 Jam 20.00 - 22.30, kami dibagi ke dalam 3 kelompok yang setiap kelompoknya adalah CGP yang sekolahnya saling berdekatan. Dan saya tergabung di kelompok 1 bersama Bapak Asep Amir Arifin yang merupakan CGP dari SDN Menteng Atas 05, dan Ibu Dwi Apriyani yang berasal dari SMAN 3 Jakarta. Pada ruang kolaborasi ini, masing-masing kelompok diminta untuk  membuat identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya dan menuliskan apa atau bagaimana pemanfataannya, Membuat daftar cara mengelola sumber daya., serta Cara mengelola sumber daya dengan peran guru masing-masing. Dan karena kami bertiga sama-sama bertugas di daerah kecamatan Setiabudi, maka aset/modal yang kami identifikasi adalah aset/modal yang masing-masing sekolah miliki dan aset/modal di sekitar lingkungan sekolah yang berarti aset/modal di kecamatan Setiabudi, Jakarta.
Setelah Ruang Kolaborasi, kami beranjak kepada tahapan berikutnya yaitu Demontrasi Kontekstual dengan duedate pengumpulan tugas tanggal 21 Agustus 2024. Pada demonstrasi Kontekstual ini kami diminta menganalisis sebuah tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan Kualitas pembelajaran Murid.
Tahapan berikutnya adalah Elaborasi Pemahaman, yaitu tahapan dimana para CGP berkumpul bersama di kelas maya pada G-Meet bersama instruktur Ibu Anggi Rizka Pustika Pada Tanggal 21 Agustus 2024 Jam 13.00 - 14.30. Di Elaborasi ini ada banyak hal yang kami dapatkan, terutama bahwa sebenarnya kekurangan yang kita miliki atau sesuatu yang selama ini kita anggap kekurangan, bisa dirubah menjadi Aset atau kelebihan , tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkannya.Â
Dan hari ini Tanggal 24 Agustus 2024, dari jam 07.30 - 15.30 masuklah kami pada kegiatan yang ditunggu-tunggu, yaitu pembelajaran secara syncronus dan luring bersama rekan-rekan CGP 1 kelas yang digabung bersama kelas lainnya, tentu bersama pengajar Praktik kami juga Bapak Dede Kurniawan. Materi Lokakarya ke 4 hari ini adalah penajaman kembali pengetahuan kami dalam praktik coaching, prinsip coaching  dan kompetensi coach diingatkan kembali agar kami bisa lebih matang dalam menggunakannya. Tentu tetap menggunakan Alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab). Selain coaching, hari ini kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat yaitu Supervisi Akademik. Ada 3 tahapan yang harus dilakukan dalam Supervisi akademik ini, yaitu Pra Observasi, Observasi dan Pasca Observasi.
PerasaanÂ
Selama menjalani Penjelajahan pada Modul 3.2 ini yang dimulai dari Mulai dari diri - Eksplorasi Konsep - Ruang Kolaborasi - Demonstrasi Kontekstual - Elaborasi Pemahaman hingga Lokakarya 4 ini, saya sangat antusias, senang dan puas. Karena sedikit banyaknya telah menambah wawasan tentang Aset dan bagaimana strategi pemanfaatannya untuk meningkatkan kemajuan belajar peserta didik. Ada banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan dari modul ini, terutama betapa banyaknya kesalahan-kesalahan sudut pandang saya di dalam melihat ekosistem sekolah, yang sebenarnya hal sekecil apapun bisa dijadikan aset, selama hal tersebut bisa kita gunakan dengan maksimal.
Pembelajaran
- Sekolah adalah sebuah ekosistem pendidikan. Di dalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik (Sumber Daya Manusia/SDM) dan abiotik (sarana dan prasarana). Selayaknya ekosistem, tentunya sekolah perlu diatur dengan baik. Ada banyak pendekatan yang bisa digunakan dalam mengatur ekosistem sekolah ini, salah satunya pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development).Â
- Pendekatan berbasis aset adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada potensi dan kekuatan siswa daripada menekankan pada kekurangan atau masalah yang dimilikinya.Â
- Ada tujuh aset utama yang dimiliki oleh lingkungan sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya. Dengan mengetahui aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki strategi dalam pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki karakteristik komunitas yang berkualitas.
Penerapan
Setelah mempelajari Modul 3.2 ini, ke depannya saya berharap bisa menerapkan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis ASET (Asset-Based Community Development/ABCD) dengan mengubah mindset yang selama ini selalu melihat sesuatu dari kekurangan. Karena dengan Pendekatan ini dapat membuat sekolah berkembang menjadi sebuah ekosistem yang berdaya dengan kekuatan yang dimilikinya, serta dpat mewujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Demikian Jurnal refleksi Dwi Mingguan ke 9 ini, semoga dpat bermanfaat untuk kita semua.
Salam dan Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H