Mohon tunggu...
fatil Fusillah
fatil Fusillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030026 UIN sunan Kalijaga

ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Baju Adat Suku Bugis dan Suku Bima Sangat Mirip? Mari Kita Ulas Bersama Apa Alasannya

24 Februari 2024   21:55 Diperbarui: 25 Februari 2024   01:31 2887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara yang sangat kental dengan adat dan istiadatnya, setiap daerah di Nusantara memiliki adat istiadatnya masing-masing. namun, di negara yang di kenal akan keragaamnya ini ada juga daerah yang memiliki kemiripan dalam budaya dan adatistiadat, salah satunya kemiripan antara suku Bima dan suku Bugis Makassar, kemiripan yang sangat hangat di perbincangkan dari kedua suku ini adalah kemiripan Baju Adatnya.

Suku Bugis merupakan suku yang mayoritasnya tinggal di Sulawesi Selatan, tepatnya di makasar. Sedangkan Suku Bima merupakan suku yang mayoritasnya tinggal di pulau Sumbawa , Bima, Nusa Tenggara barat. Masih sangat sering menjadi perdebatan hingga saat ini karna kemiripan baju adat dua suku ini sangatlah signifikan.

Sulawesi Selatan terutama suku Bugis sangat terkenal dengan kekentalan adat dalam acara pernikahanya, namun di Bima juga seperti demikian, kekentalan budaya dalam pernikahanya masih sangat kuat karna mayoritas Masyarakat di Bima masih hidup dengan cara yang masih tradisional.

Baju adat Bugis (Google/MataMata.com)
Baju adat Bugis (Google/MataMata.com)

Baju adat Bugis memiliki nama Baju bodo, baju bodo merupakan penamaan Makassar sedangkan dalam bahasa Bugis di sebut waju ponco. memiliki ciri khas berbentuk persegi yang Nampak seperti balon berlengan pendek, hanya setengah siku. Sesuai dengan Namanya baju bodo, yang dalam bahasa makassar berarti baju pendek.

Bima juga memiliki baju adat yang Bernama baju poro dan pasangi, baju ini memiliki ciri khas yang sama dengan baju adat bugis, baju adat Bima ini memiliki ciri khas warna yang terang seperti merah dan kuning. Dengan hiasan cepa atau bunga emas pada permukaan baju, bawahanya sama juga, yaitu rok dari sarung songket, dengan hiasan kepala yang di sebut jungge dan Wanita memegang pasapu monca yang berarti sapu tangan, serta aksesorinya anting-anting, gelang dan kalung.

Ternyata bukan hanya kemiripan yang ada pada baju adat saja antara kedua daerah ini, kemiripannya juga ada pada salah satu rangkaian upacara adat dalam acara pernikahan. Pada suku bugis terdapat upacara Malam Mappaccing atau Malam pacar, yang mana calon pengantin akan di berikan daun pacar yang telah di tumbuk pada kedua telapak tanganya.

Malam Mappaccing Bugis (Google/Pinisi.co.id)
Malam Mappaccing Bugis (Google/Pinisi.co.id)

Namun siapa sangka, di bima juga memiliki tradisi yang angat mirip dengan tradisi yang ada di makassar suku bugis ini.

Suku bima juga memiliki tradisi yang sama dengan suku bugis makassar, yaitu peta kapanca. Yang di mana acara tersebut di lakukan di malam hari sebelum hari pesta pernikahan, di mana mempelai Wanita akan di berikan daun pacar (kapanca) pada kedua telapak tangan mempelai Wanita secara bergiliran oleh ibu-ibu pemuka adat, tokoh Masyarakat dan tokoh adat  serta perwakilan dari kedua pihak keluarga mempelai.

Malam peta Kapanca Bima (facebook/Dian bridal)
Malam peta Kapanca Bima (facebook/Dian bridal)

Serta terdapat 99 butir telur yang di bungkus membentuk bunga, yang melambangkan 99 nama Allah Swt atau Asmaul husna, karna mayorita masyarakat bima adalah umat muslim sehingga kebudayaanya sangat kental dengan ajaran agama.

Malam kalondo We'i (Facebook/Dinas kebudayaan dan Pariwisata Bima)
Malam kalondo We'i (Facebook/Dinas kebudayaan dan Pariwisata Bima)

Namun ada perbedaan dari kemiripan dua adat ini. yaitu di bima, malam peta kapanca akan bersamaan dengan rangkaian acara Malam kalondo we'i, yang di mana mempelai Wanita akan di iring melewati atau mengelilingi kampung dengan cara di gotong oleh keluarganya bak seperti ratu, biasanya rangkain ini lebih dulu di lakukan setelah ini baru peta kapanca.

Namun sekarang kita akan mengulik alasan mengapa baju adat dan beberapa budaya kedua suku ini memiliki kemiripan yang sangat mencolok.

Jika kita membahas mengenai kemiripan baju adat dan upacara ini maka kita akan membahas mengenai Sejarah kedua Kerajaan  yang berada di Bima dan Makassar, karna alasanya ada di sana. Pembahasan ini mungkin akan sedikit membosankan bagi sebagian orang. Namun, anda tidak akan mengetahui bosan atau tidaknya jika tidak mencoba membaca.

Logo Kesultanan Makassar dan Kesultanan Bima(Google/Tajuk24.c0m)
Logo Kesultanan Makassar dan Kesultanan Bima(Google/Tajuk24.c0m)

Dikutip dari ntbnews.com, secara garis besar hubungan kedua Kesultanan ini dimulai pada 13 September 1646, Sultan Bima Abil Khair Sirajuddin menikahi saudara Sultan  Hasanuddin yang bernama Karaeng Bonto Je'ne. Sejak itu, Bima dan Makassar diikat oleh persamaan politik, agama, dan darah.

Sultan  Hasanuddin (Google/CNN Indonesia)
Sultan  Hasanuddin (Google/CNN Indonesia)

Pada tahun 1660, tepatnya 8 juni 1660 saat perang berkecambuk antara Kerajaan Makassar dan Kerajaan Bima dengan Belanda di benteng somba opu, yang tempatnya berada di ibu kota Makassar kala itu, perang ini menandai babak kerja sama antara dua negara pra-kemerdekaan Indonesia melawan kolonisme Belanda.

Singkatnya, hubungan antara Kerajaan Bima dengan Belanda pada masa kepemimpinan Sultan Abdul khair memanas disebabkan pasal-pasal khusus untuk bima yang termuat dalam perjanjian Bongaya. Dalam perjanjian tersebut beberapa pasalnya menyatakan bahwa, makassar di larang untuk membantu Bima secara langsung maupun tidak langsung.

Sultan Muhammad Hasanuddin juga didesak oleh Belanda untuk menyerahkan Sultan khair  kepada Belanda dalam tempo 10 hari. Jika ia tidak diserahkan, maka keluarga atau keturunan Sultan khair akan ditawan.

Tekanan dari Belanda berhasil membuat Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian perdamian Bogaya tersebut pada 18 November 1667, namun perjanjian tersebut berdampak buruk bagi kedudukan bangsawan Gowa makassar karna mengalami kemerosotan dari segi ekonomi, sosial dan politik. sementara sultan Khair menolak untuk tunduk pada traktat yang dinilai tunduk pada menguntungkan pemerintahan colonial itu.

Para Sultan Bima (Google/komunitas Putra Mojo)
Para Sultan Bima (Google/komunitas Putra Mojo)

Dalam situasi demikian, Sultan Khair pada April 1668 berlayar ke mandar, Sulawesi Selatan. Ia hendak menjalin kerja sama dengan  Raja Balanipa. Sultan Bima dengan Bontomarannu terus menggalang kerja sama guna melawan kolonial Belanda.

Namun perjalanan Sultan Khair tidak berjalan mulus, di sebabkan sikap kakanya yang bertentangan denganya pada saat ditunjuk sebagai pejabat sultan saat sultan khair tidak berada di bima, Saudaranya justru menerima setiap perjanjian yang diajukan oleh Belanda.

Kekecewaan Sultan khair dan Bontomarannu terhadap Rahim di tunjukan dalam Tindakan yang sangat terpaksa, dengan menyerang Desa Bonto kape, Muku, dan Sonco, yang mayoritas penduduknya keturunan Bugis Bone yang mendiami pesisir barat ujung Selatan teluk Bima.

Hilir menjelaskan, setelah bertahun-tahun menghadang dan menyerang kapal-kapal Belanda yang masuk ke perairan Flores, Sultan Khair bergabung dan Bontomarannu bergabung dengan pasukan Pangeran Trunojoyo Madura untuk melawan Raja Mataram Amsngkurat II yang menjalin Kerjasama dengan Belanda.

Kemudian setelah Sultan Khair pulang dari Jawa Barat untuk membantu Sultan Ageng Tritayasa Banten dalam melawan Belanda. Pada 8 Desember 1669 Kerajaan Bima baru menyerah pada Belanda dengan suatu perjanjian yang ditandatangani di Batavia oleh Jeneli Monta, Abdul Wahid dan Jeneli Parado La Ibu atas bana sultan Bima.

Raja Gowa (Google/helpshared)
Raja Gowa (Google/helpshared)

Sultan khair adalah putra sultan Abdul kahir I dengan permaisurinya Daeng Sikontu, adik permaisuri Sultan Alauddin Makassar. Ia lahir di lingkungan istana Makassar pada April 1627. Setelah beranjak dewasa, dia diberi nama Abdul Khair Sirajuddin.

Sultan Abdul Khair Sirajuddin adalah Sultan yang tetap menjaga darah Makassar dalam kesultanan Bima. Pada 3 september 1646, ia menikah dengan putri Sultan Taloko Maliki Said (Sultan Makassar II), Karaeng Bonto Jep'ne. Dari pernikahan tersebut, keduanya di karuniai tiga orang putra dan tiga orang putri, yaitu Nuruddin, Mambora Awa Taloko, Jeneli Sape Mambora di mayo, Paduka Tallo, Paduka Dompu, dan Bonto Paja.

Awal dari terciptanya Relasi yang erat antara Kerajaan Gowa dan Bima adalah pernikahan antara Sultan Abdul Kahir I (Sultan Bima I), dengan Daeng Sikontu yang merupakan adik ipar Sultan Alauddin. Selanjutnya, Sultan Nuruddin Ali Syah (Sultan Bima III), menikah dengan Daeng Tamemang (Putri Bangsawan Gowa). Kemudian pernikahan Sultan Jamaluddin Syah (Sultan Bima IV), dengan Fatimah Karaeng Tanata (Putri bangsawan Gowa).

dari-kiri-sultan-muhammad-salahuddin-bersama-ayahnya-sultan-ibrahim-tengah-dan-adik-adik-sultan-muhammad-salahuddin-(Google/Masri,S.Pd. SD)
dari-kiri-sultan-muhammad-salahuddin-bersama-ayahnya-sultan-ibrahim-tengah-dan-adik-adik-sultan-muhammad-salahuddin-(Google/Masri,S.Pd. SD)

Hubungan perkawinan ini tetap di lanjutkan oleh sultan-sultan pada periode berikutnya, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak sekali kemiripan pakaian adat bahkan adat istiadat dari kedua daerah ini, karena pada dahulu kedua Kerajaan ini memiliki pertalian darah yang sangatlah kuat dari pernikahan-pernikahan para Sultan bima dengan Wanita dari Kerajaan Gowa Makassar.

Nah, Sekarang apakah pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak anda selama ini sudah terjawabkan?, Semoga dari artikel ini bisa sedikit terjawabkan ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun