Mohon tunggu...
Fatikah Fauziyah M
Fatikah Fauziyah M Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

be grateful.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Problematika dalam Pembelajaran IPS dan Strategi Pemecahannya

31 Desember 2022   13:24 Diperbarui: 31 Desember 2022   13:42 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Fatikah Fauziyah M & Lera Indah A

Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib baik itu di SD, SMP, maupun SMA. Mata pelajaran ini secara garis besar mempelajari tentang kehidupan sosial manusia. Dengan adanya mata pelajaran IPS siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang konsep dasar ilmu sosial, peranan manusia sebagai makhluk sosial, serta melatih kepekaan terhadap masalah sosial di lingkungan kehidupannya bersama masyarakat. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah tentu tak selalu berjalan dengan sempurna, pasti akan ada yang namanya problematika atau permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru yang mengajar itu sendiri. Adapun beberapa karatekristik problematika yang terjadi, antara lain:

Pendekatan Teacher Centered Learning (TCL)

Dalam pendekatan ini kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran akan lebih banyak dilakukan dengan bentuk ceramah. Peran siswa hanya cukup memahami dengan mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat bila diperlukan. Guru seperti peran utama yang menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa. Guru hanya menjelaskan materi secara satu arah tanpa adanya dialog. Pendekatan TCL ini hanya akan membuat guru semakin cerdas tidak untuk siswa karena mereka hanya sebatas mendengarkan pemaparan dari guru dan tidak ada dialog diskusi antara keduanya. Alhasil dengan pendekatan ini siswa akan takut untuk berpendapat serta tidak memiliki pola berpikir yang kritis. Dapat disimpulkan dengan pendekatan yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran yang selama ini mungkin masih banyak guru mata pelajaran IPS melakukannya, dampaknya akan membuat siswa menjadi kurang aktif dan pola berpikir mereka sangat terbatas. Padahal dalam IPS pola pikir yang kritis sangat dibutuhkan karena siswa yang merupakan bagian dari masyarakat yang dituntut perannya berkontribusi dalam memecahkan masalah jika ada suatu permasalahan yang terjadi di lingkungannya.

Verbalisme dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran IPS guru secara tak sadar menjadi penganut verbalisme, dan memaparkan materi di depan kelas secara verbalistik. Situasi ini di mana guru melakukan penyampaian secara lisan ataau biasa disebut dengan ceramah. Dengan guru berceramah di depan kelas seringkali membuat siswa menjadi cepat bosan sehingga konsentrasi mereka terganggu dan pembelajaran menjadi tidak efektif lagi. Metode ceramah ini seiiring dengan pendekatan TCL dan kerap kali digunakan dalam pembelajaran IPS karena dianggap yang paling mudah diterapkan asalkan guru sudah menguasai bahan atau materi yang akan diajar. Siswa sering diminta menghapalkan nama, tanggal, kronologi, sejarah, dan lain sebagainya. Sehingga membuat pembelajaran IPS menjadi kurang bermakna bagi siswa.

Pembelajaran di Dominasi Ekspositori

Pembelajaran dengan metode ekspositori ini merupakan metode yang mengarah kepada isi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa secara langsung, di mana siswa tidak perlu mencari atau menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip dari materi pelajaran tersebut. Metode ini sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya yang sama-sama memberikan informasi. Pembelajaran IPS yang didominasi oleh ekpositori ini akan mengukung keaktifan dan kreativitas siswa. 

Berpusat Pada Buku Teks (Textbook Centered)

Guru yang selalu menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan terpaku pada buku akan membuat siswa merasa bosan dan malas, karena siswa akan terus-menerus mendengarkan guru yang berbicara di depan kelas. Pada akhirnya siswa hanya mementingkan hafalan, dan mereka cenderung lebih memilih untuk mengobrol dengan teman sebangkunya atau berimajinasi dengan dirinya sendiri. Alhasil mereka tidak dapat menerima dengan baik materi apa yang disampaikan guru tersebut. Mereka akan merasa pelajaran IPS sangat membosankan dan tidak menarik.

Dalam pembelajaran IPS juga sering terjadi di mana guru menyuruh siswa untuk membaca topik pembelajaran dari buku teks dan selanjutnya diminta agar siswa dapat menuangkan kembali isi pikirannya atas apa yang telah dibaca di buku tulis. Kegiatan ini sebenarnya bertujuan agar siswa lebih memahami apa yang ia baca, tetapi dampak negatifnya siswa akan lebih cepat bosan dan kekurangan referensi dalam menuliskan isi pikirannya karena berpatokan hanya kepada buku teks tersebut. Adapun baiknya guru memberi alternatif lain kepada siswa dalam mencari sumber materi atau pelajaran melalui media televisi, koran, majalah, internet, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun