Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siapa Bisa Tundukkan Superioritas Inter Milan?

3 Januari 2025   10:07 Diperbarui: 3 Januari 2025   10:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemain Inter Milan (AFP/Piero Cruciatti via Bolasport)

Inter Milan sukses menaklukkan Atalanta dalam laga lanjutan semifinal Piala Super Italia, Jumat (3/1) dinihari. Kemenangan ini tentu bukan sebuah kemenangan biasa, melainkan sebuah pertanda bahwa skuad racikan Simone Inzaghi kini layak dikatakan sebagai tim terkuat Italia.

Memang, secara peringkat, Inter ada di urutan ke-3. Namun, jika bicara soal form serta statistik Inter di beberapa musim terakhir, mungkin tidak akan ada yang menyangkal anggapan bahwa Inter saat ini adalah tim terkuat Negeri Pizza.

Simone Inzaghi adalah aktor utama di balik superioritas Nerazzurri. Taktik yang diusung sang pelatih selalu tepat. Ketika butuh kemenangan, Inter bisa mengeksekusinya dengan baik. Lalu, ketika laga hanya ditujukan untuk main aman, Inter pun tahu bagaimana cara pengaplikasian yang tepat. Jadi, kira-kira siapa yang bisa runtuhkan superioritas Inter?

Suksesor Tepat Untuk Conte

Juli 2021, Simone Inzaghi yang sebelumnya berstatus sebagai allenatore Lazio mendapat panggilan dari Inter Milan. Singkat cerita, kesepakatan terjalin antara kedua pihak. Inzaghi mulai menduduki kursi kepelatihan Nerazzurri. Sisanya, bisa dibilang adalah sejarah.

Menggantikan nama besar sekelas Antonio Conte tentu menjadi tantangan berat buat Inzaghi. Apalagi, juru taktik berusia 48 tahun itu secara tidak langsung dituntut mempertahankan marwah juara Inter yang baru saja meraih scudetto sebelum kepergian Conte dari San Siro.

Namun, pressure yang dihadapi Inzaghi tampaknya berlalu begitu saja. Saudara kandung Filippo Inzaghi ini berhasil mempertahankan apa yang dicapai Conte di era kepelatihannya. Inzaghi mampu membawa Inter meraih sejumlah prestasi gemilang, di level domestik, maupun interkontinental.

Masih lekat di ingatan, bagaimana Inter berhasil melaju ke final Liga Champions 2022/2023. Walau pada akhirnya harus rela menyerahkan trofi kepada Manchester City, prestasi ini setidaknya memberi pertanda bahwa Simone Inzaghi adalah pelatih yang spesial.

Keistimewaan Inzaghi kembali terlihat ketika pelatih asal Italia ini mengantar Inter meraih scudetto pada 2023/2024. Hanya menelan dua kekalahan sepanjang musim, Inter akhirnya dinobatkan menjadi kampiun di Serie A, sekaligus finish dengan keunggulan 19 poin atas rival sekotanya, Milan yang ada di urutan ke-2 tabel classifica.

Sang Strategis Andal

Kualitas taktik dan gaya bermain saja sejatinya tidak banyak berpengaruh terhadap karir seorang pelatih dalam sepakbola modern. Untuk bisa meraih kesuksesan, para pelatih dituntut menjadi seorang strategis yang cerdik. Inilah yang menjadi salah satu kekuatan Inzaghi, sehingga dirinya bisa membawa Inter mempertahankan levelnya sebagai salah satu klub elit.

Mundur ke musim 2023/2024. Keberhasilan Inter melaju ke final UCL adalah sebuah akibat dari game management yang bagus dari Inzaghi. Inzaghi kala itu sangat yakin timnya akan melaju jauh di Liga Champions. Untuk itu, ketika di Serie A kesulitan dan hanya finish ke-3, Inzaghi memutuskan untuk all in mengejar UCL yang mungkin terasa lebih realistis dalam kacamatanya.

Maju semusim berikutnya, ujian manajemen Inzaghi kembali dipertaruhkan. Inter ditinggal sebagian besar old guardian alias muka-muka lama mereka yang sudah habis kontrak. Sebut saja Samir Handanovic, Danilo D'Ambrosio, hingga Marcelo Brozovic. Namun sekali lagi, dengan game management yang bagus, Inter sukses mengubah peruntungan mereka, menjadikan musim tersebut sebagai musimnya meraih scudetto.

Sekarang, kepiawaian Inzaghi sebagai seorang ahli strategi tidak perlu lagi dipertanyakan. Game management sang pelatih yang selalu tepat sasaran telah berhasil mengantarkan Inter pada pencapaian mereka yang sekarang. Katakanlah Inter masih terjebak di urutan ke-3 classifica. Tapi secara konsistensi, Inter boleh dibilang masih belum punya lawan yang sepadan.

Kilas balik ke pertandingan melawan Arsenal di Liga Champions pada bulan November silam. Kentara betul bagaimana Inter mencoba main aman di laga ini. Tentunya, strategi main aman ini tidak dilakukan tanpa alasan. Inzaghi memilih pendekatan yang lebih pragmatis karena setelahnya, Inter dihadapkan pada laga perebutan puncak klasemen melawan Atalanta.

Konsistensi Level Jempolan

Game management adalah satu keistimewaan luar biasa yang dimiliki Inter saat ini. Tidak mengherankan apabila akhirnya, Si Ular bisa mempertahankan level konsistensi yang luar biasa. Kemenangan kontra Atalanta di semifinal Piala Super Italia adalah sebuah bukti bahwa level Inter sudah di atas rata-rata, dalam hal mempertahankan konsistensi.

Enam pertandingan terakhir, skuad La Beneamata tidak pernah gagal menggondol kemenangan. Anak asuh Inzaghi juga mencatatkan rekor nir bobol di enam pertandingan tersebut. Hasilnya, Inter konsisten bertahan di papan atas Serie A, sekaligus menjaga asa meraih trofi berikutnya di ajang Piala Super Italia.

Ada yang bilang kalau Inzaghi adalah spesialis turnamen. Faktanya memang demikian. Terkhusus di Piala Super Italia sendiri, Inzaghi tiga kali merambah partai final. Tiga-tiganya berakhir dengan status juara untuk tim dengan ciri khas biru-hitam ini.

Bicara soal Piala Super Italia, Nerazzurri 12 kali melaju ke final. 8 di antranya berhasil dimenangkan tim yang berbasis di Kota Mode. Inter dinanti Milan atau Juve, tetapi catatan La Beneamata yang superior berpotensi menyamai rekor Juventus sebagai pemenang gelar terbanyak Piala Super Italia dengan 9 gelar juara.

Peluang Gelar Juara Inter

Game management bagus bermuara pada level konsistensi luar biasa. Lalu, level konsistensi inilah yang sangat penting untuk sebuah klub di era modern. Dengan level konsistensi seperti ini, Inter berpotensi meraih gelar lagi di musim 2024/2025 ini.

Lupakan sejenak soal Supercoppa Italia yang selangkah lagi dalam dekapan. Inter kini juga berpotensi menyabet gelar Serie A, walaupun secara peringkat, mereka masih tertinggal dari dua tim teratas. Walau menghuni posisi ketiga, tetapi terus mengancam eksistensi Napoli dan Atalanta yang ada di atasnya.

Tepat setelah melakoni final Piala Super yang mempertemukan mereka dengan salah satu dari Milan atau Juve, lawan terdekat yang akan dihadapi Inter adalah Venezia. Lalu, petualangan La Beneamata berlanjut dalam duel kontra Bologna, serta kontra Empoli.

Di tengah jadwal yang super padat, Inter perlu menjaga konsistensi mereka, dan sejauh ini, apa yang dilakukan Simone Inzaghi sudah cukup baik. Dewi Fortuna harusnya berpihak pada Inter, karena Napoli dan Atalanta akan dihadapkan pada pekan-pekan berat. Il Partenopei akan menantang Fiorentina. Sementara Atalanta akan menghadapi Juventus pada 15 Januari mendatang.

Akhir kata, sepakbola memang tak pernah lepas dari segala kemungkinan. Namun, untuk saat ini, rasanya sulit melihat siapa yang bisa menghentikan superioritas Inter selain inkonsistensi mereka sendiri. Sayangnya, inkonsistensi hampir mustahil ditemukan dalam kamus seorang Simone Inzaghi. Jadi, mari kita lihat apakah Inter bisa konsisten sampai akhir atau tidak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun