Petani dapat memperoleh pendapatan tambahan dari hasil pengolahan limbah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
- Mendorong Ekonomi Sirkular
Â
Limbah pertanian diubah menjadi sumber daya baru, guna menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan, dalam hal ini peran Komunita sangat penting. Konsep ekonomi sirkular sendiri telah diadopsi oleh Indonesia ke dalam Visi Indonesia 2045. Berkaitan dengan hal tersebut Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto, "Ekonomi sirkular mulai coba diterapkan oleh pemeirntah ke dalam sistem pengelolaan sampah".(18/02/2023). Dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, dipahami bahwa sistem yang diterapkan berprinsip pada pengurangan sampah yang mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Hal tersebut berarti bahwa tiap sampah, emisi, dan energi yang terbuang akan diupayakan untuk diminimalisir dengan seoptimal mungkin. Dengan demikian, umur produksi-konsumsi dapat lebih panjang, produk dapat digunakan kembali, dan samoah dapat didaur ulang ke dalam bentuk produk semula maupun produk baru. Sehingga pada akhirnya, limbah yang berakhir di TPA dan di lingkungan akan dapat berkurang.
Â
Tantangan dan Solusi
Seperti halnya program baru lainnya implementasi Kartu Daur Tani menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
1. Kurangnya Kesadaran PetaniÂ
Banyak petani yang belum menyadari potensi ekonomi dari limbah pertanian. Solusinya adalah dengan meningkatkan edukasi atau pengadaan program-program di tingkat usahatani.Â
2. Keterbatas InfrastrukturÂ