Mohon tunggu...
Fatih Cahya Baskara
Fatih Cahya Baskara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Lampung Pendidikan Geografi BEM FKIP Universitas Lampung Pramuka Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relasi Tiga Unsur (Perubahan Iklim, Kesehatan Masyarakat, dan Pembangunan Berkelanjutan)

19 Desember 2020   13:10 Diperbarui: 19 Desember 2020   13:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan yang semakin rumit ketika penyakit-penyakit tadi sudah menjadi wabah hingga pandemi di suatu wilayah. Misalnya, keadaan dunia yang sedang diguncang dengan COVID-19 diperkeruh dengan keadaan pola iklim global yang terus berubah yang menyebabkan masyarakat mulai kehilangan imunitas tubuh sehingga mereka tidak bisa menjaga dirinya terhadap wabah dan perubahan iklim tersebut. Selain wabah pandemi yang sekarang kita hadapi dan seluruh dunia merasakan, dampak pertumbuhan terhadap penyakit lainnya yaitu seperti diare hingga demam berdarah juga menjadi perhatian publik.

Diare dan demam berdarah dua jenis penyakit yang banyak menjangkiti masyarakat diberbagai dunia. Sifatnya yang tidak terlalu besar namun sangat popular di seluruh lapisan masyarakat. Baik masyarakat desa sampai kota pernah merasakan dua jenis penyakit. 

Perubahan iklim diprediksi berdampak terhadap penyakit diare seperti kolera, karena perubahan curah hujan menyebabkan banjir di musim penghujan yang berakibat epidemi dan sebaliknya terjadi kekeringan di musim kemarau. Perubahan ini juga berdampak terhadap penyediaan air bersih dan sanitasi yang adekuat, serta juga tersedianya makanan yang higienis dan kemampuan menerapkan praktek higiene yang baik pada tempatnya. Sama halnya dengannya, penyebaran demam berdarah juga karena perubahan pola iklim yang terus berubah. 

Dan perubahan tersebut mengarah pada pemanasan global yang menjadi wilayah di bumi ini menjadi dua yaitu wilayah kering dan basah. Keadaan ini semakin memburuk ketika benih-benih populasi dan kemampuan berkembang biak nyamuk Aedes Aeygpti menjadi bertambah banyak dan meluas. Akibatnya, penularan demam berdarah pun juga akan meningkat karena nyamuk dapat hidup di tempat suhu normal. Akibatnya, penyebaran Aedes Aeygpti terus bergerak hingga menembus batas yang tak ditentukan.

Bukan hanya dari sektor kesehatan saja, perubahan pola iklim dunia juga berdampak pada konsekuensi terhadap pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah. Karena pada hakikatnya, Pembangunan berkelanjutan sangat krusial dalam kerangka mitigasi yang sukses terhadap perubahan iklim. 

Tidak hanya generasi mendatang saja yang berada dalam ancaman bahaya, beberapa masyarakat di wilayah tertentu telah mengalami dampak perubahan iklim seperti pulau-pulau kecil dan beberapa negara sedang berkembang. Namun, jika kita melihat kemabali uraian diatas, perubahan iklim itu tidak merata di suatu wilayah. Maka dari itu, juga akan berbeda dampak yang ditimbulkan ke area pembangunan berkelanjutan. 

Pembangunan berkelanjutan suatu negara berkaitan pada sektor-sektor penunjang kehidupan masyarakat. Namun, sektir tersebut bisa saja goyah bahkan terhenti karena adanya pergerakan pola iklim dunia yang terus-menerus berubah. Perlu adanya mitigasi penangangan perubahan iklim agar pembangunan bisa berjalan efektif kembali. Kesadaran mitigasi ini ditimbul dari pola pikir masyarakat dan juga kearifan lokal sebagai unsur penunjang. 

Jika tidak diubah bahaya dampak perubahan iklim akan membuat hiruk-pikuk pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah. Pembangunan yang berkelanjutan adalah faktor kunci dalam mitigasi perubahan iklim. Agar mitigasi berhasil dalam jangka waktu yang panjang, maka kebijakan dan langkah nyata akan membutuhkan kerjasama dengan inisiatif perlindungan terhadap lingkungan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan keadilan sosial.

Telah diuraikan secara garis besar, bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadi sebuah masalah kehidupan masyarakat jika tidak segera diatasi. Akibatnya, sektor-sektor kehidupan masyarakat dari kesehatan sampai pembangunana berkelanjutan akan mudah goyah. 

Kemungkinan besar perubahan iklim global ini disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti aktivitas industri, transportasi dan intensifikasi pertanian. Terdapat konsekuensi dampak kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Perlu kerjasama di tingkat negara ataupun individu untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan secara adil dalam masyarakat.

*Sumber : Keman, Soedjajadi. 2007. Perubahan Iklim Global, Kesehatan Masyarakat, dan Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 03. II. hlm 195-204.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun