Mohon tunggu...
Fatihah Putri Surya
Fatihah Putri Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa pendidikan sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Flexing pada Remaja Gen Z

23 Oktober 2023   00:06 Diperbarui: 23 Oktober 2023   00:11 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sudut pandang etika, flexing bukanlah tindakan yang baik. Flexing lebih berkonotasi negatif,  karena memamerkan kekayaan hanya bertujuan untuk memuaskan ego atau  mendapatkan pengakuan dari orang lain atas kekayaan atau status sosialnya. Faktanya, banyak pelaku flexing yang memamerkan kesehariannya melalui video atau foto di media sosial, padahal sebenarnya tidak seperti yang terlihat di media sosial. Flexing juga digunakan sebagai metode kriminal atau pidana untuk mencari pengikut bahkan konsumen, dengan tujuan mencapai keuntungan pribadi, dengan  menawarkan  pekerjaan, kerja sama bisnis atau berinvestasi.

Referensi
Nur khayati, Dinda Apriliyanti, Victoria Nastacia Sudiana, Aji Setiawan, Didi Pramono, Fenomena Flexing Di Media Sosial Sebagai Ajang Pengakuan Kelas Sosial Dengan Kajian Teori Fungsionalisme Struktural (2022), Vol. 9 No. 2
Ratu Nadya Wahyuningratna, Vinta Sevilla, Mansur Juned, Edukasi Pengembangan Aktualisasi Diri Yang Positif Bagi Remaja Di Sosial Media (2022), Vol. 4 No. 2
Jawade Hafidz, Fenomena Flexing di Media Sosial dalam Aspek Hukum Pidana (2022), Vol. 2 No. 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun