Mohon tunggu...
fatih gama
fatih gama Mohon Tunggu... -

hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Jogja Berhenti Nyaman

27 November 2017   13:52 Diperbarui: 27 November 2017   14:02 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPS, Indikator Ekonomi Kota Yogyakarta, 2015

Comparative Political Studies 33.

Sinta Maharani (2016), Kasus Intoleransi di Yogyakarta Tinggi, diunduh pada tanggal pada tanggal 9 Februari 2017, pukul 16.22.

Tempo.co (2015). Survei: Orang Riau Terbahagia, Yogya dan Bandung? diunduh  pada tanggal 9 Februari 2017, pukul 16.45.

[1] Rilis Wahid Institute memang merupakan data agregat kasus intoleran di Kabupaten dan kota se- DIY. Namun, yang patut dicatat, data-data tersebut, hanya merekam kasus-kasus yang menarik perhatian public. Kasus-kasus yang tidak tercatat sesungguhnya cukup tinggi.

[2] Bandingkan pula dengan Rilis dari LBH Yogyakarta dan Setara Institute tentang kondisi toleransi di Kota Yogyakarta pada tahun 2015 lalu.

[3] Saat itu Yogyakarta mendapat julukan "Indonesia Mini".  

[4] Di level nasional, posisi indeks tertinggi berada di Kepulauan Riau 72,42, disusul Maluku 72,12, Kalimantan Utara 71,45, Kalimantan Timur 71,45, Jambi 71,1, Sulawesi Utara 70,79, dan Yogyakarta. Yang mengejutkan, indeks kebahagiaan warga Papua Barat termasuk tinggi 70,45, sementara yang menempati posisi terendah adalah Papua 60,97, disusul Nusa Tenggara Timur 66,22 serta Sumatera Barat 66,79.

[5] Kitschelt mengidentifikasi tiga jenis linkage yakni: klientelistik, programmatik dan karismatik. Pertama, linkageklientelistik.  Linkageklientelistik merupakan pola hubungan yang politisi dengan warga yang diwakilinya melalui cara pemberian keuntungan material agar warga yang diwakilinya itu memberikan dukungan terhadapnya. Kedua, linkage programatik.Pola relasi politisi dengan konstituen berdasarkan program kebijakan yang menguntungkan semua warga negara, termasuk mereka yang tidak memilihnya. Ketiga, linkagekarismatik. Pola relasi antara politisi dengan konstituennya dibangun berdasarkan pada kualitas personal politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun