Kubus tak Ego
Saya ingin sedikit bercerita. Sewaktu Korps Protokoler Mahasiswa Telkom University yang merupakan Organisasi Kampus yang saya dan rekan saya pimpin terjadi masalah. Salah satu anggota Dewan Pengawas Organisasi berkata kepada saya selaku Wakil Ketua dan rekan saya selaku Ketua KPM.
“Masalah itu seperti Kotak Kubus dek, kalian harus lihat dari seluruh sisi. Jangan hanya satu sisi saja. Jika sedang masalah dengan sesama pengurus, coba lihat bukan hanya sisi kamu tapi juga sisi teman yang sedang bermasalah dengan kamu.” Ujar kakak dari DPO yang juga organisator di beberapa organisasi lainnya.
Kemudian otak saya me-rewind kebelakang cukup jauh saat tahun 2014 awal. Waktu itu dosen Manajemen Sumber Daya Manusia saya bilang bahwa ketika kamu punya masalah jangan hanya mencabut bagian rumputnya saja tapi sampai akarnya juga. Berfikir kritis itu wajib. Beliau sempat mencontohkan sesuatu hal yang sederhana tapi mengena
Seorang Mahasiswa selama 4 kali pertemuan terakhir selalu telat datang ke kelas terutama kelas dosen A, padahal biasanya tidak pernah seperti ini. Anak ini sangat rajin. Dosen A bertanya:
“Kamu kenapa selama 4 pertemuan terakhir selalu telat?”
“Saya telat bangun pak, badan lemas gitu”
“4 kali dari 4 pertemuan terakhir saya tanya semua jawabannya sama”
Akhirnya setelah ditanya terus menerus ternyata mahasiswa itu telat karena diputusin pacarnya. Sehingga mahasiswa tersebut tidak bersemangat, tidak mau makan dan lemas. Telat bangun tidur karena memang sudah tidak ada gairah hidup.
Setelah mendengar cerita itu saya baru sadar. Bahwa apa yang dipikirkan orang belum tentu benar adanya. Semakin kelihatan bahwa manusia pada dasarnya Egois dan punya keinginan bahwa apapun yang dipikirkannya lebih benar daripada yang lain. Dalam Teori Kebutuhan Masslow tergambar jelas bahwa kebutuhan paling penting manusia adalah kebutuhan eksistensi diri atau pengakuan. Salah satu cara diakuinya seseorang di mata masyarakat ya dengan melakukan aksi atau apapun itu agar dia tampak hebat di mata orang lain.
Jika kita melihat dalam kaidah Psikoanalisis darinya Sigmund Freud, maka kita akan tahu bahwa ego adalah bagian dari kita. Ego adalah jalan untuk memenuhi ID atau bisa disebut kebutuhan alamiah kita yaitu seperti makan, minum atau seksual. ID bilang Lapar, kata Ego kita harus makan tapi pilihannya karena tidak ada uang kita hanya bisa meminta dari teman atau mencuri? Jawabanan dari Ego adalah Superego. Superego adalah pemahaman tentang norma, aturan dan ketetapan. Jika kita mencuri demi memenuhi Ego makan kita kan tidak baik nanti ditangkap dan tidak beradab.