Mohon tunggu...
Fathurrahman Helmi
Fathurrahman Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Sepakbola

Jika Menulis Bisa Membuatmu Abadi, Kenapa Masih Berdiam Diri. Ambil Penamu dan Goreskan di Kertas Putih Itu. | Kontak: Fathur99mbo@gmail.com fathurhelmi (Instagram) @fathoerhelmi (twitter)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Atjeh Pungo Pisan? (Aceh Gila Banget?) 2 : Sudah Kubuskah Pemikiran Kita?

1 Juli 2015   23:53 Diperbarui: 2 Juli 2015   02:08 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kubus tak Ego

Saya ingin sedikit bercerita. Sewaktu Korps Protokoler Mahasiswa Telkom University yang merupakan Organisasi Kampus yang saya dan rekan saya pimpin terjadi masalah. Salah satu anggota Dewan Pengawas Organisasi berkata kepada saya selaku Wakil Ketua dan rekan saya selaku Ketua KPM.

“Masalah itu seperti Kotak Kubus dek, kalian harus lihat dari seluruh sisi. Jangan hanya satu sisi saja. Jika sedang masalah dengan sesama pengurus, coba lihat bukan hanya sisi kamu tapi juga sisi teman yang sedang bermasalah dengan kamu.” Ujar kakak dari DPO yang juga organisator di beberapa organisasi lainnya.

Kemudian otak saya me-rewind kebelakang cukup jauh saat tahun 2014 awal. Waktu itu dosen Manajemen Sumber Daya Manusia saya bilang bahwa ketika kamu punya masalah jangan hanya mencabut bagian rumputnya saja tapi sampai akarnya juga. Berfikir kritis itu wajib. Beliau sempat mencontohkan sesuatu hal yang sederhana tapi mengena

Seorang Mahasiswa selama 4 kali pertemuan terakhir selalu telat datang ke kelas terutama kelas dosen A, padahal biasanya tidak pernah seperti ini. Anak ini sangat rajin. Dosen A bertanya:

“Kamu kenapa selama 4 pertemuan terakhir selalu telat?”

“Saya telat bangun pak, badan lemas gitu”

“4 kali dari 4 pertemuan terakhir saya tanya semua jawabannya sama”

Akhirnya setelah ditanya terus menerus ternyata mahasiswa itu telat karena diputusin pacarnya. Sehingga mahasiswa tersebut tidak bersemangat, tidak mau makan dan lemas. Telat bangun tidur karena memang sudah tidak ada gairah hidup.

Setelah mendengar cerita itu saya baru sadar. Bahwa apa yang dipikirkan orang belum tentu benar adanya. Semakin kelihatan bahwa manusia pada dasarnya Egois dan punya keinginan bahwa apapun yang dipikirkannya lebih benar daripada yang lain. Dalam Teori Kebutuhan Masslow tergambar jelas bahwa kebutuhan paling penting manusia adalah kebutuhan eksistensi diri atau pengakuan. Salah satu cara diakuinya seseorang di mata masyarakat ya dengan melakukan aksi atau apapun itu agar dia tampak hebat di mata orang lain.

Jika kita melihat dalam kaidah Psikoanalisis darinya Sigmund Freud, maka kita akan tahu bahwa ego adalah bagian dari kita. Ego adalah jalan untuk memenuhi ID atau bisa disebut kebutuhan alamiah kita yaitu seperti makan, minum atau seksual. ID bilang Lapar, kata Ego kita harus makan tapi pilihannya karena tidak ada uang kita hanya bisa meminta dari teman atau mencuri? Jawabanan dari Ego adalah Superego. Superego adalah pemahaman tentang norma, aturan dan ketetapan. Jika kita mencuri demi memenuhi Ego makan kita kan tidak baik nanti ditangkap dan tidak beradab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun