Mohon tunggu...
fathur
fathur Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak mts

Main bola

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan Seorang Murid

28 November 2024   06:06 Diperbarui: 28 November 2024   06:17 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Rina terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Amir, kamu sudah tahu betul bahwa ponsel bisa mengganggu konsentrasi belajar. Ini bukan hanya masalah aturan, tetapi juga masalah kedisiplinan. Kamu harus belajar untuk menahan godaan seperti ini."

Amir hanya bisa mengangguk pelan. Ia merasa sesal yang mendalam. Ia tahu, akibat perbuatannya, ia harus menerima konsekuensi. Ponselnya disita oleh Bu Rina, dan ia diminta untuk menandatangani surat peringatan. Ini adalah pelajaran besar baginya.

Hari itu berlalu dengan perasaan yang berat di dada Amir. Sepanjang pelajaran, pikirannya terus melayang pada kejadian tadi. Ia merasa sangat bodoh karena tergoda untuk membawa ponsel meskipun tahu ada aturan yang melarangnya. Ia menyadari bahwa meskipun ponsel bisa sangat membantu dalam beberapa situasi, membawa ponsel ke sekolah hanya mengundang masalah.

Setelah pulang sekolah, Amir duduk termenung di ruang tamu. Ia menatap tas ranselnya yang kosong tanpa ponsel. Penyesalan mulai datang menghampirinya, membuatnya merasa seperti anak kecil yang baru saja berbuat salah. Ia berjanji pada dirinya sendiri, mulai sekarang ia akan lebih disiplin dan tidak akan tergoda lagi untuk melanggar peraturan.

Tapi yang lebih penting, ia belajar bahwa seringkali, dalam hidup, kita harus belajar dari kesalahan kita, dan kadang penyesalan datang setelah kita merasakan konsekuensinya. Dan meskipun hari itu terasa berat, Amir tahu ia akan lebih bijak dalam mengambil keputusan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun