Bu Rina terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Amir, kamu sudah tahu betul bahwa ponsel bisa mengganggu konsentrasi belajar. Ini bukan hanya masalah aturan, tetapi juga masalah kedisiplinan. Kamu harus belajar untuk menahan godaan seperti ini."
Amir hanya bisa mengangguk pelan. Ia merasa sesal yang mendalam. Ia tahu, akibat perbuatannya, ia harus menerima konsekuensi. Ponselnya disita oleh Bu Rina, dan ia diminta untuk menandatangani surat peringatan. Ini adalah pelajaran besar baginya.
Hari itu berlalu dengan perasaan yang berat di dada Amir. Sepanjang pelajaran, pikirannya terus melayang pada kejadian tadi. Ia merasa sangat bodoh karena tergoda untuk membawa ponsel meskipun tahu ada aturan yang melarangnya. Ia menyadari bahwa meskipun ponsel bisa sangat membantu dalam beberapa situasi, membawa ponsel ke sekolah hanya mengundang masalah.
Setelah pulang sekolah, Amir duduk termenung di ruang tamu. Ia menatap tas ranselnya yang kosong tanpa ponsel. Penyesalan mulai datang menghampirinya, membuatnya merasa seperti anak kecil yang baru saja berbuat salah. Ia berjanji pada dirinya sendiri, mulai sekarang ia akan lebih disiplin dan tidak akan tergoda lagi untuk melanggar peraturan.
Tapi yang lebih penting, ia belajar bahwa seringkali, dalam hidup, kita harus belajar dari kesalahan kita, dan kadang penyesalan datang setelah kita merasakan konsekuensinya. Dan meskipun hari itu terasa berat, Amir tahu ia akan lebih bijak dalam mengambil keputusan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H