Mohon tunggu...
FathumAzahra
FathumAzahra Mohon Tunggu... -

Ikatlah Ilmu dengan Tulisanmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dalam Diam, Aku Mengenal-Mu

10 Oktober 2018   16:36 Diperbarui: 10 Oktober 2018   16:54 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Diamku, Aku menemukanMU

Dalam diam ku coba menelusuri relung akal yang tengah penat akan kesibukan dunia, aku mulai masuk dalam ranah kesenyapan terus mengingat segala hal yang telah aku lalui, tanpa sadar waktu selalu setia menghitung setiap jejak tapak menetap.

Aku bukanlah pribadi yang hebat menurut mereka, tapi aku hanya sebatang ranting yang lunglai kering termakan panasnya terik sang surya.

Wahai Sang Pemilik hati, Begitu kecilnya nyali ini tuk menerjang gerbang yang kokoh berdiri di hadapanku, kaki terasa bergetar menopang beban yang begitu beratnya, begitu letih terasa hingga tulang belulangku.

Wahai Sang Pemilik Kekuatan, mungkinkah diriku akan sampai sedikitnya kekuatan dari sisi kekuatanMU yang Tak Terbatas itu.

ENGKAU wahai Sang Sandaran, Bagi mereka yang terpuruk, yang jiwanya meraung penuh dengan pilu yang mendalam, mereka yang mampu menggerakkan jari jemarinya atas kehendakMU, mereka yang mampu mengedipkan kelopak matanya atas izinMU.Sungguh itu jauh tak terbesit dalam akal yang telah ENGKAU berikan terhadap setiap insan.

Oh.. Piciknya diriku, hal sekecil itupun tak termuat dalam benakku, bagaimana mungkin rasa syukur itu timbul jika tiap hembusan nafasku tak pernah aku fikirkan, dalam diamku jiwa ini sungguh gelisah dan terus bertanya-tanya, bagaimana cara tuk menghadirkan rasa syukurku atas nikmatnya nafas bebas dari-MU? 

Ya Rabb...Begitu sedikitnya pengenalanku terhadap-MU, hingga Aku tak berani menyapa-MU, di setiap detik nafas yang terhembuskan ketika lalaiku lah yang lebih banyak dari pada mengingat-MU,

Wahai jiwa pendosa, ingatlah kepada Sang Maha Agung yang selalu menyertaimu setiap gerakanmu tajamkan akalmu dengan pengenalan kepada Allah swt, agar jarak terdekat dengan-NYA akan kamu rasakan. Jadikan diammu sebagai perantara untuk bertafakkur tentang Allah swt, maka kamu akan terhitung dalam naungan orang-orang yang beruntung.

Ada 4 (empat) hal yang menjadi obyek tafakur:

(1) Perbuatan-perbuatan Taat. 

Pikirkan amalan-amalan fardhu (wajib), bagaimana kita melaksanakannya, bagaimana kita menjaganya dari kekurangan dan keteledoran, bagaimana menyelamatkan diri dari waktu yang kosong, bagaimana kita menambalnya atau menggantinya dengan amalan-amalan sunah (tambahan).

(2)  Perbuatan-perbuatan Maksiat. 

Anggota Tubuh berfungsi merenungkan dengan mendalam tentang semua dosa yang sudah diperbuat oleh anggota tubuh. Apabila ternyata di antara anggota tubuh berbuat maksiat atau melakukan dosa, maka harus segera meninggalkan dosa dan maksiat tersebut. Harus bertobat atas perbuatannya itu.

Lidah sering menjadi alat bagi perbuatan keji seperti memfitnah, menggunjing, berbohong, dan sebagainya.

Telinga menjadi sarana untuk mendengarkan gunjingan, fitnah, bohong, omong-kosong, mendengarkan hal yang sia-sia dan sebagainya.

Perut yang sering tergoda untuk makan makanan yang berlebihan atau makan makanan yang haram. 

(3) Sifat-sifat yang Membinasakan. 

Renungkan dan pikirkan dengan sungguh-sungguh kesalahan dan kejahatan diri kita yang mengganggu dan merusak amalan kita sendiri, maksudnya adalah kekejian diri, misalnya hawa nafsu, ghadhob (marah), kikir, sombong, riya, iri, dengki, malas, gemar menunda-nunda amal-kebajikan, rakus harta, pujian, nama dan kemegahan diri. 

Seandainya kita berpikir bahwa kita sudah terbebas dari rasa sombong, takabur, ujub, emosional dan sebagainya, ujilah diri kita.

(4) Sifat-sifat yang Menyelamatkan.

Ada 10 (sepuluh) kebajikan dasar yang mengantarkan kita kepada keselamatan di akhirat, yaitu (1) tobat, (2) sabar dalam musibah dan kesulitan, (3) syukur terhadap segala nikmat-karunia Allah.swt (4) takut, (5) harapan, (6) zuhud dari dunia, (7) ikhlas, (8) benar/shiddiq, (9) cinta kepada Allah (mahabbah), dan (10) tawadhu.

Dengan tafakkur dapat melahirkan pengetahuan ketauhidan atau ma'rifatullah, sebagaimana dalam firman Allah.swt : "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Qs.Adzariyat:20-21)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun