Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Pendidikan Informal Menuju Kepemimpinan: Refleksi Semangat Sumpah Pemuda

25 Oktober 2024   20:31 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterampilan kolaboratif juga tertuang dalam keseharian mahasiswa di dalam organisasi ekstra bagaimana mampu berkolaborasi dengan organisasi ekstra lainnya misalnya. Mengadakan kegiatan bersama misalnya, artinya pengalaman-pengalaman ini yang menjadi bekal sehingga membentuk karakter sosok pemimpin bangsa dimasa depan. Seiring adanya perubahan kurikulum pendidikan mulai dari Kurikulum Rencana Pembelajaran (1947-1968)-20 sampai Kurikulum 2013 -- 35 terjadi reduksi nilai nilai Pancasila. Kemudian tahun 1968 mengalami perubahan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus. Kurikulum saat ini tidak ada lagi doktrin melawan neokolim. banyak sisi yang perlu diperbaiki. Maka Omek dapat menjadi ruang belajar untuk memenuhi kekurang tersebut melalui metode pengajarannya seperti bedah buku, kajian dll.

Kepemimpinan dari Pendidikan Informal

Praktek kepemimpinan di dalam organisasi senantiasa dilaksanakan tidak hanya sebatas teori. Pemimpin adalah agen perubahan yang dari tindakannya dapat mempengaruhi orang lain.  Sikap kepemimpinan muncul jika adanya motivasi atau kompetisi dalam kelompok maka seorang pemimpin mampu mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Proses pelahiran pemimpin membtuhkan gemblengan, artinya pemimpin dilahirkan dari sinergis pendidikan formal, nonformal dan informal. Dari ketiganya yang paling berperan melahirkan pemimpin adalah pendidikan informal karena pembentukan kompetensi dan kepribadian sangat nyata.

Pemimpin harus bisa memanajemen namun manajemen dan kepimpinan suatu yang sebanding tetapi masih tumpang tindih antara keduanya. Kepemimpinan dan manjemen harus balance diterapkan sebab manajemen membuat perkiraan dan aturan (menugaskan) sedangkan kepemipinan berusaha untuk membuat perubahan melalui visi misi. Bagi seorang pemimpin ujian sukses seungguhnya adalah bagaimana melahirkan regenerasi pemimpin berikutnya. Begitupula di dalam organisasi pemimpin hari ini dituntut harus bisa melahirkan pemimpin yang akan datang jika tidak maka tugasnya bisa dikatakan belum selesai karena akan terhenti proses regenerasi kepemimpinan. Ciri khas pemimpin sejati adalah berpikir besar (punya tujuan gambaran besar), berpikir dalam pengertian orang lain (keberhasilan organisasi), berpikir terus menerus (terus memberi gagasan baru), memikirkan lini dasar, berpikir tanpa garis batas (mengambil banyak hal baru), memikirkan hal tidak nyata (abstrak/mengantisipasi hal tak terduga), berpikir dengan cepat (menaksir situasi dengan cepat).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun