Rekomendasi untuk studi lebih lanjut adalah memperdalam penelitian tentang peran jalur laut sebagai penghubung antara dua wilayah ini, serta menggali lebih jauh pengaruh para ulama yang mungkin terabaikan dalam sejarah.Â
Studi etnografi yang fokus pada pesantren tradisional di Madura dan institusi keagamaan di Aceh juga akan memperkaya pemahaman tentang bagaimana ajaran tarekat dipertahankan dan berkembang hingga saat ini.Â
Saran untuk studi lebih lanjut, perlu menelusuri lebih dalam jalur perdagangan dan migrasi ulama antara Aceh dan Madura. Selain itu, perlu diadakan penelitian lebih detail tentang pengaruh Sufisme yang dapat mengungkap interaksi intelektual lebih lanjut antara kedua wilayah ini. Penelitian tentang naskah-naskah lama dan arsip keagamaan juga dapat membantu memperjelas hubungan historis yang lebih kuat.
Referensi
Adawiyah, R., Ardiansyah, M., Sholehah, N, A. (2023). A Islamic Boarding School Economic Empowerment Strategy Through an OPOP (One Persantren One Product) Model in The Digital (Case Study on Boarding School in Madura). Â doi: 10.19105/iqtishadia.v10i1.8162
Arifin, M. (2023). The Impact of Recitation and Zikr Tastafi on Religious Social Life; Studies in the City Areas of Banda Aceh, Pidie, and North Aceh. Tribakti (Kediri), 34(1):95-110. doi: 10.33367/tribakti.v34i1.3035
Affan, M. (2023). The Role of Sufis in Connecting Aceh to the Global Islamic Network in the 17th Century. ISLAM NUSANTARA, doi: 10.47776/islamnusantara.v4i2.700
Basri, H. (2017). Potret islam aceh: diskursus keulamaan dan tradisi penulisan kitab melayu. Â 5(2)
Dhuhri, S. (2017). ACEH SERAMBI MEKKAH (Studi tentang Peran Ibadah Haji dalam Pengembangan Peradaban Aceh). Â 16(2):188-195. doi: 10.22373/JIIF.V16I2.750
Huwaid, M, R., & Arbi. (2024). Islam Pada Masa Kesultanan Di Asia Tenggara : Kajian Terhadap Kesultanan Aceh Darussalam Sebagai Penguat Isu-Isu Sosisl Moderasi Beragama Dan Menolak Radikalisme. Menara Ilmu, 18(1) doi: 10.31869/mi.v18i1.5551
Huda, Y. (2020). Islamic sharia in aceh and its implications in other regions in indonesia. Â 5(2):189-201. doi: 10.22373/PETITA.V5I2.98