Tahapan pembuatan bioethanol : Rumput laut -- Hidrolis -- Fermentasi -- Distilasi -- Dehidrasi. Secara umum bioethanol tipe E85 dapat digunakan sebagai bahan bakar perahu nelayan di kampung Teluk Kadere, Bontang, Kalimantan Timur. Penggunaan campuran bahan bakar berbasis premium dan bioethanol dari rumput laut memiliki keunggulan dapat mengurangi emisi hasil pembakaran. Dengan adanya bioethanol dari rumput laut menjadi solusi bagi kelangkaan bahan bakar yang kerap terjadi di kampung Teluk Kadere. Hal ini menujukkan bahwa di suatu desa kecilpun terdapat potensi swasembada energi yang dapat dikembangkan oleh peneliti maupun pemerintah (Alit, 2021).
TANTANGAN DAN PELUANG
Tantangan :
Meskipun potensi energi dari perairan Indonesia sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain:
Teknologi dan Investasi: Pengembangan teknologi energi laut masih membutuhkan investasi yang besar dan teknologi yang canggih.
Infrastruktur: Infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pengembangan energi laut masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil.
Regulasi dan Kebijakan: Kebijakan pemerintah yang mendukung dan regulasi yang jelas sangat diperlukan untuk mendorong investasi di sektor ini.
Teknologi dan Biaya: Pengembangan teknologi untuk eksploitasi panas bumi dari gunung api bawah laut membutuhkan investasi yang besar dan teknologi canggih.
Akses dan Infrastruktur: Lokasi gunung api bawah laut yang sulit dijangkau memerlukan infrastruktur khusus untuk eksplorasi dan eksploitasi.
Dampak Lingkungan: Meskipun energi geothermal ramah lingkungan, instalasi dan eksploitasi bisa berdampak pada ekosistem laut sekitar.
Keamanan dan Resiko: Aktivitas vulkanik bawah laut yang aktif bisa menimbulkan risiko keamanan bagi instalasi dan operasi pembangkit listrik.