Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membangun Kemandirian Energi melalui Optimalisasi Sumber Daya Laut Indonesia

17 September 2024   10:20 Diperbarui: 17 September 2024   10:26 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Penerapan Energi Terbarukan. Sumber: Penulis

Oleh : Fathul Bari, M.Pd

LATAR BELAKANG

Energi merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pada era globalisasi ini, ketergantungan terhadap energi fosil semakin memperburuk masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan polusi udara. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan minyak bumi Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan hanya akan tersedia untuk sekitar 9,5 tahun ke depan dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru dan tingkat produksi saat ini sebanyak 700 ribu barel per hari. 

Total cadangan minyak Indonesia saat ini adalah 4,17 miliar barel, dengan 2,44 miliar barel di antaranya merupakan cadangan terbukti. Selain itu, cadangan gas bumi mencapai 62,4 triliun kaki kubik (Kementerian ESDM, 2023). Oleh karena itu, transisi menuju sumber energi terbarukan menjadi agenda penting di banyak negara, termasuk Indonesia.

Fakta mengenai cadangan potensi energi panas bumi yang tersebar di Indonesia, khususnya di daerah laut, menunjukkan potensi besar bagi pengembangan energi terbarukan. Namun, pemanfaatan energi terbarukan yang kurang optimal menyebabkan Indonesia terancam mengalami krisis energi. 

Bahkan, pemanfaatan yang masih belum optimal tersebut juga mendapatkan penolakan dan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan hutan, degradasi tanah, berkurangnya habitat alam, penurunan kualitas udara, dan sebagainya. Indonesia berada dalam dilema yang sulit. Jika melakukan eksploitasi panas bumi di daratan, maka harus menebang hutan untuk pembukaan lahan. Namun, jika hutan diselamatkan, krisis energi akan menjadi ancaman serius. Situasi ini menggambarkan Indonesia sebagai negara yang terjebak dalam pilihan yang sulit.

Berdasarkan berbagai temuan, terdapat berbagai alternatif energi di alam yang dapat dijadikan pilihan, di antaranya energi matahari, air, angin, nuklir, dan panas bumi (geothermal). Indonesia merupakan negara yang beruntung karena memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia. Potensi panas bumi yang terkandung di Indonesia mencapai 28.618 Megawatt atau 40% dari total cadangan panas bumi dunia. Sayangnya, dari total jumlah tersebut, baru sekitar 1.341 Megawatt (4,7%) yang dimanfaatkan (Faturrahman, 2021). 

Namun, eksploitasi geothermal mendapatkan kecaman akibat isu kerusakan lingkungan. Contohnya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dianggap merusak aliran mata air yang berguna bagi perairan sawah, merusak cagar budaya di sekitar lereng, dan mengganggu ekosistem alam di sekitar Gunung Lawu, yang juga menyebabkan berkurangnya hutan lindung dan penurunan permukaan tanah.

Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis dan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Salah satu sektor yang menjanjikan adalah pemanfaatan energi dari wilayah perairan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki luas perairan yang mencakup lebih dari dua pertiga wilayahnya, yang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi yang berkelanjutan. Dalam upaya menuju kemandirian energi, pemanfaatan potensi energi di wilayah perairan Indonesia menjadi langkah strategis yang tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

PEMBAHASAN

Pembahasan terkait potensi energi berbasis wilayah perairan di Indonesia akan dibahas di bawah ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun