Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. saya menyusun solusi berbasis lingkungan, seperti dalam karyanya tentang penggunaan bambu untuk penyimpanan air dan pengelolaan krisis air bersih di Indonesia. Selain itu, saya juga aktif dalam mengembangkan gerakan 'Kotak Suara Lingkungan' yang berfokus pada penyampaian kebijakan lingkungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, beliau terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea : Perspektif Geografis Terhadap Stabilitas dan Perubahan Global

1 September 2024   12:51 Diperbarui: 1 September 2024   14:21 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Fathul Bari, M.Pd

 

Pendahuluan

Semenanjung Korea saat ini telah menjadi titik panas geopolitik sejak Perang Korea pada awal 1950-an. Akibat dari berakhirnya perang tanpa kesepakatan damai, ketegangan tetap tinggi antara Korea Utara yang dipimpin oleh rezim Kim dan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat serta sekutu-sekutunya. Konflik ini mengakibatkan munculnya ancaman nuklir Korea Utara muncul sebagai ancaman serius tidak hanya bagi keamanan regional tetapi juga bagi stabilitas global. Kajian berdasarkan perspektif geografis, ancaman ini memiliki implikasi luas yang mencakup politik, ekonomi, serta perubahan lingkungan di skala regional dan global.

Ancaman nuklir di Semenanjung Korea secara signifikan berdampak pada stabilitas global, terutama di Asia Timur Laut. Perkembangan terus-menerus kemampuan nuklir Korea Utara menimbulkan risiko eksistensial tidak hanya bagi Korea Selatan tetapi juga bagi Amerika Serikat dan sekutunya, yang mengharuskan evaluasi ulang strategi internasional. Adanya kemajuan Korea Utara dalam senjata nuklir dan teknologi rudal, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) dan Submarine-Launched Ballistic Missile (SLBM), ditujukan untuk membangun dominasi regional dan memastikan kelangsungan rezim (Kwon, 2022). Amerika Serikat dan Korea Selatan harus meningkatkan sistem pertahanan rudal mereka dan melakukan latihan militer reguler untuk melawan potensi ancaman Korea Utara (Bennett et al, 2021). Meskipun banyak upaya diplomatik, termasuk pembicaraan enam pihak, kemajuan nyata tetap sulit dipahami, menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi saat ini (Barannikova, 2022). Harapan keamanan yang rasional untuk Pyongyang sangat penting, namun tidak boleh menumbuhkan harapan untuk memenangkan konflik terbatas (Mount & Rapp-Hooper, 2020).

Terjadinya persaingan antara AS dan China berpengaruh di Asia-Pasifik sehingga memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea bahkan mempersulit upaya untuk status bebas nuklir. Kerja sama regional, terutama antara Korea Utara dan Selatan, dapat menjadi sangat penting dalam menstabilkan situasi, namun tetap penuh dengan tantangan (Kharlanov & Molchanov, 2023). Sementara ancaman nuklir dari Korea Utara menjadi perhatian mendesak, beberapa berpendapat bahwa fokus pada keterlibatan diplomatik dan kerja sama regional dapat menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan, berpotensi mengarah ke lanskap geopolitik yang lebih stabil.

Kondisi Geografis Semenanjung Korea

Secara geografis, Semenanjung Korea terletak di antara tiga kekuatan besar: Tiongkok, Jepang dan Rusia. Posisi strategis ini membuat Semenanjung Korea menjadi wilayah penting dalam kalkulasi geopolitik. Korea Utara, dengan kondisi alam yang berbukit dan pegunungan, memiliki tempat persembunyian alami yang mendukung pengembangan senjata nuklir di lokasi-lokasi yang sulit diakses. Hal ini menambah tantangan bagi upaya internasional dalam memantau dan mengawasi aktivitas nuklirnya.

Selaiin itu, kawasan ini juga merupakan rumah bagi sejumlah besar populasi yang hidup di daerah padat, khususnya di Korea Selatan. Seoul, ibu kota Korea Selatan, terletak sangat dekat dengan perbatasan Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. Ancaman nuklir tidak hanya menciptakan risiko langsung bagi kehidupan jutaan orang di sekitar Semenanjung Korea tetapi juga berdampak pada stabilitas di kawasan Asia Timur dan bahkan dunia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun