Mohon tunggu...
Fathul Aziz
Fathul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya merupakan mahasiswa yang aktif dalam bersosialisasi dan menyukai hal baru terutama di dunia komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Aplikasi Instagram Dalam Mengkampanyekan Paslon Urut 02 UU Saeful Dan Nurul Sumarheni

4 Januari 2025   10:06 Diperbarui: 4 Januari 2025   10:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode 

Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana pesan-pesan politik disampaikan melalui media sosial, khususnya Instagram, dan bagaimana audiens meresponsnya. Penelitian ini tidak hanya mengandalkan data statistik atau angka-angka, tetapi juga melihat konteks, makna, dan persepsi yang ada di balik setiap konten yang diunggah oleh tim kampanye Paslon Urut 02, UU Saeful dan Nurul Sumarheni. Pendekatan ini memungkinkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang bagaimana pesan kampanye dapat diterima dan dipahami oleh audiens yang lebih luas, yang sering kali memiliki latar belakang dan pandangan yang berbeda.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi akun Instagram "simpulbekasi" yang digunakan untuk mengkampanyekan Paslon Urut 02. Data primer ini mencakup sejumlah metrik yang ada di Instagram, seperti jumlah likes, komentar, serta jenis dan format konten yang diunggah. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan analisis mendalam terhadap berbagai konten yang telah diposting di akun Instagram tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana setiap konten berinteraksi dengan audiens, apakah ada korelasi antara jumlah interaksi dengan jenis konten yang diunggah, dan bagaimana konten tersebut mendukung pesan kampanye Paslon UU Saeful dan Nurul Sumarheni. Peneliti juga akan memperhatikan interaksi audiens melalui komentar-komentar yang muncul pada setiap postingan, untuk mengidentifikasi sejauh mana audiens merasa terlibat dalam kampanye dan pesan yang ingin disampaikan oleh Paslon tersebut.

Sebagai tambahan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan informasi mengenai keputusan UU Saeful Mikdar untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Keputusan ini menjadi informasi penting karena dapat memberikan konteks mengenai langkah awal yang diambil oleh Paslon 02 dalam memasuki kontestasi Pilkada Kota Bekasi. Data sekunder juga mencakup berita dan informasi terkait dengan langkah-langkah kampanye politik lainnya yang dilakukan di Kota Bekasi, yang berkaitan dengan pengunduran diri UU Saeful Mikdar dan persiapan lainnya dalam rangka mencalonkan diri sebagai calon walikota. Data sekunder ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dinamika politik yang terjadi di Kota Bekasi pada saat itu, yang akan digunakan untuk menilai konteks sosial dan politik yang mempengaruhi kampanye tersebut.

Proses analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan teori Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) sebagai kerangka kerja utama untuk mengevaluasi efektivitas setiap sub-komponen dalam kampanye yang dilakukan melalui Instagram. Teori IMC, yang dikembangkan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, memungkinkan peneliti untuk menganalisis berbagai elemen kampanye secara holistik. Setiap sub-komponen teori IMC, seperti Pesan Merek, Integrasi Kanal Media, Keterlibatan Audiens, Pengukuran Umpan Balik, dan Konsistensi Pesan, akan digunakan untuk menilai seberapa baik kampanye Paslon UU Saeful dan Nurul Sumarheni memanfaatkan Instagram sebagai saluran komunikasi. Dengan menggunakan teori ini, penelitian ini dapat memberikan penilaian yang lebih terstruktur dan menyeluruh mengenai cara-cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan audiens serta efektivitas dari strategi tersebut.

Pada tahap pertama analisis data, peneliti akan menilai pesan yang disampaikan melalui akun Instagram "simpulbekasi" dengan menelaah isi caption, visual, dan tema yang diangkat dalam setiap postingan. Penilaian ini akan dilakukan untuk menentukan seberapa konsisten pesan yang ingin disampaikan oleh Paslon UU Saeful dan Nurul Sumarheni, serta sejauh mana pesan tersebut relevan dan sesuai dengan tujuan kampanye. Selanjutnya, peneliti akan mengevaluasi jenis konten yang dipilih untuk dipublikasikan, apakah itu berbentuk foto, video, atau artikel, serta bagaimana format tersebut dapat meningkatkan daya tarik dan keterlibatan audiens. Dalam hal ini, penting untuk melihat bagaimana strategi konten tersebut berkontribusi pada pencapaian tujuan kampanye, apakah mampu membangun brand image yang kuat dan mendalam bagi Paslon tersebut.

Proses analisis lebih lanjut akan melibatkan pengukuran umpan balik dari audiens yang terlibat dengan kampanye di Instagram. Data insight dari Instagram, seperti engagement rate, jumlah likes, komentar, dan pertumbuhan pengikut, akan dianalisis untuk mengukur seberapa efektif kampanye dalam menarik perhatian dan membangun dukungan. Analisis ini akan membantu peneliti memahami respons audiens terhadap konten yang diposting, serta melihat apakah interaksi audiens meningkat seiring berjalannya waktu. Pada tahap ini, peneliti juga akan memperhatikan elemen interaktif seperti fitur Instagram Stories atau polling yang digunakan untuk meningkatkan keterlibatan audiens dan mendalami sejauh mana fitur ini berkontribusi terhadap pencapaian tujuan kampanye. Dengan menganalisis data insight secara mendalam, penelitian ini akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang dampak yang dihasilkan oleh kampanye di media sosial terhadap audiens.

Hasil dan Pembahasan

  • Pesan Merek (Brand Message)

Evaluasi terhadap pesan yang disampaikan oleh akun Instagram "simpulbekasi" dalam kampanye Paslon Urut 02, UU Saeful dan Nurul Sumarheni, menunjukkan adanya upaya yang jelas dalam membangun identitas merek yang konsisten dan menarik bagi audiens. Salah satu elemen penting dalam pesan ini adalah makna simbolis dari huruf "U" dan "N" yang dipilih sebagai bagian dari nama akun, yaitu "Simpul UNtuk Kota Bekasi". Huruf "U" merujuk pada inisial nama calon walikota, UU Saeful, sedangkan "N" merujuk pada Nurul Sumarheni. Penentuan simbol ini bukan hanya sebagai penanda identitas calon, tetapi juga sebagai penguat pesan tentang kedekatan mereka dengan masyarakat Kota Bekasi. Penggunaan simbol ini dapat dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan kedekatan emosional dengan audiens, di mana calon dianggap sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar dan lebih dekat dengan warga. Hal ini menciptakan citra bahwa kampanye tersebut lebih personal dan berorientasi pada kepentingan masyarakat Kota Bekasi, bukan hanya sekadar upaya politik semata.

Dalam evaluasi lebih lanjut, keterlibatan tokoh publik juga menjadi bagian dari pesan merek yang dibangun. Salah satu contoh yang ditemukan adalah postingan yang menampilkan dukungan dari Bubah Alfian, yang dikaitkan dengan caption "Bubah Alfian aja dukung masa kamu engga". Tokoh publik ini digunakan untuk memperkuat kredibilitas dan daya tarik kampanye, karena tokoh terkenal sering kali dapat menarik perhatian dan membangun kepercayaan dari audiens yang lebih luas. Penggunaan tokoh seperti Bubah Alfian menunjukkan bahwa kampanye ini tidak hanya mengandalkan kandidat utama, tetapi juga memperluas jangkauan melalui dukungan dari figur yang sudah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa Paslon 02 berusaha menampilkan diri mereka sebagai pilihan yang didukung oleh berbagai kalangan, baik dari segi popularitas maupun kualitas.

Selain itu, gaya penyampaian pesan juga memainkan peran penting dalam efektivitas komunikasi kampanye. Pada akun "simpulbekasi", gaya penyampaian pesan terlihat santai, langsung, dan mudah dicerna oleh audiens. Hal ini tercermin dalam caption yang digunakan, seperti "Bubah Alfian aja dukung masa kamu engga", yang berusaha mengajak audiens untuk terlibat tanpa terasa memaksa. Gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu formal, sehingga pesan yang disampaikan terasa lebih akrab dan tidak terlalu politis, yang bisa meningkatkan keterlibatan audiens secara lebih natural. Penyampaian pesan dengan gaya yang lebih santai ini bisa lebih efektif untuk menjangkau pemilih muda, yang cenderung lebih aktif di media sosial dan lebih memilih konten yang informal dan relatable.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun