Kurangnya rasa nasionalisme dalam demokrasi bagi Gen Z tentunya sangat merugikan dan berpotensi memecah belah suatu bangsa sehingga menimbulkan munculnya konflik politik. Selain itu berdampak pada persatuan bangsa Indonesia yang mulai merosot akibat munculnya paham radikalisme akibat perkembangan teknologi. Ernest Renan memberikan pernyataan bahwa nasionalisme merupakan suatu bentuk kesadaran untuk bersatu tanpa adanya dorongan maupun paksaan yang dituntut oleh obsesi dalam mewujudkan kepentingan yang luhur, pada akhirnya menciptakan sebuat identitas nasional atau identitas dari sebuah bangsa.
Nasionalisme dianggap sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya rasa nasionalisme yang tinggi sebuah bangsa mampu untuk berdiri tegak dan memiliki jati diri yang kuat. Nasionalisme menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi tiap bangsa dalam perjalanan bangsa tersebut. Permasalahan mengenai nasionalisme tentunya bukan hal yang dapat dinormalisasikan, penyebab hilangnya persatuan dan kesatuan bisa terjadi karena kurang rasa nasionalisme. Hal ini berbeda dengan generasi pada masa sebelum kemerdekaan, jangankan untuk bersikap nasionalis mereka rela untuk mempertaruhkan nyawa demi menghapus kolonialisme demi mempersatukan bangsa yang diwujudkan dengan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 (Saputri & Najicha, 2023).
Menurut penelitian Rizki (2020) kurangnya rasa nasionalisme akan berdampak negatif antara lain kecenderungan untuk mengabaikan sejarah dan budaya lokal serta kurangnya identitas nasional atau kebangsaan. Selain itu, dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk  lebih menghargai budaya asing daripada budaya lokal. Pada era ini tugas dan tantangan yang konsolidasi identitas nasional menjadi masalah yang kompleks. Globalisasi, teknologi informasi dan media sosial merupakan faktor yang mempengaruhi identitas nasional. Realitanya banyak informasi yang diberikan di berbagai portal berita online tentang akibat dari lunturnya rasa nasionalisme pada Gen Z. Dimulai adanya kasus seperti tawuran dan kekerasan remaja. Konflik sosial tidak akan terjadi apabila rasa nasionalisme benar-benar melekat pada hati seseorang sehingga mampu mencegah perasaan tersebut dengan rasa persaudaraan yang kuar. Kemerosotan rasa nasionalisme di kalangan pemuda berpotensi mengancam rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama bangsa Indonesia sehingga dapat menghancurkan keutuhan negara yang dicintai (Afandi, et al., 2023).
Dalam meningkatkan rasa nasionalisme di era digitalisasi pada Gen Z dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan terkait dengan wawasan nusantara. Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang  gejala sosial yang dinamis dengan 3 unsur (Saputri & Najicha, 2023) :
- Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan Republik Indonesia berupa nusantara dan organisasi negara RI sebagai kesatuan yang utuh
- Isi dari wawasan nusantara adalah inspirasi bangsa Indonesia berupa cita-cita nnasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945
- Tata laku dari wawasan nusantara adalah tindakan bangsa Indonesia untuk melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan dapat menghasilkan wawasan nusantara.
Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus  dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciprakan agar terwujud agar tetap komitmen terhadap kesepakatan bersama. Asas wawasan nusantara terdiri dari (Saputri & Najicha, 2023):
- Kepentingan atau tujuan yang sama
- Keadilan
- Kejujuran
- Solidaritas
- Kerjasama
- Kesetiaan terhadap kesepakatan
Selain itu menumbuhkan karakter pancasila di era generasi Gen Z sangat diperlukan saat ini. Prinsip-prinsip pancasila harus dijunjung tinggi agar tidak terjadi kemerosotan dalam nilai demokrasi. Dasar negara Indonesia adalah pancasila yang menjadi ideologi dan pandangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu (Yusnita, et al., 2024) :
- Menumbuhkan kesadaran
- Pemberian informasi pada generasi Z tidak dapat dilakukan melalui ceramah yang dianggap membosankan. Pemasaran menggunakan media sosial merupakan strategi yang efektif untuk melibatkan Gen Z dalam aspek politik dengan menjadi wadah untuk membicarakan pentingnya nilai-nilai pancasila.
- Penerimaan bahwa nilai – nilai pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia
- Generasi Z perlu  belajar dalam memberikan apresiasi terhadap pancasila agar mereka mampu memahami maknanya. Gen Z memiliki pandangan hidup yang fleksibel dan perasaan yang sulit untuk dipahami. Sehingga mereka kesulitan untuk memahami nilai-nilai yang diperlukan. Hal ini dapat disiasati dengan melakukan diskusi terbuka sebagai langkah dalam mendekati mereka.
- Internalisasi dan penguatan
Gen Z memiliki pandangan yang sangat praktis mengenai perencanaan di masa depan. Hal ini dimaksudkan dengan menggunakan teknik penetapan tujuan yang menjunjung secara lebih mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Generasi Z lebih tertarik pada topik-topik yang berhubungan dengan teknologi terutama dalam hal mewujudkan potensi diri.
Kesimpulan dan Saran
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Sistem pemerintahan di Indonesia dijalankan melalui rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan pers membuat tiap orang berhak untuk menyampaikan pendapatnya dalam berpolitik salah satunya melalui media online. Pertumbuhan Gen Z bersamaan dengan perkembangan media online yang semakin mudah untuk digunakan dan dapat diakses oleh siapapun. Meningkatnya penggunaan media online memberikan dampak negatif yaitu mulai masuknya budaya luar, munculnya berita hoax dan sebagainya yang berpotensi melunturkan rasa nasionalisme pada Gen Z. Saran yang dapat dilakukan untuk menangani hal tersebut yaitu dengan meningkatkan wawasan nusantara dan menanamkan karakter pancasila pada Gen Z. Harapannya perguruan tinggi dapat terus aktif dalam melakukan penguatan bekal wawasan yang positif untuk para Gen Z sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan zaman dengan baik. Pada akhirnya, generasi milenial saat ini dapat menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan membawa kemajuan serta kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Dewantara, J. A., Asmawati, Jawanti, A. M., Sari, M. N., Syafitri, D., & Annesta, D. (2023). Kurangnya rasa nasionalisme pada anak : tantangan dan upaya penguatan identitas nasional di era kontemporer. Jurnal PPKn, 17-26.