Mohon tunggu...
Fathorrasik
Fathorrasik Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep

MENGALIR SEPERTI SUNGAI YANG MENGARAH PADA SAMUDERA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Solidaritas Tim Melalui Tour Wali Songo: Sebuah Catatan Pendampingan

11 November 2024   22:57 Diperbarui: 11 November 2024   23:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis melaksanakan tugas Pendampingan Tindak Lanjut AKMI 2024 pada pereode 7 dengan enam sasaran Madrasah, satu madrasah di Kota Mojokerto dan lima madrasah di Kabupaten Jombang. Pendampingan kali ini berjalan penuh keakraban dan kekeluargaan sehingga membantu dalam menjalankan tugas pendampingan. Penulis sangat menikmati suasana lingkungan madrasah, dimana semua warga madrasah di beberapa lembaga tersebut terlihat sangat solid. Lima dari enam madrasah yang Penulis kunjungi rata-rata kondisi madrasahnya terbilang lumayan maju. Hal ini terlihat tidak saja dari sarana prasarana yang cukup memadai, tapi juga dari jumlah siswa baru yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Melihat fenomena tersebut Penulis tergelitik untuk menelisik lebih lanjut, trik apa yang dilakukan kepala madrasah dalam membangun solidaritas tim? Dan bagaimana kegiatan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas madrasah?

Dari wawancara singkat dengan beberapa kepala madrasah, Penulis mendapatkan informasi ternyata madrasah mempunyai tradisi yang sama, yaitu mengadakan kegiatan tour walisongo atau walilimo setiap menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang melibatkan semua warga madrasah. Dugaan penulis Tour Wali Songo bukan hanya sekedar perjalanan religi, melainkan juga sebuah kegiatan yang dapat mempererat solidaritas tim. Mengunjungi makam para wali tidak hanya memberikan wawasan sejarah Islam di Indonesia tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, saling peduli, dan membangun empati antar anggota tim. Membangun solidaritas tim melalui Tour Wali Songo adalah sebuah strategi yang efektif dan bermakna. Melalui aktivitas ini, setiap anggota tidak hanya akan mendapatkan pengalaman spiritual, tetapi juga mempererat tali persaudaraan, meningkatkan kemampuan kerja sama, serta menanamkan nilai-nilai empati dan saling menghargai. Solidaritas yang terbentuk dari kegiatan ini dapat menjadi pondasi yang kuat bagi tim dalam mencapai kesuksesan bersama.

Dalam manajemen modern Tour Wali Songo dapat dikaitkan dengan konsep gathering. Konsep ini digunakan untuk meningkatkan solidaritas, komunikasi, dan kerjasama di antara anggota tim. Berikut adalah beberapa elemen yang relevan:

Menumbuhkan Cohesive Team Culture (Budaya Tim yang Kohesif)

Membangun budaya tim yang kohesif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Tour Wali Songo dapat dijadikan momen untuk memperkuat budaya tim, dengan memadukan nilai-nilai perjuangan, toleransi, dan kebersamaan yang diwariskan oleh para wali. Kesempatan ini memungkinkan anggota tim mengenal satu sama lain diluar konteks pekerjaan, sehingga tercipta hubungan yang lebih erat dan solidaritas yang lebih kuat.

Meningkatkan Engagement dan Kepuasan Karyawan

Gathering dalam konteks modern bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan dengan memberikan pengalaman yang berbeda dari rutinitas sehari-hari. Dengan Tour Wali Songo, tim bisa merasakan pengalaman spriritual yang mendalam sekaligus mendapatkan suasana baru. Hal ini dapat meningkatkan engagement anggota tim karena mereka merasa lebih diperhatikan dan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak hanya menambah wawasan spiritual, tetapi juga memperkaya jiwa.

Mengembangkan Leadership dan Followership

Dalam manajemen modern, setiap anggota tim diharapkan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin sekaligus pengikut yang baik. Dalam Tour Wali Songo anggota tim bisa bergiliran mengambil peran dalam memimpin kelompok atau mengatur jalannya kegiatan yang memperkuat keterampilan kepemimpinan mereka. Disisi lain, mereka juga belajar menjadi pengikut yang efektif dengan mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti arahan untuk keseimbangan dinamis dalam sebuah tim.

Refleksi dan Penguatan Tujuan Bersama

Sejalan dengan gathering modern yang sering kali mengusung tema refleksi dan penyusunan tujuan, Tour Wali Songo memberi kesempatan bagi tim untuk merefleksikan tujuan pribadi dan tim. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini bisa menjadi momen reflektif bagi anggota tim, di mana mereka bisa merenungkan nilai dan tujuan hidup yang sejalan dengan visi perusahaan. Pengalaman ini memperkuat tujuan bersama di dalam tim dan membuat mereka lebih berkomitmen untuk mencapai target organisasi dengan integritas yang lebih tinggi.

Peningkatan Emotional Intelligence

Manajemen modern menempatkan emotional intelligence (EQ) sebagai salah satu kompetensi kunci dalam membangun tim yang efektif. Tour Wali Songo mengajarkan empati dan kepedulian, karena perjalanan ini kerap kali memiliki tantangan fisik dan mental. Anggota tim belajar memahami batas dan kebutuhan satu sama lain, serta saling mendukung di setiap kesempatan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan EQ yang sangat berguna untuk mengelola dinamika tim secara lebih efektif.

Menyelaraskan Nilai Sprirutual dengan Nilai Korporasi

Tour religi ini juga bisa menjadi ajang untuk menyelaraskan nilai-nilai spiritual anggota tim dengan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Dalam manajemen modern, banyak perusahaan menerapkan nilai-nilai integritas, kerja keras, dan kebersamaan nilai yang sangat selaras dengan pesan yang disampaikan dalam kisah Wali Songo. Melalui perjalanan ini, anggota tim dapat memadukan nilai spiritual dan budaya perusahaan, sehingga mereka merasa bekerja bukan hanya untuk tujuan material, tetapi juga memiliki dimensi spiritual.

 

Alhasil, Tour Wali Songo bukan hanya berfungsi sebagai perjalanan religi, tetapi juga sebagai strategi team-building yang dapat meningkatkan engagement, memperkuat budaya perusahaan, dan menciptakan solidaritas yang kokoh di antara anggota tim. Memadukan unsur spiritualitas dalam gathering modern bisa memberikan dampak yang lebih besar pada produktivitas dan kepuasan kerja, membentuk tim yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki nilai empati dan kebersamaan yang kuat.

 

Daftar Bacaan

Fathorrasik. 2021. Total Quality Management dan Budaya Organisasi. Lumajang: Clik Media

Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior. Jilid II. Alih Bahasa: Diana Anggelica. Jakarta: Salemba Empat

Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications. Jilid I. Alih Bahasa: Dr. Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo

Sutrisno, Edy. 2013. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun